• FIRMAN-MU AJAIB (JOHOR)
  • Mazmur 119:17-24
  • Johor
  • 2024-12-15
  • Pdp. Mario Gani
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1693-firman-mu-ajaib-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Kita masih merenungkan Mazmur 119 dan kali ini kita mempelajari bait ketiga yakni ayat 17-24 dari 22 bait yang masing-masing terdiri dari 8 ayat secara keseluruhan. Nama pemazmur tidak dicantumkan tetapi isinya mengagungkan dan memuliakan Firman Tuhan. Pemazmur begitu fanatik memegang Firman Tuhan karena dia benar-benar mengalami kehebatan Firman bukan sekadar berpuisi atau berpantun.

“Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini supaya aku hidup dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.” (ay. 17)

Pemazmur menyadari bahwa dia benar-benar membutuhkan kebajikan (= kemurahan, kasih karunia yang berlimpah-limpah) dari Tuhan supaya dia tetap hidup. Kesadaran bahwa untuk hidup saja, pemazmur butuh Tuhan. Bukankah sering kali manusia kurang menyadari hal ini, karena hidup ini sepertinya terjadi begitu saja tanpa campur tangan Tuhan.

Introspeksi: selama masih hidup kita melakukan aktivitas rutin mulai dari bangun pagi hari hingga menjelang tidur di malam hari. Namun sadarkah bahwa kita memerlukan kemurahan agar tetap hidup dan melakukan semua kegiatan? Atau kita baru sadar saat kita sakit atau menghadapi masalah pelik baru mencari Tuhan?

Mengapa pemazmur membutuhkan Firman Tuhan? “Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini supaya aku hidup dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.” (ay. 17)

Jadi, kalau kita dikaruniai hidup, tujuannya ialah untuk berpegang pada Firman Tuhan. Jangan pergunakan hidup ini untuk hal-hal lain yang tidak baik seperti berpesta pora, berhura-hura dll. Sebaliknya, carilah, simpan dan lakukan Firman Tuhan. Dengan demikian kita memanfaatkan hidup dengan semaksimal mungkin.

Pemazmur begitu getol mencari Firman Tuhan agar dapat memandang keajaiban-keajaiban Taurat-Nya (ay. 18). Pemazmur mengerti bahwa Firman Tuhan itu ajaib namun sebagai orang berdosa dia tidak mampu memandangnya sehingga dia memohon kemurahan Tuhan agar matanya disingkapkan/dibukakan untuk melihat keajaiban Firman- Nya.

Mungkin kita sudah diperlengkapi dengan pengetahuan akan Alkitab melalui kursus, sekolah alkitab, ataupun Sekolah Tinggi Teologi, tetapi sering saat membaca dan menyelidiki Firman, kita merasakan ketidakmampuan untuk memahaminya, apalagi untuk menyampaikannya dalam renungan ataupun khotbah. Oleh sebab itu kita memerlukan Roh Kudus untuk dapat memandang keajaiban Firman Tuhan, memahami dilanjutkan dengan mempraktikkannya dalam keseharian hidup.

Keajaiban Firman Tuhan apa saja yang dilihat oleh pemazmur?

  • Firman Tuhan menjadi panduan hidup kita (ay. 19-20).

“Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku. Hancur jiwaku karena rindu kepada hukum-hukum-Mu setiap waktu.”
Pemazmur menyadari dan menempatkan diri sebagai orang asing dan pendatang selama hidup di bumi. Ilustrasi: ketika berkunjung ke suatu tempat yang tidak diketahui, kita membutuhkan panduan agar tiba di tempat tersebut dengan selamat dan tepat sasaran.

Mengapa kita adalah pendatang dan orang asing di dunia ini?

    • Karena kita hanya hidup sementara di dunia ini sebab rentang hidup (life span) kita terbatas sekitar 70 – 80 tahun (Mzm. 90:10) dan suatu saat kita akan meninggalkan bumi ini.
    • Cara hidup kita beda dengan penduduk bumi pada umumnya.

Kita hidup oleh anugerah keselamatan di dalam Yesus Kristus dan hidup sesuai Firman Tuhan. Oleh sebab itu perilaku kita jelas berbeda dengan penduduk asli bumi di mana kita dahulu juga termasuk di dalamnya yakni orang-orang berdosa yang sedang menuju kebinasaan. Namun sejak menerima Yesus Kristus, kita menjadi orang berbeda, kita menjadi orang asing.

Bagaimana pemazmur menyadari dirinya adalah pendatang?

Pemazmur ingat nenek moyangnya, Abraham yang disebut sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini. Walau Abraham kaya raya dan diberkati Tuhan dengan negeri Kanaan sebagai milik pusakanya dan dihormati seperti raja, dia menantikan kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah (Ibr. 11:8-10) itulah Yerusalem Baru.

Abraham taat karena iman dan dituntun Tuhan pergi ke suatu tempat tanpa di ketahui tujuannya. Dia benar- benar dituntun langkah demi langkah dalam perjalanan jauh dari Ur-Kasdim sampai ke tujuan. Tanpa tuntunan Tuhan, dia pasti kesasar.

Aplikasi: kita harus merubah cara pikir kita dan menyadari sebagai pendatang kita membutuhkan tuntunan Firman Tuhan betapapun mapannya kondisi kita. Firman Tuhan menjadi panduan perjalanan hidup sejak kita lahir di dunia ini. Misal: kita harus hormat terhadap orang tua yang mendidik dan membesarkan kita; hidup takut akan Tuhan sejak dini dengan rajin ke Sekolah Minggu; hidup dipandu Firman dalam pergaulan antar remaja, bagaimana menjaga kesucian hidup, memilih pasangan hidup dan masa depan dst. Maka tidak heran bila pemazmur mengakui betapa hancur jiwanya karena rindu kepada hukum-hukum-Nya setiap waktu (ay. 20) sebab dia adalah pendatang yang membutuhkan tuntunan Firman dalam perjalanan hidup di dunia ini.

  • Firman Tuhan menjadi teguran dan kekuatan (ay. 21-22).

“Engkau menghardik (rebuke = menegur) orang-orang yang kurang ajar (the proud = orang sombong), terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Gulingkanlah dari atasku cela dan penghinaan, sebab aku memegang peringatan-peringatan-Mu.”
Pemazmur tetap menempatkan diri sebagai pendatang/orang asing menjumpai penduduk (asli) bumi yang congkak/sombong dan menyimpang dari Firman Tuhan.

Tuhan menegur orang sombong yang menolak Firman-Nya sementara pemazmur yang hidup berpegang pada Firman justru mendapat celaan dan penghinaan dari mereka yang menolak Firman. Apa pun yang terjadi, pemazmur yakin dengan tetap berpegang pada Firman, dia akan mendapatkan kekuatan dan pembelaan dari- Nya. Inilah keajaiban Firman Tuhan.

Di satu sisi, Firman Tuhan menegur orang-orang sombong yang menolak Firman. Apa yang terjadi jika teguran ditolak? Datanglah kutukan Tuhan (Ul. 28:15-46). Jelas Tuhan memberkati mereka yang taat mendengarkan Firman Tuhan dan melakukannya dengan setia. Sebaliknya, Ia mengutuk mereka yang tidak mau mendengar maupun melakukan Firman Tuhan.

Aplikasi: marilah kita bersedia menerima teguran dan hajaran Tuhan atas hidup kita. Teguran-Nya dapat melalui pembacaan Firman atau melalui Roh Kudus yang mengingatkan kita saat melakukan kesalahan dan dosa yang tidak disadari. Oleh karena kasih-Nya, Tuhan menegur dan menghajar kita entah melalui penyakit dan pelbagai masalah dalam konteks peringatan untuk kembali kepada-Nya.

Di sisi lain, Firman Tuhan berkuasa memberi kekuatan bagi orang-orang yang setia mendengarkan dan berpegang pada Firman-Nya. Ia membela mereka yang setia berpegang pada Firman Tuhan tetapi mendapat hinaan dari mereka yang menolak Firman. Contoh: Nuh menaati perintah Tuhan dan membuat bahtera (tidak ada laut maupun sungai) selama kurang lebih 100 tahun. Tentu dia mendapat celaan, ejekan, hinaan dari orang-orang di sekitarnya tetapi Nuh tetap berpegang pada perintah Tuhan yang memberitahu akan adanya air bah besar.

Apakah kita juga mengalami hinaan dan celaan karena taat pada Firman Tuhan dengan menolak ajakan untuk korupsi atau berbuat curang? Celaan demi celaan boleh menyerang tetapi hendaknya kita tidak goyah dan takut sebab Firman Tuhan memberikan kekuatan dan pembelaan kepada kita. Tetaplah setia berpegang pada

Firman Tuhan maka Ia akan menyingkirkan segala celaan dan kita tidak akan dipermalukan jika kita setia dan taat melakukan Firman-Nya.

  • Firman Tuhan menjadi penasihat kita (ay. 23-24).

“sekalipun pemuka-pemuka (princes = pangeran-pangeran) duduk bersepakat melawan aku, hambaMu ini merenungkan ketetapan-ketetapanMu. Ya, peringatan-peringatan Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku”

Pemazmur menghadapi ancaman dari para pemuka (pangeran, penguasa, pejabat) yang berunding untuk melawannya. Heran, menghadapi ancaman mereka yang tidak main-main, pemazmur tetap tenang merenungkan Firman Tuhan. Bagaimana mungkin pemazmur ini tetap tenang? Sebab Firman Tuhan mampu memberikan nasihat-nasihat terbaik di dalam menghadapi segala ancaman dan kebencian dunia untuk tetap bertahan.

Apa nasihat Rasul Petrus kepada pendatang dan perantau? “...aku menasihati kamu supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang- orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!” (1 Ptr. 2:11- 17)

Petrus memberikan nasihat bagaimana orang-orang percaya harus bersikap saat tinggal sebagai orang asing di tengah-tengah orang yang tidak mengenal Allah sekaligus membenci mereka. Yesus juga sudah mengingatkan bahwa dunia membenci pengikut-pengikut Kristus (Yoh. 15:19).

Kini kita mengerti bagaimana menghadapi ancaman dan kebencian oleh karena kita anak Tuhan. Ingat, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan (Rm. 12:17) tetapi tetaplah hidup tekun dalam penyucian melawan segala tabiat yang tidak baik serta terus berbuat baik walau dibenci bahkan kita mengasihi mereka. Dengan berbuat demikan, kita menjadi berkat dan kesaksian yang memuliakan Tuhan.

Terbukti bila peringatan Firman Tuhan menjadi kegemaran kita di tengah penderitaan apa pun, Tuhan pasti membela serta memberi kita sukacita seperti dialami oleh pemazmur. Inilah keajaiban Firman Tuhan.

Firman Tuhan yang ajaib menjadi panduan hidup kita sebagai orang asing di tengah-tengah dunia ini. Firman Tuhan yang ajaib juga menjadi teguran bagi mereka yang menolak Firman tetapi kekuatan bagi kita yang berpegang pada Firman. Selain itu Firman Tuhan menjadi penasihat terbaik menghadapi ancaman dan celaan dari mereka yang membenci kita. Untuk itu biarlah Firman Tuhan tidak hanya menjadi pengetahuan tetapi kita praktikkan untuk mengalami keajaiban Firman Tuhan di dalam hidup kita. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: