Kita akan melihat penyembuhan seluruh jiwa kita – pikiran, kehendak, dan emosi – seperti yang digambarkan oleh Daud di dalam Mazmur 23.
MENYEGARKAN DAN MEMULIHKAN JIWA
Pemazmur Daud mengatakan bahwa Tuhanlah yang memimpin kita, memberi makan, membimbing, melindungi dan membaringkan kita untuk beristirahat, menyegarkan dan memulihkan jiwa kita (ay. 1-3).
Dengan jiwa kitalah tubuh kita berhubungan dengan dunia dan dengan roh kitalah kita berhubungan dengan Allah. Jiwa kita banyak berkaitan dengan kepribadian kita.
Mazmur 23:3 mengatakan bahwa Allah akan menyegarkan (restore = memulihkan) jiwa kita maksudnya Allah akan mengembalikan kita pada keadaan/kondisi semula sebelum kita menyimpang dari rencana baik Allah yang telah Ia tentukan bagi kita sebelum kita lahir atau sebelum Iblis menyerang kita atau mengalihkan kita dari rencana Allah.
RENCANA YANG TELAH ALLAH TENTUKAN
Allah telah mempersiapkan rencana bagi kita sebelum kita lahir di dunia ini dan rencana itu bukan rencana kegagalan, kesengsaraan, kemiskinan atau penyakit tetapi rancangan damai sejahtera dan hari depan penuh harapan (Yer. 29:11). Namun Iblis mengganggu rencana itu dan menghancurkan hal baik yang telah Allah pikirkan bagi kita. Persis seperti dikatakan oleh Yesus bahwa pencuri datang untuk mencuri, membunuh dan membinasakan tetapi Ia datang supaya mereka mempunyai hidup dan dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10).
Tampak aneh jika Allah begitu mengasihi kita dan memiliki rencana bagus bagi kita tetapi kenyataannya kita menderita sengsara. Kita harus ingat bahwa kita memiliki musuh yang selalu ingin menghancurkan rencana indah Allah. Namun perlu dipahami bahwa Allah tidak suka seseorang melukai kita dan berusaha menghancurkan rencana-Nya bagi kita.
Merupakan penghiburan besar jika kita mau memercayakan diri kepada-Nya karena hanya Dia yang memiliki kekuatan untuk memulihkan apa yang telah hilang dari kita entah karena kesalahan kita sendiri maupun kesalahan musuh kita.
KEMBALI KE TITIK PEMBERANGKATAN
Makna mendasar dari kata ‘memulihkan” ialah “mengembalikan pada kondisi atau ke titik semula”. Allah ingin membawa kita kembali pada titik keberangkatan, tempat di mana kita mulai menyimpang dari rencana-Nya bagi kita lalu membawa kita maju dari tempat itu untuk mewujudkan semuanya seperti yang Ia rencanakan sejak awal. Ia tidak akan membawa kita kembali secara fisik. Jika ada sesuatu di masa lalu yang perlu kita hadapi dan selesaikan, Roh kudus akan mengingatkan hal itu kembali kepada kita (Yoh. 14:26) sehingga kita tidak perlu mencari-cari. Sebagian orang mencari-cari pemulihan emosional selama bertahun-tahun dengan kembali ke alam bawah sadar mereka lalu mengungkit-ungkit segala bentuk kenangan yang berbahaya dan menyakitkan. Ini berbahaya. Adalah lebih bijaksana untuk bergantung kepada Roh Kudus yang akan mengingatkan hal-hal yang perlu dibereskan dan disingkirkan.
KEBAIKAN DARI YANG JAHAT
Sekalipun Allah tidak mengubah apa yang telah terjadi atas diri Anda, Ia dapat mengubah konsekuensinya seperti dialami oleh Yusuf (Kej. 50:20) yang mana kejahatan saudara-saudaranya dipakai Allah sebagai jalan kebaikan untuk menyelamatkan mereka dan keluarga mereka dari kelaparan.
Yesaya 61:3 mengatakan bahwa salah satu bagian dari proses pemulihan, Tuhan memberikan perhiasan sebagai ganti abu. Agar semua ini dapat terjadi pada kita, kita harus rela menyerahkan abu itu kepada-Nya. Anda mungkin pernah mengalami luka di masa lalu dan menyimpan luka hati itu. Sesekali Anda mengeluarkannya dan menangisinya. Anda perlu melepaskan abu itu dan membiarkan Roh Kudus meniupnya ke tempat di mana mereka tidak dapat ditemukan lagi. Tidak ada waktu lagi untuk meratapi abu masa lalu.
Allah memiliki rencana dan tidak pernah mengubah rencana-Nya. Sejak musuh melukai Anda, Allah merencanakan pemulihan di dalam hati-Nya. Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden, Ia tidak pernah merencanakan mereka jatuh ke dalam dosa. Begitu mereka terjatuh dalam dosa dan menjadi budak Iblis, Allah bekerja untuk memulihkan mereka dengan mengutus Anak-Nya untuk membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu (1 Yoh. 3:8).
PIALAKU PENUH MELIMPAH
“….Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh melimpah…” (Mzm. 23:4-6)
Pujian Daud ini menggambarkan kondisi yang Tuhan inginkan untuk kita alami yaitu Ia ingin kita terlindungi, dituntun dan dihibur. Ia ingin menyajikan hidangan bagi lawan-lawan kita. Ia ingin mengurapi kita dengan minyak sukacita bukannya perkabungan. Ia ingin agar piala kita melimpah dalam syukur dan pujian kepada-Nya atas kebaikan, belas kasihan dan kasih-Nya yang tak ada habis-habisnya bagi kita. Dan Ia ingin kita hidup selamanya di dalam hadirat-Nya yang kudus. Semua ini merupakan bagian dari rencana-Nya tanpa memandang seberapa jauh kita telah terjatuh. Ia ingin membangkitkan dan memulihkan kita kepada rencana-Nya.
KEPALA DAN KAKI YANG REMUK
“….Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini, antara keturunanmu dengan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej. 3:13- 15)
Allah mengutuk ular yang telah memperdaya Adam-Hawa yang menyebabkan mereka jatuh dalam dosa karena telah merusak rencana-Nya bagi mereka. Ia memberitahu ular bahwa ia akan meremukkan tumit keturunan perempuan itu sementara keturunan perempuan akan meremukkan kepalanya.
Saat Anda terluka, teraniaya atau disesatkan oleh Iblis sehingga melakukan dosa, saat itulah Iblis meremukkan tumit Anda. Dan janji Tuhan adalah saat ia meremukkan tumit anda, Anda dapat meremukkan kepalanya. Namun Anda tidak akan dapat meremukkan kepala Iblis dengan duduk saja menangisi masa lalu Anda. Satu-satunya cara agar Anda dapat meremukkan kepala Iblis ialah dengan melakukan pekerjaan Allah tanpa memandang segala sesuatu yang dilakukan musuh untuk menghentikan Anda.
Jangan sibuk mengurusi luka-luka Anda sendiri, sibukkan dengan meremukkan kepala setan yang meremukkan tumit Anda dengan jalan menjadi berkat bagi orang lain.
Alkitab mengatakan cara untuk mengalahkan kejahatan ialah mengalahkannya dengan kebaikan (Rm. 12:21). Untuk itu dibutuhkan kerja keras dan tekad yang tidak terjadi begitu saja. Kita harus memutuskan untuk melakukannya.
(bersambung)