• BERHARAP TANPA BERCABANG (JOHOR)
  • Mazmur 119:113-120
  • Johor
  • 2025-03-09
  • Pdm. Sukarjo Sutioso
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1729-berharap-tanpa-bercabang-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Tentu setiap dari kita mempunyai keinginan dan harapan untuk dapat terealisasi menjadi kenyataan dan kita pasti akan merasa berbahagia. Namun bagaimana reaksi kita bila harapan-harapan tersebut tidak terwujudkan walau kita telah berdoa tahunan lamanya tetapi Tuhan tidak kunjung menjawabnya?

Apa nasihat Firman Tuhan melalui pengalaman pemazmur berkaitan dengan pengharapan?

“Orang yang bimbang hati (bercabang hati; TB2) kubenci tetapi Taurat-Mu kucintai. Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu.” (ay. 113-114)

Pemazmur menyatakan dengan tegas bahwa dia mencintai Taurat Tuhan dan berharap pada Firman-Nya. Dia meyakini bahwa Tuhan adalah tempat persembunyian dan perlindungan yang aman dan Tuhan menjadi perisai untuk menangkal serangan-serangan dari musuh yang ingin membunuhnya.

Pemazmur juga menegaskan bahwa dia membenci orang yang bercabang hati sama seperti yang dialami oleh Elia terhadap bangsa Israel yang bercabang hati tidak lagi menyembah Allah oleh sebab pengaruh Raja Ahab yang mengikuti istrinya, Izebel, menyembah dewa Baal (1 Raja. 18:21). Seorang pemimpin menjadi contoh dan panutan untuk diikuti oleh rakyatnya entah karena dipaksa atau kesadaran sendiri karena takjub melihat patung Baal yang dianggap ada kuasanya sedangkan Allah tidak dapat dilihat wujud-Nya. Elia sendirian menghadapi 450 nabi Baal dalam pertandingan Allah siapa yang dapat menurunkan api untuk membakar kurban persembahan. Terbukti Allah Israel berkuasa membakar kurban lembu walau kayu dan kurban bakaran diguyur air. Nabi Elia mau mengingatkan bangsa Israel bahwa Allah mereka itu hidup dan mahakuasa melampaui akal/logika manusia. Elia kemudian memerintahkan mereka untuk menangkap dan membunuh semua nabi Baal itu (ay. 22-40).

Aplikasi: hendaknya kita tidak bercabang hati tetapi menyembah hanya kepada Tuhan saja bukan kepada yang lain.

Selain menyembah kepada Allah yang hidup, kita juga belajar mencintai Taurat Tuhan dan berharap pada Firman- Nya. Mengapa? Kita bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Tuhan di dalam Firman-Nya.

Apa yang terkandung di dalam pengharapan yang diyakini oleh pemazmur (juga kita)?

  • Ada masa depan (ay. 115).

“Menjauhlah dari padaku hai penjahat-penjahat, aku hendak memegang perintah-perintah Allahku.”
Pemazmur berada di lingkungan orang-orang jahat yang berusaha memengaruhi, mengajak bahkan mungkin mengancam nyawa untuk membunuhnya. Kata “menjauhlah” ada kecenderungan untuk mengajaknya berbuat jahat tetapi pemazmur tidak mau terpengaruh atau bergaul dengan mereka. Dia mau berharap kepada Firman Tuhan.

Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak iri kepada orang jahat dan jangan bergaul dengan mereka (Ams. 24:1). Kita tidak perlu iri hati melihat orang cepat kaya dengan menghalalkan segala cara juga jangan bergaul dengan mereka karena hati mereka memikirkan penindasan dan bibir mereka membicarakan bencana (ay. 2). Jangan pula marah melihat perbuatan jahat mereka karena mereka tidak mempunyai masa depan (Ams. 24:19- 20).

Kita dahulu juga tidak memiliki masa depan karena tanpa Allah (Ef. 2:12) dan hidup dalam penyembahan berhala (Gal. 5:19-21) dengan pergi ke tempat keramat, memanggil arwah roh orang mati dll. Hanya karena anugerah Tuhan, kita diselamatkan dan dapat beribadah serta melayani-Nya. Kini, jalan hidup orang benar ada masa depan dan mengalami kebahagiaan (Mzm. 1:1-6) serta mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Aplikasi: hiduplah dalam ketaatan pada Firman Tuhan maka akan ada masa depan tinggal bersama Tuhan Yesus di Yerusalem baru.

  • Ada pertolongan (ay. 116-117).

Topanglah aku sesuai dengan janji-Mu, supaya aku hidup, dan janganlah membuat aku malu dalam pengharapanku. Sokonglah aku, supaya aku selamat; aku hendak bersukacita dalam ketetapan- ketetapan-Mu senantiasa.”

Ketika berdoa memohon bantuan, pemazmur tidak datang kepada allah lain(berhala) tetapi dia memercayai Firman Tuhan yang akan menopangnya. Dia yakin Tuhan sangat peduli dengan keberadaannya dan siap sedia menjadi tempat untuk mencurahkan isi hatinya.

