• FIRMAN-MU KEHIDUPANKU (JOHOR)
  • Mazmur 119:9-16
  • Johor
  • 2024-12-08
  • Pdp. Hari Gunawan Lianto
  • c
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Pemazmur merasakan bagaimana kasih setia Tuhan dan Firman-Nya memberikan kekuatan bahkan mengakui bahwa Firman Tuhan itu kehidupannya.

Bagaimana mungkin Firman Tuhan itu kehidupan kita? Kalau kita mengerti bahwa Firman Tuhan bukanlah sekadar tulisan yang kita baca tetapi Firman yang disampaikan oleh siapa pun, kapan pun, dalam bentuk apa pun adalah pribadi Tuhan sendiri yang memiliki kuasa.

Mengapa muncul keluhan bahwa Firman yang diberitakan tidak menyentuh, tidak membumi, tidak menjawab persoalan yang ada, tidak dapat dimengerti dll. kemudian pindah ke gereja lain mencari “Firman” yang sesuai di hati dan enak di dengar telinga? Ada dua alasan mengapa seseorang sulit menerima Firman Tuhan, yakni:

-     Ada sesuatu dengan Tuhan,

-     Ada sesuatu dengan pembicara Firman Tuhan.

Firman Alah menegaskan penyebab sulitnya kita menerima Firman Tuhan ialah adanya pemisah antara kita dengan Allah itulah kejahatan kita (Yes. 59:2). Kejahatan menyebabkan kita tidak dapat terhubung dan menyatu dengan Tuhan. Ia juga menyembunyikan diri dan tidak mendengar karena dosa kita.

Tahukah setiap ayat yang tertulis dalam Kitab Mazmur berbicara mengenai Firman Tuhan – perintah-Nya, janji- Nya, ketetapan-Nya, hukum-Nya, peringatan-Nya, titah-Nys dst. Semua ini bersumber pada Firman Tuhan yang adalah Pribadi-Nya (Yoh. 1:1) dan menjadi manusia (Yesus) serta diam di antara kita (ay. 14).

Berkat apa yang kita peroleh dari Mazmur 119:9-10?

  • Firman Tuhan berkuasa menjaga seluruh kehidupan kita (ay. 9-10).

Dikatakan seorang muda dapat mempertahankan kelakuannya bersih dengan menjaganya sesuai Firman Tuhan (ay. 9) seperti dialami oleh perawan Maria yang menjaga kesucian nikah saat bertunangan dengan Yusuf. Maria muda ini kuat karena Firman, buktinya dia menurut kehendak Tuhan walau dia berpikir mustahil terjadi ketika diberitahu Malaikat Gabriel bahwa dia akan mengandung dan melahirkan bayi yang harus dinamai Yesus (Luk. 1:30-38). Jelas, anak muda (Maria – Yusuf) menjaga kesucian untuk hidup di dalam Firman dan selalu mengatakan “jadilah padaku seturut kehendak-Mu dan sesuai dengan Firman-Mu.”

  • Permohonan kepada Tuhan agar hati tidak menyimpang dari perintah-Nya (ay. 10).

Karena pemazmur yakin Fiman Tuhan itu menghidupkan, dia tidak ingin menyimpang dari perintah-Nya.

Apa respons kita terhadap Firman yang adalah kehidupan?

  • Menyimpan janji-Nya supaya tidak berdosa terhadap Dia (ay. 12).

Kenyataannya, kita banyak menghadapi penderitaan dan pergumulan hidup di dunia ini sehingga kita membutuhkan Firman Tuhan untuk memandu hidup kita.

Kita perlu menyimpan Firman Tuhan supaya kita tidak berdosa kepada-Nya karena dalam keseharian hidup kita tidak terlepas dari kesalahan dan dosa yang dilakukan dengan sadar maupun tidak sengaja. Kita melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Firman Tuhan maka kita telah berbuat dosa kepada-Nya.

Bila hidup menyimpan Firman Tuhan, minimal kita mempunyai “rem” yang mencegah kita untuk jatuh ke dalam dosa. Firman Tuhan menjaga hubungan kita dengan Dia supaya tidak retak atau putus.

