YESUS RAJA YANG MENYATAKAN KEBENARAN

Yohanes 18:28-38a

 

Lemah Putro, Minggu, 1 november 2020 Pdt. Paulus Budiono

 

 

Shalom,

Marilah kita hidup di dalam kebenaran yang menolong kita untuk tidak mudah terpengaruh oleh dunia karena Tuhanlah Sumber kemenangan kita. Walau kita tidak dapat melihat Tuhan secara kasatmata, yakinlah bahwa Ia menolong saat kita dalam kondisi (pikiran, perasaan, fisik dll.) lemah terlebih di masa pandemi ini yang tak kunjung usai. Jangan malah terjebak dengan daya tarik dunia yang tampak menawan tetapi sebenarnya penuh dengan persoalan; sebaliknya, hendaknya kita hidup bagi Dia sebab Tuhanlah Raja kita!

Kita begitu menghayati lirik lagu-lagu yang mengagungkan Yesus sebagai Raja ketika menyanyikannya tetapi apa yang terjadi sesungguhnya di era Yesus saat Ia ditangkap dan dibawa ke hadapan Pilatus? Yohanes 18:28-32, 37- 38a menuliskan, “Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu supaya jangan menajiskan diri sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: “Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?” Jawab mereka kepadanya: “Jikalau Ia bukan serang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!” Kata Pilatus kepada mereka: “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu.” Kata orang-orang Yahudi itu: “Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.” Demikian hendaknya supaya genaplah firman Yesus yang dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati……Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” Kata Pilatus kepada- Nya: “Apakah kebenaran itu?”

Dapat dibayangkan situasi saat itu begitu mencekam – terjadi emosi yang campur aduk: emosi amarah penuh kebencian menuntut Yesus dihukum, di pihak lain emosi sedih berbaur rasa ketidakadilan melihat Yesus ditolak sebagai Raja yang menyatakan kebenaran. Bagaimana perasaan kita bila kita berada di tempat itu untuk mengerti apa kebenaran itu?

Yesus diadili oleh orang Romawi, bangsa kafir, yang menjajah orang Yahudi waktu itu untuk menggenapi apa yang dikatakan Yesus bagaimana cara Ia mati (Mat. 20:19). Orang-orang Yahudi tidak mau masuk pengadilan karena peraturan Taurat tidak memperbolehkan mereka menajiskan diri memasuki Paskah; itu sebabnya mereka menggunakan tangan orang kafir untuk membunuh Yesus.

Ironis, Yesus datang ke dunia untuk menyatakan kebenaran tetapi banyak orang tidak memahami bahkan menolak-Nya. Siapa yang menolak kebenaran? Dan apa akibatnya jika seseorang tidak mengenal kebenaran?

  • Pilatus, gubernur dari kekaisaran Romawi, tidak mengerti apa kebenaran itu.

Dapat dibayangkan kalau pemimpin di pemerintahan sendiri tidak tahu apa kebenaran itu, bagaimana kondisi negeri yang dipimpinnya?

Yesus dengan tangan diborgol dicaci maki oleh banyak orang yang menuduh-Nya sebagai penjahat. Pilatus bertanya kepada Yesus apakah Ia seorang raja dan Yesus menjawab bahwa itu adalah suatu kebenaran. Perhatikan, Ia menyatakan kebenaran dengan tangan terikat sementara kita sekarang bebas mengatakannya. Paulus juga menderita dibelenggu seperti seorang penjahat karena pemberitaan Injil tetapi Firman Allah tidak terbelenggu (2 Tim. 2:9).

Memang mereka dapat membunuh Yesus secara fisik dan mati di dalam kubur selama tiga hari tetapi sesungguhnya Yesus adalah Allah yang hidup dan tidak dapat dibunuh. Yesus berkuasa memberikan nyawa- Nya dan berkuasa pula untuk mengambilnya kembali (Yoh. 10:18); kehidupan-Nya yang kekal telah membangkitkan-Nya kembali. Namun Yesus harus mengalami kematian untuk menolong manusia yang takut akan sengsara dan kematian kekal.

