YESUS ADALAH MESIAS – RAJA DI ATAS SEGALA RAJA


Lemah Putro, Minggu, 23 Februari 2020
Pdm. Budy Avianto


Shalom,

Dari awal ibadah kita telah merasakan hadirat Tuhan ada di tengah-tengah kita, diperteguh dengan lirik dari lagu-lagu yang sudah dipersiapkan oleh alm. Sdr. Adrian yang seharusnya memimpin pujian hari ini tetapi Tuhan berkehendak lain dengan memanggil beliau kembali kepangkuan-Nya melalui serangan jantung mendadak. Herannya, pemimpin pujian pengganti alm. Sdr. Adrian bersaksi bahwa beliau juga ada masalah dengan jantung dan Pembicara yang menyampaikan khotbah juga sudah dipasang 5 ring di jantung, 6 tahun lalu terkena serangan jantung dan nyaris tak tertolong. Sungguh ini membuktikan bahwa manusia bagaikan rumput yang cepat kering dan semaraknya seperti bunga rumput yang segera layu (Yes. 40:6)! Apa yang patut manusia banggakan? Tidak ada kecuali kita makin dekat kepada-Nya seperti kerinduan Kaum Muda yang menyanyikan lagu “Nearer my God to Thee” karena kalau kita masih boleh hidup hingga detik ini semua karena kemurahan-Nya.

Telah dijelaskan berulang-ulang bahwa Pribadi Yesus ialah Penghapus dosa dunia sekaligus Firman Tuhan yang agung. Yesus adalah Sang Firman yang berinkarnasi menjadi manusia (Yoh. 1:14) yang dapat dilihat kasatmata saat itu. Ia membawa misi mati disalib untuk menanggung dosa manusia agar mereka tidak binasa tetapi dapat diselamatkan untuk beroleh hidup kekal. Perlu diketahui tidak ada seorang pun yang benar karena semua telah berbuat dosa (Rm. 3:10,23) dan upah dosa adalah maut (Rm. 6:23).

Sekarang kita tidak dapat melihat Pribadi Yesus kasatsata tetapi melalui Firman Tuhan yang kita baca dan dengar. Masihkah kita percaya bahwa Ia adalah satu-satunya Pribadi yang mampu memberikan solusi dan jaminan hidup kekal bebas dari hukuman api dan belerang tanpa batas waktu alias kekal?

Hendaknya kita bersikap seperti dua murid Yohanes Pembaptis ketika diberitahu oleh guru mereka saat Yesus lewat, “Lihatlah Anak Domba Allah!” (Yoh. 1:36) Apa respons mereka?

♦ Begitu mendengar perkataan gurunya, mereka pergi mengikut Yesus (ay. 37). Mereka tertarik untuk bersekutu dengan Yesus.

♦ Mereka tinggal bersama Yesus (ay. 38-39).

Bagi kita sekarang, merupakan suatu kebahagiaan bila kita suka membaca Firman, mendengarkan dan menurutinya sebab waktunya sudah dekat (Why. 1:3). Waktu kedatangan Tuhan sudah dekat dan Ia membawa upah untuk membalas kepada setiap orang menurut perbuatannya (Why. 22:12). Berbahagialah kita yang percaya dan menerima Dia sebab hukuman kita telah ditanggung oleh-Nya. Kita sedang berlomba dengan waktu, hendaknya kita membuka hati agar Firman Tuhan tinggal/berdiam di dalam kita.

Apa yang terjadi selanjutnya bila mereka tinggal bersama Yesus (Firman Tuhan tinggal di dalam hati kita)?

♦ Andreas, salah satu dari mereka, bertemu saudaranya, Simon Petrus, dan memberitahu bahwa mereka telah menemukan Mesias (a. 40-41). Terjadi pertumbuhan iman setelah dua murid tersebut tinggal bersama Yesus dan melihat apa yang Yesus lakukan.

Siapa Mesias itu? Mesias dalam bahasa Yunani disebut Kristus = yang diurapi.

Sesungguhnya Firman Tuhan bukanlah sekadar huruf mati seperti kalau kita membaca koran dan majalah tetapi Firman yang kita percaya dan yakini adalah Pribadi Allah sendiri berkuasa menyatakan kesalahan, mengajar, memperbaiki kelakuan dan mendidik kita dalam kebenaran (2 Tim. 3:16). Tak dapat disangkal, setiap dari kita mempunyai problem sendiri-sendiri dan ayat-ayat yang bersifat teguran, nasihat maupun penghiburan ditujukan pada masing-masing pribadi/individu. Jelas, Firman Tuhan bukanlah sekadar huruf biasa tetapi penuh dengan urapan Roh Kudus. Yesus Kristus – Sang Firman, Mesias – yang penuh dengan urapan berkuasa mengubah hidup lama kita asal kita mau mengakui dengan jujur semua kesalahan kita kemudian kita suka bersekutu dengan-Nya dan Ia tinggal di dalam kita. Dengan demikian, kehidupan rohani kita akan bertumbuh.

Apa yang terjadi setelah dua murid ini menemukan Mesias (juga kita yang beroleh berkat hidup baru)? Tidak egois dan tinggal diam tetapi menceritakan kepada orang-orang di sekitar kita – suami, istri, anak, keluarga, teman dst.

Apa yang memicu mereka (maupun kita) untuk bersaksi? Ingatkah kisah perempuan Samaria yang bertemu Yesus duduk di pinggir sumur Yakub (Yoh. 4:4-7)? Perempuan ini mau mengambil air dari sumur yang tetap membuatnya dahaga lagi. Bukankah segala sesuatu yang ada di dunia yaitu keinginan daging, keinginan mata serta keangkuhan hidup bersifat fana/sementara yang sedang lenyap (1 Yoh. 2:16-17)? Buktinya, orang kaya tidak pernah puas tetapi makin mengejar kekayaan lebih banyak dll. Yesus tahu persis perempuan ini tidak puas dalam kehidupan nikah kemudian Ia menawarkan air hidup yang menghapus dahaga dan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus menerus memancar sampai pada hidup kekal (Yoh. 4:10-18). Apa yang dimaksud dengan “air hidup” ini? Itulah Roh Kudus (Yoh. 7:37-39). Kita sangat membutuhkan Roh Kudus berdiam dalam hati untuk menolong mengingatkan kita akan Firman Tuhan (Yoh. 14:26).

Perempuan Samaria begitu terkesan dengan Yesus yang dapat menunjuk dengan tepat kekurangannya bukan dengan maksud menghukum tetapi mau menyelesaikan masalahnya. Perempuan ini mengakui kesalahannya dan timbul percaya bahwa Yesus adalah nabi (= orang yang berbicara atas Nama Allah). Yesus masih tidak puas dan melanjutkan percakapan-Nya dengan wanita tersebut. Yesus menjelaskan bahwa penyembahan berhala jauh berbeda dari penyembahan kepada Bapa Surgawi. Penyembahan berhala dilakukan di tempat tertentu dan kepada allah yang tidak dikenal sementara penyembah-penyembah benar menyembah Allah yang dikenal dalam roh dan kebenaran dan tidak dibatasi hanya di tempat tertentu (Yoh. 4:23-24).

Tahukah Roh Kudus dicurahkan dalam hati untuk kepentingan penyembahan supaya rohani kita terus bertumbuh? Akhirnya perempuan Samaria menyebut Mesias (= Kristus) akan datang memberitakan segala sesuatu dan dijawab oleh Yesus bahwa Dialah Mesias itu (ay. 25). Perempuan ini sangat bersukacita telah bertemu Yesus, Mesias, kemudian bersaksi kepada orang-orang di kotanya tentang Kristus (ay. 28-29). Dampaknya, banyak orang Samaria percaya kepada Yesus dan meminta Ia tinggal bersama mereka dua hari lamanya (ay. 39-40). Mereka mengaku bahwa Yesus benar-benar Juru Selamat dunia (ay. 42). Iman mereka bertumbuh bukan hanya mendengarkan kesaksian orang tetapi datang sendiri kepada Firman yang penuh dengan urapan Roh Kudus, membuat mereka dapat menyembah Dia dalam roh dan kebenaran.

Hal serupa terjadi pada pribadi Saulus, ahli taurat, murid dari Gamaliel yang hebat (Kis. 22:3). Sayang, dia tidak percaya kepada Yesus; akibatnya, kepintarannya disalahgunakan – orang yang tidak sepaham dengan dia dikejar dan dibunuh. Dia haus darah akan pengikut-pengikut Kristus dan tidak pernah puas mengejar-ngejar mereka hingga dia bertemu dengan Yesus, Sang Firman, dan bertobat, dibaptis dan dipenuhi Roh Kudus (Kis. 9:1-18). Kehidupannya berubah total, seluruh atribut yang dahulu menjadi kebanggaan dianggapnya sampah demi Kristus (Flp. 3:4-8). Mindset-nya berubah, Paulus kini melupakan apa yang telah dibelakangnya dan mengejar panggilan Surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (ay. 12-14) untuk satu kali kelak tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru di mana segala sesuatu yang lama telah berlalu (Why. 21:2-4).

♦ Andreas dan Petrus pasti bercerita kepada Filipus yang tinggal satu kota (Betsaida). Filipus ikut Yesus pergi ke Galilea dan bertemu temannya, Natanael, kemudian memberitahu bahwa mereka telah menemukan Yesus, anak Yusuf dari Nazaret seperti telah disebut Musa dalam Kitab taurat dan para nabi (ay. 43-45). Apa respons Natanael mendengar hal ini? Dia yang berasal dari Nazaret tidak percaya bagaimana mungkin dari Nazaret, dusun kecil di wilayah Galilea, timbul sesuatu yang baik. Filipus mengajak Natanael bertemu Yesus sendiri (ay. 46-47).

Aplikasi: ketika kita ragu mendengar kesaksian seseorang atau khotbah dari pendeta, hendaknya kita datang/memeriksa Firman Tuhan untuk mengecek kebenarannya seperti dilakukan oleh jemaat Berea (Kis.
17:11). Ingat, iman datang dari mendengar Firman Kristus (Rm. 10:17) bukan dari kesaksian seseorang yang terkadang tidak tepat.

Natanael tercengang melihat Yesus mengenalnya walau mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Yesus mengatakan, “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (Yoh. 1:47)
Yesus tahu keadaan Natanael sebenarnya, tidak ada kepalsuan/kepura-puraan. Bagaimana mungkin, bukankah tidak ada seorang pun benar di hadapan-Nya? Tentu karena menaati Firman Tuhan setelah percaya kepada-Nya.

Aplikasi: barang siapa menuruti/menaati Firman Tuhan – pribadi Allah sendiri – didahului dengan percaya kepada-Nya maka kasih-Nya kepada Allah sempurna dan ia ada di dalam Dia serta hidup sama seperti Kristus hidup (1 Yoh. 2:5-6). Bila Firman Allah ada dalam hati, apa yang kita pikir dan ucapkan di mulut keluar dari hati (Luk. 6:45). Firman Allah berkuasa mengubah hidup kita menjadi ciptaan baru berkarakterkan Kristus (1 Kor. 5:17). Allah Tritunggal – Allah dalam kasih, Yesus (Firman) dan Roh Kudus tinggal/berdiam dan menguasai hidup kita.

Apa reaksi Natanael terhadap penyataan Yesus? Pengertian Natanael makin bertumbuh setelah bertemu Yesus dan mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Raja orang Israel (ay. 49) bukan hanya Juru Selamat, Anak Domba penghapus dosa dunia. Seorang raja pasti memiliki kuasa dan kedaulatan.

Yesus – Firman Tuhan – mampu menceritakan perilaku kita di masa lalu bahkan Musa menulis peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dia lahir (Kej.). Ini menunjukkan begitu berkuasanya Firman Allah, penuh urapan Roh Kudus.

Apakah orang Israel percaya kepada Yesus? Yesus dibawa ke hadapan Pilatus, orang kafir, yang mendapati Yesus tidak ada kesalahan dan berusaha membebaskan-Nya tetapi orang-orang Yahudi malah berteriak untuk menyalibkan Dia (Yoh. 19:4,12-15). Di kayu salib di atas kepala Yesus ditulis “Yesus, orang Nasaret, Raja orang Yahudi” (ay. 19).

Pengenalan akan Yesus – Firman Allah – makin meningkat hingga mencapai tingkat “Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan (Why. 19:11-16) dan Mempelai Pria Surga yang disambut oleh Mempelai perempuan-Nya saat Ia datang kembali (Why. 22:17).

Hendaknya pengenalan kita akan Yesus – Sang Firman – makin meningkat dimulai dari pembacaan dan perenungan Alkitab untuk dipraktikkan dalam keseharian hidup. Firman Allah tidak terdiri dari huruf mati tetapi penuh urapan Roh Kudus yang berkuasa mengubah kita menjadi manusia baru berkarakter Kristus. Iman kita harus terus bertumbuh hingga puncaknya mengakui Yesus – Sang Firman – adalah Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan untuk satu kali kelak kita tinggal bersama Dia di Yerusalem baru selama-lamanya. Amin.

 

Video ibadah ini dapat disimak di Ibadah Umum - "Yesus adalah Mesias, Raja diatas raja" - Pdm. Budy Avianto.