”Bersorak-soraklah bagi Tuhan hai seluruh bumi, bergembiralah bermazmurlah! Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi dan lagu yang nyaring, dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-soraklah di hadapan Raja, yakni TUHAN!” Mazmur 98:4-6
Seruan dan ajakan dari penulis Mazmur 98 begitu menggetarkan hati sidang jemaat GKGA ketika mempelajari kitab tersebut hari Minggu lalu. Israel baru saja mengalami perbuatan ajaib Tuhan yakni dilepaskan dari kepungan Raja Sanherib yang kejam dari Asyur (2 Raja. 18 – 19). Nyanyian ini ditulis saat Israel baru saja mengalami kesesakan. Penulis lagu ini juga mengajak kita yang baru saja mengalami kesesakan/ kesukaran dan telah ditolong Tuhan untuk bersorak-sorai dengan penuh sukacita. Biarlah kita yang belum mengalami kemenangan menyadari bahwa sering kali kesesakan dan kesukaran yang kita alami bertujuan agar kita pun dapat mengalami perbuatan ajaib dari Tuhan.
Hizkia, raja Israel, yang pada waktu itu mengalami kesesakan, berseru dan mohon pertolongan kepada TUHAN, mengakui bahwa hanya Tuhan Allah Israel-lah satu-satunya Allah yang dapat menyelamatkan Israel dari kesesakan mereka. Doa Hizkia kemudian dijawab Tuhan dan Israel diluputkan dari ancaman Sanherib. Ucapan syukur itu dituangkan dalam Mazmur 98:4-6 sebagai nyanyian penuh sukacita dan sorak-sorai disertai dengan permainan segala alat musik yang mereka miliki ditujukan hanya kepada TUHAN yang layak menerima pujian.
Kemuliaan TUHAN digambarkan dengan fenomena alam yang begitu dahsyat seperti laut bergemuruh, sungai bertepuk tangan dan gunung yang bersorak-sorai (ay. 7-9). Sungguh, Ia adalah Allah yang adil yang akan menghakimi dunia. Ia adalah Allah yang membela umat-Nya yang sungguh-sungguh mencari Dia dan berseru kepada-Nya!