Aplikasi: hendaknya pengkhotbah memberitakan kebenaran seutuhnya tanpa takut diintimidasi atau dilarang karena desakan massa yang membenci Yesus.

Atas ilham Roh Kudus, Rasul Yohanes menulis apa kebenaran itu ± 60 tahun setelah Yesus mati-bangkit-naik ke Surga. Demikian pula sebelum ada Alkitab tertulis, Musa diberi ilham Allah untuk menulis lima Kitab yang kemudian dikenal dengan sebutan Kitab Pentateukh. Sekarang Alkitab sangat mudah didapat (available) dalam banyak bahasa, apakah kemudahan ini memicu kita untuk suka membaca atau malah malas membukanya? Hendaknya kita membaca Firman Tuhan seutuhnya tanpa dibatasi oleh pasal dan ayat, maksudnya kita tidak boleh mengotak-ngotakkan Firman untuk dicocokkan dengan selera kita kemudian “menembak” orang lain menggunakan ayat-ayat.

Perkataan Pilatus bukanlah sekadar ucapan tanpa makna sebab hingga tiga kali dia mengatakan bahwa dia tidak menemukan kesalahan di dalam diri Yesus (Yoh. 18:38b, 19:4,6). Sungguh, kebenaran dunia mana yang dapat mengalahkan kebenaran sejati itulah Yesus?

Saat ini iman kita sedang diuji baik jasmani maupun rohani, masihkah kita beriman kepada kebenaran itu? Bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6a) bukanlah sekadar halusinasi atau filosofi orang Yahudi semata. Hendaknya kita menggunakan akal budi yang dianugerahkan oleh-Nya untuk dapat mengikuti jalan penderitaan dari kebenaran itu sendiri.

  • Orang-orang Yahudi.

Karena pemerintah (Pilatus) tidak mengerti apa itu kebenaran, rakyatnya tidak dibawa kepada kebenaran. Akibatnya, pengakuan Yesus yang mengatakan diri-Nya adalah kebenaran juga Mesias di hadapan imam besar Kayafas (Mat. 26:57,63-64) dianggap sebagai kejahatan oleh mereka walau Yesus tidak pernah melakukan perbuatan jahat.

Harus diakui tidaklah mudah mengakui Yesus adalah kebenaran pada masa itu; sayang, kita sekarang yang dengan begitu mudah mengatakannya justru mengurangi nilai kesungguhan dari kebenaran yang sedang diuji waktu itu.

Orang Yahudi percaya kepada Yesus karena melihat mukjizat-mukjizat yang dikerjakan-Nya tetapi tidak mengenal siapa Dia (Pribadi-Nya). Buktinya? Ketika Yesus mengatakan, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh. 8:31-32). Apa reaksi mereka? Mereka tersinggung sebab merasa tidak pernah dijajah dan menjadi hamba siapa pun (ay. 33) padahal siapa berbuat dosa adalah hamba dosa (ay. 34). Kebenaran ini tidak diketahui oleh mereka atau mereka mengetahui tetapi tidak mau menerimanya dan menganggap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya tidak berdampak apa-apa.

Apa yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi kemudian? Mereka lebih memilih Barabas, seorang penjahat, ketimbang Yesus (ay. 40). Mereka menolak kebenaran absolut dan menerima yang jahat.

  • Murid-murid Yesus.

Ironis, mereka begitu akrab bersama-sama dengan Guru mereka selama 3½ tahun tetapi paling sedikit dua murid menyangkal dan yang lainnya meninggalkan kebenaran. Yudas Iskariot menjual Yesus sementara Petrus menyangkal-Nya padahal Yesus telah menyatakan kebenaran dan mengingatkan Petrus bahwa dia akan menyangkal sebelum ayam berkokok tetapi tidak ditanggapi dengan serius. Petrus juga lupa bahwa Yesus adalah Mesias; akibatnya ketika tantangan berkaitan dengan hidup atau mati ditawarkan dia memilih menyangkal kebenaran.

Yesus menyatakan kebenaran bahwa Ia adalah roti hidup, orang banyak dan murid-murid-Nya meninggalkan Dia karena mereka tidak dapat menerima perkataan-Nya yang keras (Yoh. 6:48,60,66).

Aplikasi: perkataan Yesus yang benar sering membuat kita menghadapi konsekuensi. Kita diuji tetapi hendaknya kita tidak mendahulukan emosi/perasaan yang akan merugikan diri sendiri sebab Allah, Sang Pencipta, tidak dapat diganggu gugat. Ini tidak berarti kita memiliki Allah yang otoriter. Sebaliknya, kebenaran absolut Allah akan menolong jika kita bersedia menerima Dia karena Allah Tritunggal adalah kebenaran (1 Yoh.5:20; Yoh. 14:6,17). Jelas bahwa kebenaran bukan sekadar filosofi tetapi Pribadi dari Allah Tritunggal.

Mana yang kita pilih? Kebenaran absolut Allah ditandai darah atau kebenaran dunia yang tampak menjanjikan tetapi semu?

Waktu Yesus berdialog dengan perempuan Samaria yang gonta-ganti lelaki, Ia meminta perempuan itu untuk percaya kepada-Nya dan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:21-23).

Aplikasi: kita tidak mungkin dapat menyembah Allah (yang tidak terlihat kasat mata) jika kita tidak mengerti kebenaran serta tidak mau mengakui Yesus (Anak Allah) adalah kebenaran. Bila kita mengenal kebenaran, kita akan dimerdekakan dari rongrongan dosa pikiran, perkataan dan perbuatan termasuk dosa tidak percaya yang tidak terampuni.

Demikian pula saat Yesus berdoa kepada Bapa-Nya, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; Firman-Mu adalah kebenaran.” (Yoh. 17:17) Jadi, Firman kebenaran menguduskan kita dari jasmani hingga rohani. Kalau kita tidak mau disucikan, kita tidak dapat menyembah Dia. Akibatnya, perkataan kebenaran hanyalah sekadar ucapan di mulut tetapi hati tidak mengasihi wujud Pribadi kebenaran (Yesus) sendiri. Pembacaan Alkitab berulang-ulang tidak menjamin kita mengenal kebenaran – Yesus – seperti dialami oleh Filipus yang sudah ikut bersama Yesus 3½ tahun tetapi tidak mengenal Bapa (Yoh. 14:8-9).

Waspada, jika kita tidak suka membaca Alkitab secara utuh serta tidak mau dikoreksi oleh Firman Tuhan, kebenaran tidak ada dalam kita dan kita menipu diri sendiri (1 Yoh 1:8). Jika kita merasa tidak berbuat dosa, kita membuat Allah menjadi pendusta (ay. 10). Siapa bapa segala dusta dan pembunuh manusia sejak semula? Iblis sebab tidak ada kebenaran di dalam dirinya (Yoh. 8:44).

Kebenaran mana yang kita pilih sekarang? Kebenaran dari Allah membuat kita dapat menyembah-Nya, terbebas dari rongrongan dosa serta hidup kita disucikan bahkan kita dipimpin oleh Roh Kudus ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Bila kita menerima kebenaran – Pribadi Yesus – Ia melindungi kita dan si jahat tidak dapat menjamah kita. Ia datang agar kita mengenal Yang Benar, di dalam Yang Benar dan di dalam Anak-Nya Yesus Kristus (1 Yoh. 5:18-20). Ternyata kebenaran dikaitkan dengan pemberhalaan (ay. 21), siapa/apa yang kita sanjung melebihi Tuhan akan menjadi berhala kita. Oleh sebab itu jangan kita salah pilih sebab kebenaran ini menyangkut kehidupan kita di masa datang. Amin.

 

Anda dapat melihat rekaman Video Ibadah secara lengkap DISINI