"Hai orang-orang yang mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! Dia yang memelihara nyawa orang-orang yang dikasihi-Nya akan melepaskan mereka dari tangan orang-orang fasik.” Mazmur 97:10
TUHAN adalah raja. Perikop ini menggambarkan bagaimana kuasa TUHAN melebihi semua yang kita bayangkan dan ayat 2-6 memaparkan semua kemampuan-Nya. Lalu pertanyaannya, apakah kita sudah layak disebut sebagai penyembah TUHAN?
Seorang pemimpin dicerminkan dari pengikutnya. Ketika kita melihat sebuah organisasi atau instansi tertentu, kualitas pemimpin terlihat dari cara timnya bekerja. Kita sebagai orang Kristen sering kali mengungkapkan kata-kata “TUHAN pemimpin kita,” “TUHAN raja kita,” “TUHAN nahkoda dalam hidup kita.” Dan kita menempatkan diri sebagai pekerja TUHAN. Namun apakah semua yang kita lakukan telah mencerminkan hal tersebut?
Di era bangsa Israel, penyembah allah-allah mencerminkan kualitas penyembahan mereka. Mereka menyembah allah-allah berbentuk patung yang tidak dapat berbuat apa-apa tetapi disembah setiap waktu. Ayat 7 menegaskan bahwa orang yang beribadah kepada patung akan mendapat malu karena tidak dapat dibandingkan.
Bayangkan bagaimana mungkin patung dari kayu, dari emas atau patung lainnya dapat dibandingkan dengan tiang awan dan tiang api yang dimiliki oleh bangsa Israel? Betapa megahnya tiang awan dan tiang api yang menjadi pembela Israel! Belum lagi terhitung semua mukjizat yang dilakukan oleh-Nya! Luar biasa! “Sebab Engkaulah, ya TUHAN, Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala allah.” (ay. 9)
Perikop ini diakhiri dengan ajakan untuk menjadi penyembah TUHAN yang luar biasa! Ajakan untuk menjadi berbeda dengan dunia ini. Kalau kita mengasihi TUHAN, bencilah kejahatan! (ay. 10) Kalau kita mencintai TUHAN, bersukacitalah dalam ketulusan! (ay. 11) Kalau mau dipimpin TUHAN, bersyukurlah atas Nama-Nya yang kudus! (ay. 12)
Pada akhirnya, semua tindakan kita akan mencerminkan iman kita. Dan diri kita menjadi cerminan untuk memuliakan TUHAN Raja kita! Haleluya!