KESIA-SIAAN PENYEMBAHAN BERHALA ~ MAZMUR 115
Beberapa saat sebelum menerangkan tema tentang sia-sianya penyembahan berhala, pembicara mengajukan pertanyaan kepada sidang,
“Jika anda setuju akan kesia-siaan dalam penyembahan berhala, Anda seharusnya setuju Mazmur 115 dengan MRT …. Ada Amin?” Semua jemaat terdiam. hening sejenak, tidak mengerti maksud pertanyaan pembicara sehingga mereka tidak menjawabnya.
Sepengetahuan khalayak ramai, MRT adalah kereta api cepat yang dimulai di Jakarta untuk menghindari kemacetan. Lalu apa hubungannya dengan penyembahan berhala? Pembicara senang jemaat tidak segera menjawab pertanyaannya karena berarti mereka tidak begitu saja sembarangan menjawab. Nah, kalau Anda yang membaca editorial ini masih juga tidak mengerti, silakan membaca lengkapnya Firman Tuhan mengenai Mazmur 115 di halaman-halaman Warta Kesaksian ini.
Ternyata MRT adalah sebuah singkatan untuk mempermudah kita mengingat-ingat kembali pengertian Mazmur 115 tentang betapa sia-sianya penyembahan berhala yang menghalangi kita masuk dalam Kerajaan Surga.
Berhala dijelaskan sebagai suatu keadaan atau keinginan yang menempatkan prioritas kita lebih daripada Tuhan atau melampaui Dia.
Mari kita coba menyimaknya agar kita tidak menyembah berhala.
M mewakili kalimat: “MULIAKAN TUHAN DALAM SEGALA KONDISI” – saat senang atau susah, puas atau kecewa, dipuji atau dikritik atau disakiti…..
R mewakili kalimat: “RUNTUHKAN IDOLAMU” sedangkan ….
T adalah “TUMBUHKAN KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN”
Dampak menggunakan MRT dilanjutkan di sesi ke-2 yakni hidup yang diberkati dan penuh dengan puji- pujian…. Akhirnya kita setuju juga bahwa dengan menggunakan MRT kita serasa naik kereta api cepat yang bebas hambatan dalam perjalanan kita menuju Surga.