Adakalanya pertolongan tidak segera datang oleh sebab dosa yang belum diselesaikan. Kita harus membereskan dosa tersebut terlebih dahulu dan datang kepada Tuhan meminta ampun kepada-Nya. Ia telah mati bagi kita, menghapus segala dosa dan memberikan kita kekuatan Roh Kudus sebab dosa dan kejahatan telah membuat kita terpisah dari-Nya (Yes. 59:1-2). Solusinya, kita datang kepada-Nya dengan hati remuk serta rendah hati (Yes. 57:15-16). Juga jangan mendukacitakan Roh Kudus (Ef. 5:30) yang diam di dalam kita. Ia Penolong yang setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Berbeda di zaman Perjanjian Lama, Roh Allah tidak menetap tinggal di Raja Saul yang tidak taat pada perintah Allah maka dia ditolak menjadi raja (1 Sam. 15:23) dan Roh Allah meninggalkannya (1 Sam. 16:14).

Aplikasi: hendaknya kita yakin pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bila kita berseru kepada-Nya. Tuhan memiliki waktu-Nya sendiri, waktu yang tepat untuk menyatakan pertolongan-Nya walau sepertinya terlambat. Contoh: Lazarus sudah mati dan Yesus belum datang menjenguknya. Ia baru datang ketika Lazarus sudah 4 hari berbaring di dalam kubur dan menyatakan mukjizat-Nya dengan membangkitkan Lazarus dari kematian (Yoh. 11:17,38-44). Jelas Yesus mempunyai rencana sendiri dan kita tidak perlu khawatir atau meragukan pertolongan-Nya. Serahkan semua ketakutan kita kepada Tuhan dan nantikan pertolongan-Nya dengan sabar sebab Ia tidak pernah mengecewakan. Bila kita sabar menantikan Tuhan, kita akan mendapat kekuatan baru (Yes. 40:28-31). Untuk itu kita harus mengutamakan dan menaati Firman Tuhan seperti dilakukan oleh pemazmur maka Tuhan menyertai dan tidak meninggalkan kita (Ul. 31:6).

  • Ada pemurnian (ay. 118-120).

“Engkau menolak semua orang yang sesat dari ketetapan-ketetapan-Mu, sebab sia-sia tipu muslihat mereka. Sebagai sanga Kauanggap semua orang fasik di bumi; sebab itu aku mencintai peringatan-peringatan- Mu. Badanku gemetar karena ketakutan terhadap Engkau, aku takut kepada penghukuman-Mu.”
Adam-Hawa telah disesatkan oleh ular berakibat keturunan mereka termasuk kita mengalami penderitaan dan kesulitan. Sejak dari lahir, penderitaan dan kesesakan menempel dalam kehidupan kita; semua ini akibat penyesatan yang dilakukan oleh Iblis. Namun Firman Tuhan mengarahkan kita untuk kembali ke jalan yang benar meninggalkan kesesatan yang berujung pada kebinasaan. Untuk itu kita tidak boleh bersandar pada pengertian sendiri tetapi mengakui Dia di dalam segala laku/jalan (ways) kita maka Ia akan meluruskan jalan kita (Ams. 3:5-6) sebab pikiran dari orang tidak percaya dibutakan oleh ilah zaman ini. Perlu diketahui ilah zaman ini dapat berupa HP, pertunjukan, idola, kesenangan duniawi dll. yang menyita waktu kita untuk merenungkan Firman Tuhan sehingga kita tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus Yesus yang adalah gambar Allah (2 Kor. 4:4). Kenyataannya, tontonan duniawi berkaitan dengan kenyamanan, kegagahan, kemegahan dll. membuat kita mudah tergoda dan tidak tahan mengikut Tuhan yang sering ditandai dengan banyak pengurbanan waktu, tenaga, uang untuk beribadah serta pelayanan. Hendaknya kita memprioritaskan Tuhan maka Ia akan menolong dan menunjukkan jalan supaya kita tetap di jalur yang benar.

Apa yang dimaksud dengan “sanga”? Kotoran logam yang dilebur melalui pembakaran. Bagi kita sekarang, pengudusan oleh Firman Tuhan (Ef. 5:26) dan pemurnian iman dengan api (1 Ptr. 1:7) membuat kita hidup berpengharapan (ay. 3) dan terhindar dari penghukuman. Bukankah kita harus menghadapi ujian masalah untuk naik tingkat? Namun penghukuman api belerang menyala-nyala dijatuhkan kepada mereka yang menolak percaya kepada-Nya.

Kita dilahirkan kembali oleh kurban Kristus dan oleh kebangkitan-Nya sehingga kita memiliki pengharapan untuk menerima bagian yang tidak dapat binasa, tidak cemar dan layu, yang tersimpan di Surga bagi kita. Kita juga akan berbahagia bila menuruti perkataan Firman (Why. 22:7) dan masuk Yerusalem baru (ay. 14).

Sebagai orang percaya, kita berbahagia karena berpengharapan akan adanya masa depan, ada pertolongan dan pemurnian hingga iman kita makin bertumbuh untuk mengenal Tuhan lebih dalam berakhir dengan tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru selamanya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: