Berdoalah Untuk Dapat Mengenal Kehendak Tuhan Yang Sempurna

Pdm. Jusuf Wibisono, Lemah Putro, Minggu, 24 Februari 2019

Shalom,

Kita beribadah dan berdoa supaya kita mengenal dan mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna seperti didoakan oleh Rasul Paulus dan Timotius dalam suratnya di Kolose 1:9, “Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,”

Sempurna artinya lengkap dan komplet. Untuk meraih level sempurna (Omega) pasti ada awalnya (Alfa) yaitu Firman Tuhan. Wahyu 1:8 menuliskan, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang. Yang Mahakuasa.” juga Wahyu 21:6, “...Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir...”

Jelas, setiap kali melangkah menuju kepada kesempurnaan selalu diawali dengan Firman Tuhan dengan membaca, mendengar dan melakukannya (Why. 1:3). Kesem-purnaan dalam kebahagiaan tercapai saat kita masuk Yerusalem baru (Why. 22:14).

Perhatikan, dalam membaca Firman Tuhan, kita patut mengimaninya maka kita akan beroleh berkat sebab di dalam Firman-Nya ada Roh yang menghidupkan. Namun kalau dimulai dari membaca Firman saja kita malas dan tidak mau, bagaimana mungkin kita dapat meningkat? Ilustrasi: untuk naik ke tingkat atas menggunakan tangga, kita harus memulainya dari anak tangga pertama bukan langsung meloncat ke atas. Untuk mengenal Pribadi Tuhan dan mengerti kehendak-Nya yang sempurna, kita harus mengawalinya dengan suka membaca Firman-Nya dengan sukacita. Jangan membaca Firman Tuhan penuh omelan apalagi kebimbangan karena berakibat kegagalan (Yak. 1:6-8). Itu sebabnya Tuhan menciptakan dua telinga (untuk banyak mendengar) dan satu mulut (untuk sedikit berbicara). Marilah kita membiasakan diri membaca dan mendengar Firman Tuhan untuk beroleh iman (Rm. 10:17). Didiklah anak-anak sejak dini (bahkan masih bayi pun) untuk mendengarkan Firman melalui indra perasa! Bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk. 1:37)! Bukankah kita diajar menjadi anak-anak yang polos dan rendah hati dalam menerima Firman Tuhan (bnd. Mat. 11:25)? Jangan mengandalkan kekuatan, kepandaian dan kekayaan sendiri un-tuk mendapatkan keselamatan apalagi kesempurnaan!

Bagaimana kondisi Rasul Paulus dan Timotius sebagai hamba Tuhan dalam suratnya pada jemaat Kolose?

  • Diutus atas kehendak Allah kepada saudara-saudara yang kudus dan yang per-caya dalam Kristus (Kol. 1:1). Siapa yang dimaksud dengan saudara-saudara Yesus? Mereka yang melakukan kehendak Bapa Surgawi (Mat. 12:49-50).

Betapa bahagianya jika kita menjadi pelaku Firman apalagi bersedia disucikan melalui ‘godam/palu’ Firman Tuhan berkali-kali.

Timotius muda juga mengenal Kitab Suci sejak dari kecil yang mendidik dan mem-perlengkapinya untuk berbuat baik (2 Tim. 3:15-17). Timotius menjadi teladan bagi orang-orang muda (1 Tim. 4:12).

Introspeksi: bagaimana kita menyikapi Firman Tuhan yang mengajar, menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakuan serta mendidik kita dalam kebenaran? Dan bagaimana menyikapi hadirnya Raja di atas segala raja di tengah-tengah kita? Teladan apa yang dapat kita berikan kepada anak-anak kita?

Timotius bersedia menerima didikan Firman Tuhan untuk mengalami keubahan hidup kemudian mengestafetkan kepada orang-orang muda lainnya. Teladan apa yang diestafetkan Timotius kepada kita? Menjaga perkataan (agar tidak sembarang berkata), tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian (bnd. 1 Tim. 4:11-13) agar tidak menjadi sandungan.

Sebelum bertobat Paulus mempunyai sifat sombong karena dia orang Farisi yang hebat dalam melakukan peraturan Taurat. Setelah bertobat, sifat buruk ini harus dikikis habis sehingga dia diberi duri dalam daging oleh utusan Iblis untuk menggocohnya agar dia tidak sombong (2 Kor. 12:7). Dia telah berseru tiga kali kepada Tuhan untuk mengusir utusan Iblis tersebut tetapi Tuhan tidak menga-bulkan permohonannya. Justru di dalam kelemahannya, dia menjadi kuat sebab kuasa Kristus menaunginya (ay. 8-9).

Aplikasi: Firman Tuhan ditujukan kepada semua lapisan baik yang memberitakan maupun yang mendengarnya. Tuhan sanggup membebaskan kita dari ujian persoalan tetapi kalau kita tidak mau dibebaskan dari karakter yang salah Ia akan tetap mengizinkan ujian menimpa kita. Misal: kita melayani Tuhan dengan giat tetapi tetap mempertahankan karakter marah, tutur kata kasar dan kotor dll. maka seizin Tuhan duri pencobaan terus mengancam kita. Memang kita mendapat benih Firman yang ‘ditanam’ oleh Paulus, ‘disiram’ oleh Apolos tetapi yang terpenting ialah ditumbuhkan oleh Allah (1 Kor. 3:6-7). Jangan setelah tumbuh besar dan berbuah banyak lalu melupakan Tuhan!

Kita harus berani bayar harga dalam pengikutan kita kepada Tuhan. Yesus menganjurkan kita mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya (kebutuhan hidup) akan ditambahkan (Mat. 6:31-33). Misal: berani menutup toko yang laris demi ibadah di hari Minggu dengan risiko pemasukan uang berkurang. Jangan fokus pada berkat jasmani tetapi fokuslah pada si Pemberi berkat yang mampu mencurahkan berkat damai, hikmat, keselamatan dll. yang tidak dapat dibeli dengan uang. Berkat-berkat rohani semacam inilah yang membangkitkan sukacita luar biasa.

  • Kasih karunia dan damai sejahtera Allah Bapa menyertai kita (Kol. 1:2). Kenyataannya, manusia diliputi rasa takut dan cemas menghadapi ketidakpastian dalam kondisi-situasi politik, ekonomi dan sosial saat ini. Mereka tidak mengetahui di mana Tuhan sebab merasa doanya tidak segera dikabulkan. Maria Magdalena juga pernah mengalami hal serupa. Dia tidak segera mengenali Yesus yang bangkit dari kematian. Begitu sadar berhadapan dengan Yesus, Maria diperintahkan untuk memberitahukan pertemuannya kepada ‘saudara-saudara-Nya’. Langsung Maria bergegas menemui murid-murid Yesus dan mengatakan dia telah melihat-Nya. Di malam harinya, Yesus menemui para murid-Nya yang sedang ketakutan berada di suatu tempat dengan pintu dikunci rapat. Yesus berdiri di tengah-tengah mereka dan menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Mereka menjadi suka-cita dan Yesus memberikan damai sejahtera dan mengutus mereka (Yoh. 20:14-21).

Dimulai dari menerima kasih karunia kemudian menyaksikan Yesus yang bangkit membuat kita bersukacita untuk siap menjadi utusan-Nya.

  • Menjadi utusan untuk memberitakan Injil dan melakukannya secara tuntas

Hendaknya kita melayani Tuhan dari awal hingga akhir dengan tuntas agar dapat menjadi berkat. Untuk itu kita harus selalu menguji diri sendiri apakah Kristus Yesus ada dalam diri kita (2 Kor. 13:5).

Introspeksi: sudahkah kita menyimpan Firman di dalam hati yang mendatangkan kebahagiaan karena waktunya sudah dekat (Why. 22:7)?

Tujuan akhir kita ialah memperoleh hak masuk ke Yerusalem Baru. Untuk itu kita tidak boleh melupakan Firman Tuhan yang berharga ini tetapi menyimpannya dengan hati-hati.

Status kita adalah imam rajani (Why. 1:6). Apa syarat yang harus dipatuhi oleh seorang raja? Dia harus membaca hukum menurut kitab yang ada pada imam-imam Lewi seumur hidup dan melakukannya supaya tidak sombong serta tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri (Ul. 17:18-20).

  • Setelah menerima Kristus Yesus, kita hidup di dalam Dia, berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, bertambah teguh dalam iman serta hati melimpah dengan syukur (Kol. 2:6-7).

Setelah menebus bangsa Israel, Allah mengajar mereka tentang apa yang mem-beri faedah, menuntun mereka di jalan yang harus ditempuh, meminta mereka untuk memerhatikan perintah-Nya maka damai sejahtera dan kebahagiaan mereka melimpah serta keturunannya banyak seperti pasir (Yes. 48:17-19).

  • Mengucap syukur kepada Bapa yang telah melepaskan kita dari kuasa kege-lapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan anak-Nya (Kol. 1:12-14).

Introspeksi: sudahkah kita hidup di dalam Dia dan dipindahkan dari maut kepada hidup setelah mendengar perkataan-Nya (Yoh. 5:24) dan ditebus oleh darah Yesus?

Hendaknya kita mengenal kehendak Tuhan dengan sempurna. Semua ini diawali dengan mendengar dan menyimpan Firman-Nya, kita beroleh kasih karunia dan damai sejahtera dari-Nya untuk siap diutus memberitakan Injil Kristus dan menuntaskannya hingga pada akhirnya kita beroleh hak masuk dalam Yerusalem baru. Amin.