Saat kita sangat tertekan, perasaan kita sangat buruk. Lalu datanglah Iblis menambah penderitaan kita dengan mengingatkan hal-hal buruk yang pernah kita pikirkan, ucapkan atau lakukan. Tujuannya ialah membuat kita tetap merasa menderita dan hilang harapan sehingga kita tidak pernah dapat bangkit atau menggenapi panggilan Allah dalam hidup kita.
Kita harus belajar untuk menolak terjerumus ke dalam “jurang” depresi di mana kita menjadi objek belas kasihan dari penyiksa jiwa kita yang ingin menghancurkan hidup kita dan kesaksian kita bagi Kristus.
Jika kita ingin menghindari terjerumus ke dalam ekstrem yang rendah kita harus menghindari ekstrem yang tinggi. Saat emosi terlalu tinggi, kita harus turun supaya berhenti pada level emosi nomal yang oleh Daud dinamakan “tanah datar” (Mzm. 143:9-10). Kita harus menghindari kecanduan emosional jika tidak ingin terjerumus ke kedalaman depresi.
Meskipun depresi tidak disebut-sebut di dalam Alkitab, istilah yang paling mendekati ialah “tertekan” seperti tertulis di Mazmur 43:5 di mana Daud bertanya, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku?” Juga istilah lain berkaitan dengan emosi yang dibahas di Alkitab seperti keputusasaan, patah semangat, kekecewaan, kehancuran, utang, penyakit, tekanan dan perpecahan membuat kita terperosok ke dalam depresi.
Apa itu putus asa? Menurut kamus, kata “putus asa” berarti hilangnya harapan, sesuatu yang menghancurkan seluruh harapan.
Kita tahu betapa frustasinya saat kita harus melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tidak peduli ke arah mana kita tuju, tampak tidak ada jalan keluar. Namun bagi orang percaya sesungguhnya selalu ada jalan keluar dari setiap situasi karena Yesus mengatakan “Akulah jalan” (Yoh. 14:6). Ia berjanji tidak pernah meninggalkan atau membiarkan kita (Ibr. 13:5). Jadi saat menghadapi jalan buntu, kita tidak perlu putus asa karena Ia akan menunjukkan jalan menuju kemenangan.
Kita pasti kecewa saat rencana kita gagal, harapan kita tidak menjadi nyata, tujuan tidak tercapai dan semua tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Saat hal-hal seperti ini terjadi, kita mengalami kondisi tertekan dan dapat mengarah pada depresi jika tidak ditangani dengan benar. Saat itulah kita harus membuat keputusan untuk beradaptasi, mengambil pendekatan baru atau berjalan terus dengan mengabaikan perasaan-perasaan kita. Kita harus ingat bahwa kita memiliki Allah yang berdiam di dalam kita sehingga kita tidak akan mudah menyerah dan berhenti hanya karena emosi-emosi kita.
Alkitab mengajarkan agar kita tidak berutang kepada siapa pun selain (2 Raja. 4:7) mengasihi Dia. Ketika kita membiarkan utang melilit kita, ini dapat mendatangkan semangat yang patah bahkan depresi. Sadari emosi yang tidak terkontrol membuat kita terjerat utang sebab kita berusaha hidup di luar batas kemampuan karena keinginan untuk kesenangan pribadi! Semua disebabkan karena emosi dan kurangnya hikmat! Bila kita ingin masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus belajar hidup dengan hikmat (Ams. 3:13) bukannya dengan keinginan jasmani yang adalah emosi manusiawi. Jika kita mendengarkan dorongan Roh kudus, kita tidak akan terlibat dalam kesulitan. Sebaliknya jika kita hidup menuruti keinginan daging, kita sedang menuju kehancuran.
Hikmat membantu membuat keputusan yang memperhitungkan masa depan sedangkan emosi melakukan apa yang dirasa baik hari ini tanpa memikirkan hari esok. Akibatnya saat esok tiba orang yang berhikmat menikmati damai sejahtera dan rasa aman sementara orang bodoh mengalami patah semangat dan depresi. Untuk menjalani kehidupan dispilin untuk menghasilkan buah baik dalam kehidupan kita, kita harus bersedia menginvestasikan hari ini sehingga kita dapat menuai di hari esok.
PENYAKIT, TEKANAN DAN PERPECAHAN
Kata “penyakit” berarti ketidaknyamanan dan selangkah dari kematian. Jika seseorang merasa tidak enak sepanjang waktu, ketidaknyamanan dapat menjerumuskannya ke dalam depresi.
Merasa tertekan berarti merasa terhambat atau penuh dengan kecemasan atau penderitaan. Perasaan semacam ini dapat mengarah pada kondisi depresi jika tidak ditangani dengan benar dan tepat waktu.
Seperti tertulis di dalam 1 Korintus 1:10, perpecahan menunjuk pada perselisihan, ketidakharmonisan, ketidaksepakatan atau konflik. Perpecahan terjadi karena kita menuruti perasaan bukannya Roh (Yak. 4:1).
Pemazmur mengatakan walau ia menghadapi situasi yang menekan, ia tidak berputus asa atau menjadi tertekan karena keyakinannya bahwa Tuhan akan mengangkat kepalanya (Mzm. 3:2-4).
Saat kita tertekan, segala sesuatu di sekeliling kita mulai berjatuhan dan kehilangan kekuatannya. Kepala dan tangan serta hati kita mula lunglai bahkan mata dan suara kita menjadi lebih rendah.
Saat orang-orang mengecewakan kita, jangan menjadi patah semangat dan tertekan, Tuhan ingin kita mengangkat kepala dan mata kita untuk memandang ke sekeliling kita (bukan fokus pada masalah kita), memercayai Dia yang akan memimpin kita ke dalam situasi yang lebih baik karena Ia telah merencanakannya bagi kita seperti dialami oleh Abram (Kej. 13).
Tidak peduli bagaimana kehidupan Anda saat ini, Anda hanya memiliki dua pilihan. Yang satu adalah menyerah dan berhenti, yang lain adalah maju terus. Jika Anda memutuskan untuk maju terus, sekali lagi Anda mempunyai dua pilihan: hidup di dalam depresi dan kesengsaraan atau hidup di dalam pengharapan dan sukacita.
Memilih untuk hidup di dalam pengharapan dan sukacita tidak berarti bahwa Anda tidak akan mengalami kekecewaan atau situasi yang membuat kita patah semangat. Anda harus memutuskan untuk tidak membiarkan situasi itu membuat Anda menjadi down. Sebaliknya, Anda mengangkat pandangan serta kepala dan hati Anda untuk tidak melihat permasalahan Anda tetapi melihat Tuhan yang telah berjanji mengantar Anda menuju kemakmuran dan kemenangan. Setan ingin membuat Anda down tetapi Allah ingin mengangkat Anda. Mana yang Anda pilih?
Tahukah Anda bahwa Roh Kudus selalu berkarya mengangkat kita? Saat Yesus naik ke Surga, Ia minta kepada Bapa mengirimkan Penolong untuk mendampingi, memberi semangat, mendidik dan menasihati murid-murid-Nya (Yoh. 14:16).
Masing-masing dari kita menghadapi kekecewaan terhadap orang-orang dan situasi dalam kehidupan kita. Untuk itu Roh Kudus menjadi penolong permanen kita untuk mencegah agar kita tidak menjadi tertekan.
MENEKAN ATAU TERTEKAN?
Setan mendatangi kita untuk membuat kita tertekan/depresi, patah semangat, sedih, menekan/melemahkan aktivitas atau kekuatan kita bagi Allah. Setan mencoba mencegah kita agar tidak maju tetapi mundur sementara Allah ingin menguatkan dan mendesak kita untuk maju terus. Apakah kita maju terus atau malah mundur?
BERBAGAI DAMPAK DARI DEPRESI
Definisi psikiatrik dari depresi ialah suatu kondisi neurotik atau psikologis yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi.
Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, insomnia, perasaan sedih dan bersalah bahkan sikap menarik diri dari masyarakat merupakan gejala depresi berat.
PENYEBAB DEPRESI
Ada banyak penyebab dari depresi, antara lain:
- Rasa bersalah.
Sebagian orang merasa begitu depresi disebabkan oleh karena perasaan bersalah sehingga mereka perlu dirawat di rumah sakit. Untuk itu kita harus menolak usaha setan yang berusaha menarik kita ke dalam keputusasaan sebab Firman meyakinkan kita bahwa kita dapat mempertahankan diri dari serangan emosi- emosi negatif karena kita memiliki Roh kebenaran yang menolong kita. Kita memiliki kekuatan Allah di dalam diri kita untuk menolak dan mengatasi apa pun yang ingin menghancurkan kita. Kalau dunia bekerja di dalam daging kita harus hidup di dalam Roh yang menguatkan, membimbing dan memampukan kita.
- Perasaan rendah diri.
Kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Kita perlu menghadapi kebenaran mengenai diri kita sendiri tetapi kita tidak boleh minder karena kelemahan kita. Kita belajar untuk tidak fokus pada diri sendiri tetapi mengizinkan Roh Kudus untuk mengarahkan pemikiran kita kepada kebenaran yang Ia ingin agar kita hadapi.
- Perubahan.
Sering kita memiliki banyak masalah dengan perasaan kita karena adanya ketidakseimbangan kimiawi/fisik di dalam tubuh kita. Ini tidak berarti kita harus mempersalahkan setiap perasaan depresi pada perubahan fisik tetapi ini merupakan salah satu penyebab yang perlu dipertimbangkan. Jika masalah fisik ditangani dengan efektif, mereka dapat kembali ke kehidupan yang normal.
Perubahan medis mencakup perubahan hidup bagi wanita dan krisis paruh baya pada diri pria. Perubahan lain yang terjadi ialah berkaitan dengan rutinitas sehari-hari seperti berganti pekerjaan, pindah ke tempat lain, memulai karier baru atau menikah dan memulai suatu keluarga dapat menyebabkan tekanan emosional yang harus ditangani.
- Rasa takut.
Rasa takut terhadap sesuatu memberi celah pada setan untuk membuat rasa takut semakin parah. Rasa takut itu sendiri merupakan reaksi terhadap perubahan pada sesuatu yang tidak dikenal. Walau rasa takut merupakan reaksi normal terhadap berbagai perubahan, rasa takut ini tidak perlu menghancurkan kita. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat belajar untuk menghadapi perasaan takut dan mengendalikannya seperti emosi lain.
Sebagian orang dikuasai oleh depresi karena mereka menolak atau menghindari panggilan Tuhan dalam hidup mereka. Bukannya maju terus dengan panggilan-Nya atas diri mereka, mereka malah tidak taat dan berusaha hidup mengikuti rencana dan keinginan mereka sendiri. Hasilnya, sering dimanifestasikan secara fisik, mental atau emosional sebagai penyakit atau depresi.
(bersambung)