Shalom,
Seorang pemain biola terkenal berasal dari Inggris akan mengadakan sebuah konser di Amerika. Sehari sebelumnya dia melakukan tindakan iseng dengan menyamar dan bermain biola di kereta api bawah tanah di New York. Tanpa diketahui orang, dia melakukan konser biola berjam-jam dan berhasil mengumpulkan 20 dollar. Besoknya dia tampil di acara konsernya dengan jumlah tiket sebanyak 1000 lembar @ 100 dollar. Semua tiket terjual habis. Dari kisah ini kita belajar bahwa talenta atau keahlian seseorang akan terlihat mahal dan bernilai di tempat yang tepat.
Bagaimana dengan Mazmur 117 yang pendek ini karena terdiri hanya dua ayat saja? Mungkinkah segala bangsa dan suku bangsa memuji serta memegahkan Tuhan sementara ada dari antara mereka masih belum beres dengan persoalannya, sakitnya tak kunjung sembuh, kuliah belum selesai dll.?
Mazmur ini sebenarnya bukan ditujukan kepada bangsa Israel karena istilah “segala bangsa” (= goyim) merujuk pada panggilan universal untuk seluruh bangsa, suku bangsa di dunia ini untuk memuji Tuhan.
Mengapa ada panggilan untuk memuji Tuhan?
- Allah memang layak untuk dipuji (ay. 1). Pemazmur dengan lantang mengajak semua manusia di seluruh muka bumi ini untuk turut memuji Tuhan.
Panggilan/ajakan ini diarahkan kepada seluruh umat manusia di seluruh dunia (± 8 milyar) bilamana ada bangsa- bangsa yang belum memuji Tuhan dan masih hidup di dalam kegelapan serta melakukan dosa. Panggilan ini juga ditujukan kepada mereka yang mendengar untuk berhenti dari penyembahan berhala juga berhenti melakukan dosa.
Kata “pujilah” muncul dalam Alkitab sebanyak 165 kali dan 94 kali di dalam Mazmur. Dengan demikian mazmur pujian dari keseluruhan 150 mazmur menempati urutan tertinggi. Kata “pujilah” (halal) muncul pertama kali di Mazmur 5:6, “Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau membenci semua orang yang melakukan kejahatan.” Kata “pembual” berasal dari kata sama yang dimaksud adalah ‘pujilah’. Mengapa? Pembual adalah orang sombong yang membuat dirinya menjadi pusat pujian agar namanya dipuji. Ketika pemazmur mengajak semua orang di dunia ini untuk “Pujilah Tuhan”, pujian tidak lagi diarahkan pada diri sendiri tetapi kepada Tuhan.
Terakhir kata “pujilah” muncul di Mazmur 150:6, “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!”
Biarlah selama masih bernapas, kita memuji Tuhan. Artinya, kita memuji Tuhan tidak hanya saat dalam keadaan baik-baik atau doa kita dijawab atau impian kita menjadi kenyataan dst. tetapi kita memuji Dia setiap saat selama napas masih ada. Dengan kata lain kita berhenti memuji Tuhan kalau nyawa sudah melayang alias Tuhan sudah memanggil kita. Jangan menjadi pembual yang menjadikan diri sendiri pusat kebanggaan – merasa semua pencapaian adalah hasil keringat sendiri!
Ketika orang-orang Filistin memuji allah mereka (praised their god; Hak. 16:24), kata “pujilah” yang sama muncul di Mazmur 117 namun mereka mengarahkan pujian kepada dewa-dewa. Demikian pula ketika punggawa-punggawa Firaun memuji kecantikan Sarai, istri Abram, kata pujian ini diarahkan kepada wajah Sarai yang sangat cantik (Kej. 12:14-15).
Sungguh, Allah layak mendapatkan pujian yang terbaik dari kita. Pujian ini melibatkan seluruh aspek hidup kita, tidak cukup hanya tepuk tangan atau kata-kata manis yang keluar dari mulut kita. Seluruh bangsa di bawah kolong langit layak memuji Tuhan tidak terbatas lengkap tidaknya alat musik, banyak sedikitnya jumlah penyanyi dll.
Tahukah bulan Juli, 2024 ada event Olimpiade di Paris diikuti oleh 10.000 atlet seluruh dunia belum ditambah dengan penduduk Paris ± 50 juta? Dapat dibayangkan kalau semua telinga mendengar panggilan “pujilah Tuhan”, Pencipta langit dan bumi! Panggilan ini juga ditujukan bagi mereka yang belum percaya keada Tuhan.
Bagaimana dengan penduduk di dunia ini yang terdiri dari 195 negara? Indonesia sendiri menurut BPS (Badang Pusat Statistik) tahun 2010 memiliki 1.340 suku dan Papua Nugini menempati suku paling banyak dengan bahasa lokal juga banyak di situ. Apakah mereka semua sudah percaya kepada Tuhan dan memuji Dia?
