Alkitab memberikan contoh Daud, seorang yang berkenan di hati Allah, untuk melihat bagaimana ia menangani masalah depresi yang dialaminya.
DAUD MENANGANI DEPRESI
Ada tiga hal yang dilakukan Daud dalam menanggapi perasaannya yang tertekan. Ia mulai menatap jiwanya yang merasa tertekan. Pertama-tama, ia mengajukan pertanyaan kepada jiwanya dengan bertanya, “Mengapa kau tertekan?” Lalu ia memberikan instruksi kepada jiwanya, “Berharaplah kepada Tuhan.” Akhirnya ia menyatakan apa yang akan dilakukannya, “Aku akan memuji Tuhan.”
Kita harus mengikuti pola dasar tindakan ini saat kita menghadapi depresi. Kita telah diberi kehendak bebas tetapi kita tidak boleh membiarkan setan mengambil kendali atas kehendak bebas itu. Allah tidak pernah mencoba mengambil alih kehendak bebas kita dan Roh Kudus mendorong, memimpin, membimbing dan mengarahkan kita. Bila Allah tidak pernah memaksa dan menekan kita, setan malah terus memaksa, menekan dan membuat kita melakukan apa yanag tidak ingin kita lakukan. Oleh karena itu di dalam pergumulan menghadapi depresi dan emosi negatif lainnya kita memiliki kehendak bebas kita.
Mari kita melihat rencana daud dalam mengatasi depresi:
MEMUJI TUHAN
Saat kita merasa tertekan, kita harus mendengarkan musik pujian dan berlatih berulang-ulang serta bernyanyi bagi Tuhan, menciptakan keriangan di dalam hati tanpa memedulikan bagaimana perasaan kita. Dengan bertindak seperti ini kita sedang “mengenakan jubah pujian” (Yes. 61:3) yang diberikan kepada kita sebagai ganti “semangat yang kabur”.
Allah memperlengkapi kita denga napa yang kita butuhkan untuk berjalan di dalam ekmenangan tetapi kita harus “mengenakan/memakainya”. Jika setan berusaha membuat kita down melalui depresi, Allah mengangkat kita dari depresi melalui nyanyian, kata-kata penuh harapan dan musik yang memberi inspirasi.
MENGINGAT TUHAN
Saat kita down, Iblis ingin kita mengingat hal-hal buruk yang pernah menimpa kita dan setiap hal yang memalukan yang pernah kita lakukan. Pada saat yang sama Allah ingin kita mengangkat pandangan, tangan dan hati kita untuk menyanyikan pujian kepada-Nya di tengah-tengah situasi yang menyedihkan. Bukankah Raja Saul memanggil Daud agar memainkan kecapinya untuk menghibur jiwanya yang gelisah saat ia diganggu oleh roh jahat (1 Sam. 16:14-23)?
MENYANYI, BERDOA, BERHARAP DAN MEMUJI
Ketika jiwa Daud sedang mengeluh/mengerang, ia menaruh harapannya kepada Tuhan, menantikan Dia dengan penuh harap serta memuji Dia yang adalah Penolongnya. Saat dia terjepit hendak dilempari batu oleh rakyatnya, dia menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan Allahnya (1 Sam. 30:6).
MENGALAHKAN DAN BANGKIT
Iblis ingin memakai jiwa, pikiran dan emosi kita untuk menguasai roh dan hati kita. Ia ingin menghancurkan kehidupan kita sehingga kita menjadi lumpuh tidak mampu berbuat apa-apa melawan kerajaan kegelapannya. Jika orang-orang yang tidak mengenal Tuhan kewalahan dan menyerah, kita seharusnya menang dan bangkit. Apa yang harus kita lakukan?
MENGINGAT, MERENUNGKAN, MELUASKAN DAN MENGANGKAT
Saat down, Daud berseru kepada Tuhan memohon pertolongan (Mzm. 143:5-8). Ketika kita merasa tenggelam ke dalam jurang depresi, hendaknya kita merenungkan semua yang telah diperbuat Tuhan kepada kita. Kita mengingat pekerjaan tangan-Nya yang ajaib, berseru kepada-Nya dan mengangkat jiwa kita kepada-Nya. Berapapun lamanya kita menunggu jawaban dari-Nya, kita tetap beriman Ia akan membebaskan kita sama seperti Ia membebaskan Daud dari segala kesedihannya.
MENCARI TANAH YANG RATA
Daud berseru agar Allah melepaskannya dari musuh-musuhnya dan meminta Ia mengajarkan kehendak-Nya dan membiarkan Roh-Nya menuntun dia menuju tanah yang rata (Mzm. 143:9-12). Puas dengan siapa dirinya dan milik siapa dia, Daud mampu menempatkan dirinya di dalam tangan Tuhan dan mengizinkan Dia meluputkannya dari masalah, membebaskannya dari tekanan, menghukum musuh-musuhnya dan membuat dia berkemenangan atas semua orang yang menyiksa jiwanya karena ia adalah milik Tuhan.
Kita harus menyerahkan diri ke tangan Tuhan dan membiarkan Dia bertindak mewakili kita untuk merebut kemenangan kita atas Iblis dan bertahan di dalam usahanya untuk menyeret kita ke jurang depresi dan keputusasaan.
LAWANLAH!
Daud meneruskan pujiannya kepada Tuhan yang adalah gunung batunya, kekuatannya, perisai dan kepada siapa ia berlindung serta menundukkan musuh-musuhnya (Mzm. 144:1-2).
Kita harus melakukan seperti yang Daud lakukan. Kita harus mengakui kelemahan kita, menundukkannya di hadapan Tuhan, berseru kepada-Nya memohon pertolongan lalu melawan depresi itu di dalam kekuatan dan kuasa Roh Kudus.
Bagaimana cara kita melawannya? Dengan meluangkan waktu berada bersama Tuhan. Dengan mengucapkan Firman-Nya, mengangkat tangan dan hati mempersembahkan pujian syukur kepada Tuhan, gunung batu dan kekuatan kita, menara pembebasan kita, kepada siapa kita percaya dan berlindung maka Ia menundukkan musuh- musuh kita di bawah kaki kita.