Shalom,
Tema "Persembahan yang Berkenan" mengingatkan kita pada seruan Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma yang menasihati agar mereka (juga kita) mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah sebagai bentuk ibadah yang sejati (Rm. 12:1).
Bagaimana seorang Kristen dapat menjadi persembahan yang berkenan menurut Mazmur 119:105- 112?
- Hiduplah dalam terang Firman Tuhan (ay. 105-106).
Tahukah hidup kita di dunia ini bagaikan perjalanan di medan baru yang tidak kita kenal dan ada banyak perlintasan, persimpangan, jebakan dan bahaya yang dapat membuat kita tersesat? Namun jangan khawatir, Firman Tuhan menjadi solusi satu-satunya penuntun yang dapat membawa kita kepada tujuan kehidupan yang berkenan dan memuliakan Tuhan (ay. 105).
Pemazmur menggunakan gambaran yang kuat yakni Firman Tuhan adalah pelita dan terang bagi jalan kita. Artinya, tanpa firman Tuhan, hidup manusia bagaikan berjalan di dalam kegelapan. Kita tahu pelita atau terang berguna untuk menerangi jalan, menunjukkan bahaya, mencegah kaki kita tersandung dan menuntun kita pada langkah yang benar. Demikian pula kehidupan kita tanpa Firman akan diliputi ketidakpastian dan ini membahayakan jiwa kita. Kita tidak akan dapat melihat arah hidup dengan benar dan kondisi semacam ini membuat kita mudah jatuh terperosok dalam dosa dan kehancuran. Firman Tuhan menjadi terang sehingga kita dapat melangkah penuh kepastian pada keselamatan. Oleh sebab itu kita memerlukan Firman Tuhan dalam mengambil setiap keputusan dan tindakan kita. Saat menghadapi situasi-situasi yang sulit, carilah jawabannya dalam Firman Tuhan bukan mengandalkan hikmat manusia yang terbatas. Demikian pula dalam pelayanan, jika ingin menjadi alat Tuhan yang efektif, kita harus terlebih dahulu berjalan dalam terang Firman Tuhan sebab tidak mungkin orang buta menuntun orang buta lainnya.
Siapakah terang yang dimaksud oleh pemazmur? Yesus adalah terang dunia (Yoh 8:12) dan hidup yang berkenan kepada Allah tidak dikuasai oleh kegelapan melainkan hidup dalam terang Kristus dan berkenan kepada-Nya.
Bagaimana pemazmur merespons Firman Tuhan? Dia bersumpah akan berpegang pada hukum- hukum-Nya yang adil (ay. 106). Perhatikan, ketaatan adalah bukti kasih kita kepada Tuhan dan ketaatan kepada Firman tidak seharusnya menjadi beban karena tekanan atau ketakutan tetapi respons dan ekspresi kasih kita kepada-Nya. Ketaatan adalah buah iman yang dapat dilihat sementara keselamatan adalah anugerah bukan hasil usaha kita (Ef. 2:8-9). Namun jangan lupa iman yang benar tidak tinggal diam tetapi menghasilkan buah dalam ketaatan.
Jika kita benar-benar percaya pada Yesus, hidup kita harus memiliki parameter/ukuran dari Sang Firman. Hidup kita menjadi persembahan yang berkenan kepada Tuhan bila kita membiarkan
Firman mengubah dan mengisi hati serta pikiran kita dengan limpah sehingga setiap keputusan dan tindakan kita dipimpin oleh kebenaran Firman serta hidup sesuai ajaran Kristus.
Ketika kita berjalan dalam terang Tuhan, dunia akan melihat kita tampil beda bukan nyleneh oleh karena di dalam kita ada kasih, kesabaran, integritas, kebaikan yang terpancar hasil karya Firman Tuhan.
Maukah kita dipimpin dan berjalan dalam terang Firman Kristus menjadi persembahan yang hidup dan berkenan di hadapan-Nya? Namun, berjalan di dalam terang-Nya tidaklah selalu mudah tetapi sering penuh dengan tantangan bahkan penderitaan.
- Setialah dalam ujian dan penderitaan (ay. 107-108).
Penderitaan adalah realitas kehidupan orang percaya sebagai konsekuensi yang harus diterima oleh orang Kristen yang hidup beribadah (2 Tim. 3:12).
Tampak cukup berat dan menakutkan menjadi orang Kristen namun di tengah tekanan dan kesulitan, pemazmur memberi contoh supaya tetap berseru kepada TUHAN dan mencari kekuatan melalui Firman-Nya. Yesus telah memberikan teladan sempurna dalam pengalaman penderitaan hebat menanggung dosa penderitaan bagi manusia (Yes. 53). Yesus tidak hanya memahami penderitaan kita tetapi mengalami sepenuhnya hingga mati di kayu salib. Oleh karena itu ketika kita diizinkan menderita, sebenarnya kita tidak sendirian tetapi Kristus berjalan bersama kita dan memberi kita kekuatan (Yoh. 16:33).
Memang kita dipanggil untuk setia sekalipun harus menderita tetapi kita memiliki pengharapan di dalam Yesus Kristus dan upah mahkota kehidupan menanti bagi mereka yang tahan dan menang dalam penderitaan (Yak. 1:12). Tahukah penderitaan bukanlah tanda bahwa TUHAN sedang meninggalkan kita tetapi justru alat untuk membentuk karakter dan iman kita karena kesengsaraan menimbulkan ketekunan – tahan uji – pengharapan (Rm. 5:3-5)?
Bagaimana sifat asli seseorang muncul?
-
- Saat mengalami penderitaan dan kondisi ditekan.
- Saat diberi kelonggaran dengan kenyamanan dan ketersediaan semua yang diinginkan.
Kesetiaan dalam penderitaan bukan hanya membentuk karakter kita tetapi juga menjadi kesaksian bagi dunia bahwa iman kita sungguh-sungguh berakar di dalam Yesus Kristus sehingga kita layak disebut persembahan yang berkenan kepada Allah. Jelas, kehidupan yang berkenan kepada Tuhan tidak hanya menaati perintah-Nya tetapi juga mempersembahkan pujian, doa penyembahan kepada-Nya dengan hati yang tulus (ay. 108) oleh sebab kasih kita kepada-Nya.
Aplikasi: marilah kita jadikan puji-pujian dan pelayanan kita sebagai bagian dari hidup kita tidak hanya saat beribadah dan kita melakukannya dengan sukacita serta hati tulus. Jangan lupa memohon Tuhan untuk mengajarkan kita bagaimana melayani agar Ia menerima pelayanan kita sebagai persembahan yang diperkenan oleh-Nya.
- Jadikan Firman Tuhan sebagai pusaka/warisan berharga dan sumber sukacita (ay. 111).
Apa harta yang paling berharga dalam hidup kita? Harta kekayaan bersifat materi, properti, jabatan, status sosial? Pemazmur menyatakan bahwa peringatan-peringatan Tuhan jauh lebih berharga dari semua harta dunia (ay. 111).
Kehidupan yang berkenan kepada Tuhan adalah kehidupan yang menjadikan Firman Tuhan sebagai warisan utama dan sumber sukacita. Namun bagaimana kita dapat hidup dengan cara ini? Dengan menyadari bahwa hidup ini rentan dan rapuh hingga taruhan nyawa untuk tidak melupakan Taurat- Nya (ay. 109).
Ungkapan “Aku selalu mempertaruhkan nyawaku” menunjukkan kehidupan yang rentan dan penuh ancaman. Contoh:
-
- Yefta, pemimpin bangsa Israel, mengambil risiko besar dengan mempertaruhkan nyawa untuk maju sendirian ke medan perang melawan bani Amon setelah permintaan tolongnya kepada orang-orang Efraim tidak digubris (Hak. 12:3).
- Daud telah mempertaruhkan nyawanya mengalahkan orang Filistin, Goliat, sementara semua orang Israel takut menghadapinya (1 Sam. 19:5).
Walau hidup pemazmur dalam situasi yang sulit sekalipun, dia tetap berpegang kepada Firman Tuhan. Bahaya atau tekanan tidak membuatnya lupa akan Firman Tuhan.
Aplikasi: hendaknya kita tidak membiarkan tekanan hidup membuat kita menjauh dari Firman Tuhan. Sebaliknya, tetaplah berpegang teguh pada janji Tuhan karena Firman-Nya adalah perlindungan yang terbaik dalam segala situasi kehidupan ini. Kenyataannya, beberapa kegagalan fatal dalam pelayanan terjadi karena sikap lebih mengandalkan kemampuan dan kekuatan diri sendiri lalu mengabaikan Firman Tuhan.
Memang orang muda sering menjadi simbol kekuatan dan lambang keperkasaan dari fisik tubuhnya tetapi lebih dari itu karena Firman Allah berdiam di dalamnya (1 Yoh. 2 14). Dunia ini gelap menakutkan tetapi sekaligus menggoda dan menarik. Oleh sebab itu hiduplah dalam Firman Tuhan maka kita akan dimampukan untuk mengalahkan kejahatan. Tanpa Firman Tuhan, semangat muda dapat menyesatkan kehidupan anak muda. Sebaliknya, Firman Tuhan menjadikan anak muda bijaksana, teguh dalam iman dan kuat menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Hiduplah dalam Firman Tuhan karena di situlah orang muda mampu menjaga kelakuannya yang bersih (Mzm. 119:9).
Perhatikan, Firman Tuhan bukan hanya pedoman hidup tetapi juga warisan yang kekal. Bagi pemazmur, Firman Tuhan lebih bernilai daripada warisan tanah Kanaan yang berlimpah dengan susu dan madu (Kel. 3:8). Firman Tuhan memberikan kekayaan rohani yang tidak akan pernah habis atau hilang. Di sinilah nilai seseorang yang dicari Tuhan yaitu memiliki sikap keberpihakan terhadap perkara kekal melebihi perkara duniawi.
Ilustrasi: seorang ayah bangga ketika dapat meninggalkan warisan harta kepada anak-anaknya tetapi jika anak-anaknya tidak hidup dalam hikmat dan takut kepada Tuhan, mereka akan membuat orang tuanya kesal dan makan hati bahkan warisan harta kekayaan hilang dalam sekejap. Sesungguhnya warisan terbaik yang dapat kita tinggalkan bagi anak cucu ialah pengajaran Firman Tuhan sebab nilai-nilai kebenaran Surgawi akan bertahan selama-lamanya. Tentu tidak salah mencari kekayaan dunia tetapi jangan lupa bahwa hukum “jangan ada allah lain di hadapan Tuhan” (Kel. 20:3), mengandung pemahaman bahwa Tuhan tidak mau dinomorduakan; demikian juga “carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya” (Mat. 6:33).
Pemazmur menunjukkan tekad kuat untuk tetap taat kepada Tuhan sampai akhir hidup (ay. 112). Ini adalah bukti bahwa iman yang benar bukan sekadar keputusan sesaat tetapi merupakan perjalanan seumur hidup sampai ajal menjemput. Ilustrasi: seorang pelari maraton tidak akan mendapatkan mahkota kemenangan jika dia berhenti di tengah jalan; dia harus menyelesaikan sampai garis akhir. Demikian pula kita harus tetap taat sampai akhir hidup jika ingin menerima mahkota dari Tuhan. Miliki tekad kuat untuk tetap berjalan di dalam kebenaran Firman Tuhan meskipun dunia menawarkan godaan dan jalan pintas. Selesaikan panggilan pelayanan dengan komitmen tinggi karena banyak orang memulai pelayanan begitu berapi-api tetapi menyerah ketika ada godaan dan tekanan. Paulus memberikan teladan telah mengakhiri pertandingan dengan baik dan mencapai garis akhir serta telah memelihara iman (2 Tim. 4:7).
Introspeksi: sudahkah kita menjadi persembahan yang berkenan kepada Tuhan? Setiakah kita kepada Tuhan di dalam semua keadaan? Dan benarkah Firman Tuhan sudah menjadi warisan harta berharga serta pegangan yang menuntun hidup?
Hidup ini singkat tetapi apa yang kita persembahkan kepada Tuhan akan bergema sampai pada kekekalan. Tuhan tidak mencari orang yang sempurna tetapi hati yang mau dibentuk, hidup yang mau dikuduskan dan jiwa yang mau diundang menjadi milik-Nya. Mungkin selama ini kita berjalan dalam kegelapan, ragu dalam kepastian, enggan dalam kesetiaan, lebih menghargai hal-hal yang duniawi daripada Firman Tuhan tetapi hari ini Tuhan memanggil kita untuk kembali kepada terang Firman-Nya. Jangan ragu untuk mempersembahkan tubuh sebagai kurban yang hidup, kudus dan berkenan kepada- Nya! Amin.