Amanat Agung Yesus kepada para murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa (ethnos) murid-Ku...” (Mat. 28:19) Kata “ethnos” diturunkan menjadi kata ‘etnis’. Jelas Injil (kabar baik) dan pujian kepada (Nama) Tuhan harus diperkenalkan kepada semua bangsa dan etnis di seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu perlu ada yang bersedia diutus untuk memberitakan Injil. Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkan Alkitab ke pelbagai bahasa suku/tradisional agar penduduk di daerah pedalaman mengenal Tuhan dan memahami Firman-Nya dengan bahasa lokal.
Apa panggilan Tuhan dalam hidup kita? Pakailah semua sarana baik melalui tulisan di media sosial atau musik apa pun yang semua mengarah kepada Tuhan karena Allah yang kita miliki adalah Allah yang layak dipuji
- Sebab kasih-Nya hebat atas kita (ay. 2a).
Pujian bagi Tuhan layak didengungkan kepada seluruh orang dan diperhatikan oleh para pelayan Tuhan yang melantunkan/menyampaikannya ke banyak orang.
Faktanya, semakin besar sebuah pertunjukan ditonton, semakin besar pula tepuk tangan dan sorak sorai yang menggema. Kita memuji Tuhan karena kasih-Nya hebat atas kita. Kata “hebat” tidak cukup diacungi jempol atau tepuk tangan meriah. Kata “hebat” bukan menjelaskan tentang ukuran besar (gadol) tetapi hebat (gabar : great, powerful, mighty = kuat, perkasa) menjelaskan kemenangan akan sesuatu.
Pemazmur sedang mengatakan “pujilah Tuhan hai segala bangsa” di dunia ini karena kasih Allah itu menang, menaklukkan dan mengungguli semua hal.
Kata Allah kepada Abraham, “...olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kej. 12:3). Melalui kehadiran Kristus di atas bumi ini dan kematian-Nya di kayu salib, semua bangsa di bumi ini mendapat berkat keselamatan oleh kasih Allah (bnd. Yoh. 3:16).
Rasul Paulus menegaskan bahwa kasih Kristus begitu lebar, panjang, tinggi dan dalam (Ef. 3:18) dan sanggup menjangkau mereka yang jatuh maupun yang pergi jauh meninggalkan Tuhan. Di mana pun mereka menjauh dari- Nya, kasih Allah yang hebat sanggup menarik mereka yang jatuh di kedalaman dasar laut, meruntuhkan mereka yang menyombongkan kepintaran dan kekuatan sendiri juga menjangkau suku bangsa dan etnis di daerah terpencil sekalipun. Tidak ada kekuatan maupun kebencian pekat mampu menandingi dan mengalahkan kasih Allah yang hebat!
Introspeksi: sudahkah kita merasakan kasih Tuhan berlaku dalam hidup kita? Apa yang dapat kita persembahkan sebagai ucapan syukur selain seluruh hidup kita kepada Tuhan? Ingat, kita dipanggil untuk memuji Tuhan karena kasih-Nya hebat atas kita.
- Kesetiaan (owlam: forever, everlasting = selama-lamanya) TUHAN untuk selama-lamanya (ay. 2b).
Semua mata harus melihat dengan jeli, semua telinga harus mendengar baik-baik dan semua hati harus merespons dengan iman bahwa kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya.
Jujur, penantian merupakan hal paling membosankan; demikian pula mampukah kesetiaan dipertahankan terus? Bukankah kesetiaan manusia sangatlah terbatas? Namun kesetiaan Allah berlaku untuk selama-lamanya.
Jelas tidak ada waktu (hari, jam, menit, detik) di mana Tuhan tidak setia atau berubah setia kepada kita. Kita dapat dikecewakan manusia yang ingkar janji tetapi Tuhan tetap setia dari dahulu, sekarang dan selamanya walau saat ini kita belum melihat janji-Nya.
Kesetiaan Allah tidak bergantung pada kesetiaan manusia yang sering melupakan, mengabaikan dan tidak peduli kepada-Nya. Contoh: orang Israel tidak setia dan menolak Tuhan namun Ia tetap setia pada janji-Nya. Ia tetap setia menyertai, menolong dan memberkati kita. Ia berjanji tidak meninggalkan kita yatim piatu (Yoh. 14:18) tetapi menyertai kita sampai akhir zaman (Mat. 28:20b). Apa pun kondisi kita – kesendirian, penderitaan hebat, sakit parah dll. – tidak dapat memisahkan kasih kita dari kasih-Nya (Rm. 8:35).
Terimalah panggilan Tuhan untuk memuji Dia! Mazmur 117 menjadi pengingat cukup keras bagi kita bahwa Allah tidak akan mengecewakan, meninggalkan apalagi membiarkan kita tergeletak. Jangan kondisi terpuruk membuat kita sulit untuk memuji Tuhan! Atau sebaliknya kondisi keberhasilan membuat sulit untuk memuji Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya karena merasa kesuksesan merupakan pencapaian atas kerja keras diri sendiri!
Perhatikan, kasih Allah layak direspons dengan iman oleh semua orang percaya (besar-kecil, tua-muda; kaya-miskin dll.) untuk memuji Tuhan dan mewartakan Injil ke mana pun dan kepada siapa pun agar makin banyak jiwa yang terhilang diselamatkan di dalam Nama Yesus Kristus. Amin.