Penyembahan Hanya Kepada Allah Yang Hidup

Minggu, Lemah Putro, 8 Oktober, 2017

Pdt. Paulus Budiono

Shalom,

Merupakan suatu pengakuan bahwa kita mendambakan kasih Tuhan dan rindu untuk mengenal-Nya lebih dekat. Sentuhan halus Roh Kudus mengubahkan hati yang telah lembut tetapi hati yang keras tetap bergeming menghadapi pukulan ‘godam’ Firman Allah.

Perhatikan, manusia hidup dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah (Ul. 8:3). Apa permulaan hukum yang diberikan oleh-Nya? Keluaran 20:3 menuliskan, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”

Bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir selama 430 tahun (Kel. 12:41) dan sudah terbiasa hidup di lingkungan pemberhalaan. Itu sebabnya ketika keluar dari Mesir, Allah menginginkan mereka mengalami pemurnian dalam penyembahan. Mereka dikeluarkan dari Mesir untuk beribadah dan menyembah hanya kepada TUHAN yang hidup. Sayang, mereka menyalah

gunakan kebebasan dalam penyembahan; buktinya, setelah 3 bulan keluar dari Mesir (Kel. 19) dan 40 hari berkemah di padang gurun Sinai, mereka membuat anak lembu emas untuk disembah karena tidak sabar menunggu Musa yang berada di atas gunung untuk mendapatkan dua loh hukum dari Allah (Kel. 32). Ironisnya, mereka ‘merayakan’ hari raya bagi TUHAN tetapi menyembah anak lembu emas padahal Allah telah mengingatkan mereka bahwa Ia adalah Allah yang cemburu dan membalas kesalahan bapa kepada anak-anaknya bahkan sampai kepada keturunan ketiga dan keempat tetapi menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang yang berpegang pada perintah-Nya (Kel. 20:4-6). Kenyataannya, bangsa Israel tidak sabaran; mereka mau mengatur otoritas Allah dan Harun termakan oleh omongan mereka sehingga dibuatlah patung anak lembu emas untuk disembah. Demikian pula banyak orang Kristen masih menyembah berhala meskipun ‘mengaku’ anak Tuhan.

 

Mengapa Allah begitu cemburuan? Sebab terkait dengan ikatan nikah, Ia memosisikan umat-Nya sebagai harta kesayangan-Nya yang akan dijadikan kerajaan imam dan bangsa kudus (Kel. 19:5-6) dan satu kali kelak menjadi Mempelai Perempuan-Nya. Bukankah cinta kuat antara suami-istri seperti maut dan cemburu begitu kejam seperti dunia orang mati (= jealousy as cruel as the grave; Kid. 8:6)? Akankah suami/istri diam saja jika si istri/suami diganggu? Itulah ungkapan perasaan Allah sesungguhnya terhadap manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya (Kej. 1:27).

Ternyata berabad-abad bangsa Israel jatuh bangun dalam pemberhalaan, mereka telah dituntun TUHAN dari tanah Mesir dengan kekuatan besar dan tangan teracung (2 Raja 17:34-36) tetapi dari daerah satu pindah ke daerah lain mereka beribadah menurut kultur mereka. Jujur, tak sedikit orang Kristen juga terpengaruh oleh acara-acara dunia, misal: mereka begitu getol merayakan Halloween’s Day, Valentine’s Day dll.

Aplikasi: setelah bertobat, kita (bangsa kafir yang sebelumnya penyembah berhala) harus berpegang teguh kepada ketetapan, peraturan, hukum dan perintah-Nya serta tidak mudah dipengaruhi oleh karunia, penglihatan dan peristiwa-peristiwa yang berbau mistis.

Sebagai pengikut Kristus, apa yang harus kita lakukan? Dan bagaimana kaitannya dengan pola Tabernakel?

  • Jangan berbakti kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, jangan beribadah kepadanya dan jangan mempersembahkan kurban kepadanya (2 Raja. 17:35) → Mazbah Pembakaran Ukupan
  • Harus berpegang kepada ketetapan-ketetapan, peraturan-peraturan, hukum dan perintah yang telah ditulis-Nya bagi kita (ay. 37) → Meja Roti Sajian.
  • Jangan melupakan perjanjian yang telah diadakan-Nya dengan kita, jangan berbakti kepada allah lain melainkan kepada Tuhan Allah maka Ia akan melepaskan kita dari tangan semua musuh (memberikan kemenangan) → Kandil Emas

Bangsa Israel mengalami kemenangan ketika awan terangkat, mereka harus berangkat dan Allah berjalan di depan supaya semua musuh berserak juga mereka yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya (Bil. 10:35). Tuhan tetap konsisten dengan janji-Nya tetapi kita lebih memilih memegang janji manusia (yang kelihatan) lalu melupakan janji-Nya.

Sesungguhnya Yesus bukanlah Pribadi yang mudah marah tetapi suatu saat Ia marah sekali terhadap Iblis dan mengusirnya serta mengatakan, “Enyahlah Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat. 4:10)

Mengapa Yesus begitu marah? Karena ada satu oknum yang akan mengangkat diri untuk menduduki Bait suci-Nya (bnd. Dan. 11:36). Untuk itu kita perlu menggunakan akal budi saat membaca dan merenungkan Firman Allah. Jangan menelan mentah-mentah pemberitaan Firman yang disampaikan oleh seorang pendeta atau didengar melalui Google, You-Tube dll.; semua harus di-recheck dengan Alkitab yang adalah Firman Allah. Rasul Paulus menasihatkan agar kita tidak mudah memberikan diri disesatkan oleh pelbagai model ibadah ‘Kristen’ termasuk pengajaran sesat tentang kedatangan Tuhan Yesus Kristus (2 Tes. 2:1-5). Kebenaran Alkitab harus menjadi tolok ukur dari semua pemberitaan Firman Allah.

Bagaimana sikap yang benar dari pemberita Injil keselamatan? Penyembahan ditujukan hanya kepada Tuhan Yesus saja. Contoh:

- Petrus disuruh Tuhan (melalui penglihatan) pergi ke Kaisarea menemui Kornelius, perwira pasukan Romawi yang takut akan Allah (Kis. 10). → Meja Roti sajian

Walau sudah menyembah Tuhan, Kornelius masih terikat dengan peraturan duniawi/manusia yaitu praktik penyembahan terhadap atasan yang posisinya lebih tinggi.

Ketika melihat Petrus (utusan Allah yang penuh urapan) datang, Kornelius menyambutnya sambil tersungkur menyembahnya (ay. 25). Kornelius termasuk orang yang takut Tuhan, suka berdoa dan sedekahnya diterima oleh-Nya (ay. 31) tetapi belum sepenuhnya selamat karena tidak mengenal Yesus Kristus yang adalah Tuhan dari semua orang – Yesus dari Nazaret yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan mati serta Pemberi pengampunan dosa (ay. 36-43). Untuk itu Petrus diutus Tuhan memberitakan Injil keselamatan; alhasil, Kornelius sekeluarga dipenuhi Roh Kudus dan dibaptis dalam nama Yesus Kristus (ay. 47-48).

Apa reaksi Petrus melihat Kornelius tersungkur mau menyembahnya? Segera Petrus menyuruh Kornelius bangun dan menegaskan bahwa dia hanya manusia belaka (ay. 26). Orang yang dipenuhi Roh Kudus mempunyai kepekaan apabila dia hendak disanjung, dipuja atau dikultuskan akan segera menolaknya karena penyembahan hanya untuk Tuhan semata. Waspada, jangan mencuri porsi penyembahan dan kemuliaan Tuhan!

- Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Listra (Kis. 14). → Kandil Emas

Ketika Paulus menyembuhkan orang lumpuh, orang banyak yang melihatnya percaya Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun berupa manusia kemudian menyebut Barnabas sebagai Zeus sementara Paulus disebut Hermes. Apa respons Paulus dan Barnabas? Mereka mengoyakkan pakaian mereka kemudian meyakinkan orang banyak tersebut bahwa mereka hanyalah manusia biasa dan meminta orang banyak itu meninggalkan berhala untuk ber-balik kepada Allah yang hidup, Pencipta alam semesta (Kis. 14:8-15).

Implikasi: jangan terjebak dengan kepercayaan dewa-dewa legendaris seperti: Zeus, Hermes, Kwan Im, Nyi Roro Kidul dll; juga jangan mementingkan penampilan pakaian (seragam) ketimbang pelayanannya sendiri.

- Rasul Yohanes menulis wahyu Yesus Kristus (Why. 1:1-3) di Pulau Patmos. Dia dikuasai oleh Roh Kudus dan melihat penglihatan untuk ditulis. Dia melihat 24 tua-tua tersungkur di hadapan Dia yang duduk di atas takhta dan menyembah Dia yang hidup selama-lamanya, yang layak menerima puji-pujian, hormat dan kuasa karena telah menciptakan segala sesuatu (Why. 4:9-11).

Aplikasi: kita telah membaca tulisan Rasul Yohanes, sudahkah kita menyembah Allah, Sang Pencipta langit dan bumi? Waspada, manusia dapat salah sasaran dalam penyembahan, bukan penyembahan terhadap Sang pencipta tetapi kepada benda-benda ciptaan-Nya (Rm. 1:21-23).

Lebih lanjut, Rasul Yohanes melihat 4 makhluk dan 24 tua-tua tersungkur di hadapan Anak Domba, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas penuh kemenyan, itulah doa orang-orang kudus (Why. 5:7-8). Penyembahan mereka meningkat, mereka menyembah Anak Domba yang telah mencurahkan darah penebusan dosa.

Kemudian Rasul Yohanes melihat semua malaikat, 4 makhluk dan 24 tua-tua tersungkur di hadapan takhta dan menyembah Allah (Why. 7:11-12). Perhatikan, baik jumlah penyembah maupun penyembahannya sendiri makin lama makin meningkat.

Implikasi: bila penyembahan kita kurang tepat, kita sulit mengajak keluarga dan teman untuk menyembah Tuhan padahal penyembahan sangat menentukan apakah kita nanti benar-benar bersukacita masuk dalam Yerusalem baru. Oleh sebab itu jangan mengabaikan ibadah dan doa di dunia ini karena ada kaitan dengan aktivitas kita nanti di Yerusalem baru.

Klimaksnya, Rasul Yohanes melihat asap naik menghukum pelacur Babel (Why. 18) dan 24 tua-tua serta 4 makhluk tersungkur menyembah Allah yang duduk di takhta (Why. 19:3-5). → Mazbah Pembakaran Ukupan

Dia juga mendengar suara himpunan besar orang banyak yang bersukacita karena hari perkawinan Anak domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia (ay. 6-7).

Bagaimanapun juga Rasul Yohanes yang dipenuhi Roh Kudus masih bisa salah, dia ter-sungkur mau menyembah malaikat tetapi langsung dicegah oleh malaikat tersebut karena mereka berkedudukan sama yaitu sebagai hamba (ay. 10).

Pembelajaran: jangan terlalu cepat menilai bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus tidak dapat berbuat salah. Buktinya, Raja Saul tidak menaati perintah Allah dan Roh Allah keluar darinya (1 Sam. 15); Raja Daud malas maju perang berakibat dia jatuh dalam dosa perzinaan (2 Sam. 11). Dalam hal ini Daud memadamkan suara Roh Kudus dan lebih menuruti keinginan nafsunya. Jangan kita memadamkan pekerjaan Allah Bapa, Allah Anak (Sang Firman) dan Roh Kudus karena dapat berakibat fatal.

Dan terakhir, Rasul Yohanes melihat kedatangan Yesus menjemput Mempelai-Nya (Why. 22) bagaikan pertemuan Tabut dan Tutup Pendamaian → Tabut Perjanjian

Dalam kesempatan ini pun Rasul Yohanes melakukan kesalahan lagi dengan tersungkur di depan kaki malaikat yang langsung ditolak oleh malaikat tersebut (Why. 22:8-9). Ini mengingatkan agar kita tidak gila sanjungan. Menghadapi khotbah seorang hamba Tuhan yang luar biasa, urapannya yang hebat bahkan disertai mukjizat, kita tidak boleh hilang sasaran dengan menyanjungnya karena sama dengan kita menjatuhkannya. Yesus menjadi teladan sempurna, Ia datang tidak mencari kehormatan manusia.

Siapa yang layak menerima penyembahan? Allah di dalam Yesus. Buktinya?

  • Yesus (± 2 tahun) menerima penyembahan dari orang-orang Majus yang datang dari Timur (Mat. 2:1,11)

Aneh, penduduk Betlehem tidak mengenal Yesus sementara orang luar mengenal dan menyembah-Nya. Jangan terjadi gereja Tuhan tidak mengenal Yesus sedangkan orang luar malah menyembah Dia.

  • Yesustidak menolak ketika seorang berpenyakit kusta datang menyembah-Nya dan percaya Yesus sanggup menahirkannya (Mat. 8:2-3). Demikian pula orang buta sejak lahir yang dicelikkan matanya oleh Yesus, dia diusir dari sinagoge karena ‘membela’ Yesus yang belum dikenalnya tetapi yakin Yesus datang dari Allah (Yoh. 9:1,9,25-34). Ketika bertemu Yesus, dia percaya dan menyembah-Nya (35-38).
  • Murid-murid yang menjadi saksi penderitaan dan kebangkitan Mesias untuk pengampunan dosa menyembah Yesus ketika Ia terangkat ke Surga (Luk. 24:46-52).

Implikasi: kita tidak menyembah Tuhan Yesus bila kita tidak mau bersaksi akan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan-Nya.

Kita telah dilengkapi oleh Roh Kudus dan menerima banyak Firman Allah, hendaknya kita menjadi pelaku Firman dan bersaksi akan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Yesus serta menyembah Dia penuh sukacita hingga Ia datang kembali sebagai Mempelai Pria Surga yang menyambut kita, Mempelai Perempuan-Nya, untuk tinggal bersama-Nya selamanya di Yerusalem baru. Amin.