Dasar Pelayanan Hamba Tuhan Kolose 1:1-2

Pdm. Besar Hartono, Johor, Minggu 10 Februari 2019

Shalom,

Hidup kita selalu diperhadapkan dengan dua pilihan yang kontradiktif, misal: maju-mundur, berhasil-gagal, terang-gelap, rajin-malas dst. Hal yang sama terjadi dalam kehidupan rohani: ketaatan mendatangkan berkat, ketidaktaatan mendatangkan kutuk (Ul. 11:8-26-28). Jadi, ibadah yang dilakukan dengan sadar akan menentukan keberhasilan baik untuk hidup sekarang maupun untuk hidup yang akan datang (1 Tim. 4:8).

Introspeksi: sudahkah kita beribadah dengan benar? Sejauh mana komitmen kita dalam mengikut Tuhan? Bagaimana kondisi kehidupan kita saat ini, apakah terus menerus hidup dalam kekurangan tanpa pernah merasakan adanya perbaikan hidup? Sesungguhnya, Tuhan tahu kapan mencurahkan berkat kepada anak-anak-Nya yang taat kepada-Nya dan berkat-Nya melebihi harapan doa kita. Untuk itu perhatikan cara kita beribadah, sudah benar atau tidak!

 

 

Hendaknya kita bersikap hormat saat masuk ke rumah Tuhan dan sadar bahwa kita masuk dalam hadirat-Nya. Dengan makin kita menertibkan diri mencari perkara-perkara rohani (Kerajaan Allah dan kebenarannya), perkara-perkara jasmani akan mengikuti (Mat. 6:33). Jangan sampai terjadi kita sudah menghabiskan waktu beribadah puluhan tahun tetapi tidak berdampak sedikit pun dalam keseharian hidup kita! Ingatlah akan karya Yesus yang terbesar bagi kita – kematian-Nya disalib untuk menyelamatkan kita dari kematian kekal akibat dosa. Oleh sebab itu hargai hidup ini, jangan lagi hidup sembrono nan hina!

Rasul Paulus mengalami karya Yesus dalam hidupnya sehingga dia berubah total dari pembunuh berdarah dingin menjadi hamba Tuhan yang setia. Dalam tulisan suratnya kepada jemaat Kolose, Paulus mengawalinya dengan mengatakan, “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, oleh kehendak Allah, dan Timotius saudara kita, kepada saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita menyertai kamu.” (Kol. 1:1-2)

Bila diperhatikan lebih cermat, dua ayat di atas menekankan:

1. Pelayanan hamba Tuhan seperti Rasul Paulus dan Timotius berdasarkan kehendak Allah bukan kehendak manusia atau diri sendiri. Bila hamba Tuhan diangkat oleh Allah sekaligus hasil karya Yesus disalib, dia akan selalu:

  • Mengucap syukur

Bukankah hari-hari ini kejahatan dan kenajisan meningkat begitu drastis? Namun jangan membalas kejahatan dengan kejahatan (Rm. 12:17); jika seseorang berbuat jahat kepada kita, tugas kita ialah mempraktikkan kasih (Kol. 1:4) dan mendoakan agar dia bertobat.

  • Tetap berpegang pada kebenaran (2 Tim. 3:14).

Kita diberi karunia Roh Kudus untuk menimbang dan memutuskan sesuatu tetapi tetaplah berpegang pada kebenaran. Roh Kudus menolong kita dalam mengambil keputusan agar kita terhindar dari kesalahan maupun tipu daya iblis. Bukankah di Taman Eden Iblis menggunakan ular yang cerdik untuk menipu Hawa agar melanggar perintah Allah? Di akhir zaman ini Iblis masih menggunakan siasat tipu daya untuk menjatuhkan kita. Oleh sebab itu kita harus mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah untuk melawan roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12-13). Pengenalan kita akan Allah harus terus menerus diasah; kerajinan dan ketekunan kita beribadah terus dilatih untuk menim-bulkan sukacita saat kita menikmati hasilnya.

  • MengenalKitab Suci sejak kecil yang memberikan hikmat dan menun-tun kita kepada keselamatan

Kitab suci menjadi sumber hikmat bagi orang-orang yang hidup dalam kehen-dak Allah serta membimbingnya kepada keselamatan di dalam Kristus Yesus.

  • Berbuahkan perbuatan baik (2 Tim. 3:17).

Hendaknya berbuat baik menjadi gaya hidup kita. Buanglah segala perbuatan busuk, pikiran jahat, tipu daya, fitnah dll.! Sebaliknya, marilah kita berpikir, bertutur kata dan bertindak baik supaya yang mendengarkan beroleh kasih karunia. Yesus menjadi teladan sempurna, Ia tidak membalas ketika diolok-olok, diludahi, dipukul, dilucuti bahkan disalib. Semua ini dilakukan-Nya demi manusia berdosa. Kita yang telah menerima kasih dan karya penebusan-Nya di Golgota patut memberitakan kasih Allah kepada semua orang. Mungkin kita tidak pandai berkata-kata tetapi orang melihat cara hidup kita seperti pelita tidak perlu gembar-gembor mengumumkan kalau dia sedang menyala. Melalui sinar kemuliaan-Nya yang melimpah dalam hati terpancar ke luar dari mulut dan tingkah laku kita sehingga orang lain dapat menyaksikan kita hidup dalam Kristus.

Yesus juga memberi teladan dalam hal doa. Ia suka ke bukit zaitun untuk berdoa (Luk. 22:39) dan ini membuktikan Ia hidup di dalam kehendak Allah. Tahukah Anda kegunaan dari buah zaitun? Perasan pertama untuk dijadikan minyak goreng. Perasan pertama berguna untuk mematangkan pikiran dan mencerahkan orang-orang di luar iman. Perasan kedua untuk lotion. Tampang anak-anak Tuhan itu cerah tidak suka cemberut. Yusuf berdiam diri saat dijual oleh kakak-kakaknya, juga saat difitnah oleh istri Potifar sehingga dia dije-bloskan ke penjara. Semua penderitaan diterimanya tanpa perbantahan dan ia hidup dalam kehendak Allah. Ternyata ujian berat tersebut malah mening-katkan martabat hidupnya sebab pada akhirnya dia menjadi orang kedua yang berkuasa di Mesir. Jadi, jangan mudah mengeluh tetapi terima apa adanya dengan ucapan syukur. Kaitkan segala sesuatu dengan doa dan permohonan serta ucapan syukur (Flp. 4:6).

Jauh berbeda dengan kehidupan yang menuruti kehendak manusia dan diri sendiri, sifatnya:

Ø Suka menghujat, menganiaya dan ganas seperti kehidupan lama Saulus (1 Tim. 1:13).

Ø Tidak tahu berterima kasih seperti sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia pada akhir zaman ini (2 Tim. 3:2-7).

Firman Tuhan membawa kita kepada hidup dalam pengetahuan yang benar (bukan pengetahuan dunia yang membuat kita sombong) dan menuntun kita kepada keselamatan di dalam Kristus Yesus. Perhatikan, ibadah itu miliknya Tuhan dan dipercayakan kepada gembala, penatua, imam-imam dan kita semua. Jadi, ketika kita masuk dan beribadah di rumah Tuhan, ‘kurang tepat’ jika kita berdoa ‘mengundang’ kehadiran Tuhan tetapi bersyukurlah karena kita diperkenan masuk dalam hadirat-Nya sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Nya, Ia ada di tengah-tengah mereka (Mat. 18:20).

2. Hasil karya penebusan Yesus ialah tertanamnya benih kasih karunia dan damai sejahtera (Kol. 1:2) bukan benih kebencian yang ditanam oleh Iblis. Ilustrasi: saat menanam padi, tanaman liar ikut tumbuh di sekitarnya dan ini perlu dicabut sampai ke akarnya.

Bila kita ingin hidup dalam kehendak Allah, semua benih jahat dan liar (kebencian, fitnah, kata-kata kotor dsb.) harus dicabut agar damai sejahtera Kristus diam dalam hati karena untuk itulah kita dipanggil menjadi satu tubuh (Kol. 3:15).

Jika perkataan Kristus diam di antara kita, kita dapat mengajar dan menegur sambil menyanyikan mazmur serta mengucap syukur kepada Allah (ay. 16) dan segala sesuatu dilakukan dalam Nama Tuhan Yesus (ay. 17).

Marilah kita melayani Tuhan bukan menurut kehendak sendiri tetapi oleh kehendak-Nya sehingga kita dimampukan untuk berbuat baik dan selalu mengucap syukur serta melakukan semua dalam Nama Tuhan Yesus. Selain itu, kita hidup dalam kasih karunia dan damai sejahtera dari-Nya selalu meliputi kita. Dan Ia yang sudah mengurbankan diri-Nya di atas Golgota menunggu buah-buah kesempurnaan dalam ibadah kita yang hidup di dalam kehendak-Nya. Amin.