Dengan menyimpan Firman Tuhan, kita menerima didikan dan ajaran dari-Nya. Tahukah orang yang jauh dari Tuhan hidupnya penuh dengan kejahatan dan kenajisan serta hal-hal yang tidak berkenan kepada-Nya? Kehidupan semacam ini akan sulit menerima didikan Firman Tuhan oleh sebab dosa yang menghalanginya. Untuk itu dia harus membuang segala kejahatan (dendam, sakit hati, amarah, iri hati dst.) terlebih dahulu untuk dapat menerima Firman yang berkuasa menyelamatkannya (Yak. 1:21).

  • Menghargai Firman Tuhan melebihi harta kekayaan dan bersaksi tentang Firman (ay. 13-14).

Harus diakui selagi hidup kita membutuhkan uang dan kesehatan tetapi pemazmur bergembira mengikuti peringatan-peringatan Tuhan melebihi memiliki segala harta.

Bila kita mendengar, merenungkan dan menghayati Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh bukan dengan melamun dan pikiran melayang-layang, Firman Tuhan akan menjawab kebutuhan dan persoalan kita. Masalahnya, yakinkah kita Firman Tuhan lebih berharga melebihi harta karun yang kita miliki?

Selain menyimpan dan menghargai Firman Tuhan, kita menyaksikan Firman yang kita terima (ay. 13) kepada orang lain supaya mereka juga beroleh berkat dari pengalaman hidup kita.

Introspeksi: perkataan apa yang keluar dari mulut bibir kita? Apakah perkataan kita menyebarkan bau harum pengenalan akan Tuhan di antara mereka yang binasa (2 Kor. 2:15)? Dan hidup kita bagaikan surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Kor. 3:2-3) kapan pun dan di mana pun? Apakah mereka dapat melihat dan mengenal Kristus melalui kesaksian hidup kita? Atau kita tetap mempertahankan kehidupan lama yang menjengkelkan, menyakitkan hati orang lain, mengeluarkan perkataan yang tidak dapat dipercaya dan berperilaku kasar bagaikan menyebarkan bau busuk kepada orang-orang di sekitar kita?

Bagaimana kita menyaksikan Firman Tuhan? Membicarakannya berulang-ulang kepada anak-anak kita di rumah, dalam perjalanan, saat berbaring atau bangun (Ul. 6:7). Kita membicarakan dan mempraktikkan Firman dimulai dari keluarga kita sendiri.

  • Merenungkan dan menghormati Firman serta bergembira akan ketetapan-Nya (ay. 15-16).

Kalau kita merenungkan Firman Tuhan, hati dan pikiran kita akan dipenuhi oleh Firman. Ilustrasi: kalau kita merenungkan dan memikirkan film di netflix, hati dan pikiran kita akan penuh soal film tersebut berlanjut menjadi topik pembicaraan ketika bertemu dengan orang yang suka nonton film di netflix.

Apa dampak hati dipenuhi oleh Firman Tuhan? Kecenderungan untuk berbuat dosa akan teralihkan dan peluang untuk melakukannya sangat kecil karena Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak melakukannya. Alhasil, kita akan enggan berbuat dosa karena Firman menghidupkan kita untuk hidup sesuai kehendak-Nya.

Lebih lanjut kita bergembira dan bersukacita ketika mengingat ketetapan Tuhan (ay. 16). Bila kita mengasihi Firman Tuhan, kita akan bergemar dan bersukacita akan ketetapan-Nya. Di ayat lain pemazmur mengatakan, “Aku gembira atas janji-Mu seperti orang yang mendapat banyak jarahan (great treasure = harta karun besar).” (Mzm. 119:162) Jadi sukacita di dalam Tuhan bagaikan menemukan harta karun besar, membuat kita kaya memiliki segala sesuatu di dalam Tuhan.

Firman Tuhan adalah kehidupan kita bila kita menyimpan janji-Nya, menghargai-Nya melebii harta karun kita, suka bersaksi tentang Firman, merenungkannya siang malam yang membuat kita bergembira karena kita menjauh dari berbuat dosa hingga satu saat kita hidup bersama Dia di dalam kekekalan selamanya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: