• JAMINAN KESELAMATAN ORANG BENAR
  • Mazmur 118
  • Lemah Putro
  • 2024-11-24
  • Pdp. David Wellyanto
  • f
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
jaminan_keselamatan_orang_benar

Shalom,

Pernahkah kita mendengar pernyataan “tidak ada yang tetap kecuali perubahan itu sendiri”? Pernyataan ini berasal dari perdebatan pemikir kuno yang berusaha menunjukkan fakta bahwa perubahan adalah sesuatu yang pasti di dalam hidup ini. Perubahan dan ketetapan selalu mengikuti dan melekat pada segala sesuatu yang ada. Ilustrasi: ketika kita berganti baju walau coraknya sama dengan baju si A, tidak serta merta kita berubah menjadi si A. Bagaimanapun juga di dalam setiap perubahan, ada yang tetap. Dunia ini terus berubah dan di tengah perubahan itu kita menghadapi berbagai pergumulan dan masalah sehari-hari. Peristiwa yang tidak terduga dapat menguncang dan mengganggu rasa aman kita. Dan ini sering membuat kita lupa bahwa ada satu hal yang tidak pernah berubah yaitu Tuhan. Dialah yang menjamin rasa aman kita sampai pada perkara paling mendasar yakni keselamatan.

Jelas jaminan keselamatan sejati tidak berasal dari kekuatan dan kekayaan manusia atau jaminan dari apa pun bersifat lahiriah yang ada di dunia ini kecuali dari Tuhan yang setia. Dialah benteng yang kukuh dan tempat perlindungan orang-orang benar.

Mazmur 118 adalah pujian syukur yang mencerminkan pengalaman Daud dan diduga oleh para peneliti ditulis setelah Daud berhasil duduk di takhta kerajaan yang dijanjikan Allah. Tulisan ini merupakan mazmur pernyataan kasih setia Tuhan yang kekal yang memberikan jaminan keselamatan serta kemenangan yang berasal dari Tuhan bukan dari manusia.

Mazmur ini mengandung didikan bagi kita untuk hidup bersyukur akan kasih setia Tuhan dan Dia adalah Penjamin keselamatan kita. Puncaknya ialah pengenalan kepada Yesus Kristus sebagai penggenap dari keselamatan.

Mazmur 118 mengingatkan kita untuk percaya dan bersukacita di tengah kesesakan yang kita alami sebab Tuhan adalah perlindungan bagi orang-orang benar. Apa yang pemazmur sampaikan berkaitan dengan jaminan keselamatan bagi orang benar?

  • Ajakan untuk bersyukur (ay. 1-4).

Pemazmur mengajak seluruh umat termasuk Harun, orang Israel dan mereka yang takut akan Tuhan untuk bersyukur atas kasih setia Tuhan yang kekal dan tidak pernah berubah. Kasih setia ini menjadi dasar untuk percaya kepada pertolongan Tuhan dan mendorong kita untuk memuji Dia di dalam segala situasi. Hendaknya kita mengandalkan pertolongan Tuhan lebih dari mengandalkan pertolongan manusia untuk menemukan sukacita serta keselamatan sejati di dalam Yesus Kristus yang adalah batu penjuru keselamatan kita.

  • Kesaksian Daud tentang pertolongan Tuhan (ay. 5-18).

Daud berbagi pengalaman ketika dikelilingi oleh musuh seperti lebah yang mengancam tetapi Tuhan memberikan kelegaan dan kemenangan baginya. Daud kemudian mengakui lebih baik berlindung kepada Tuhan daripada percaya kepada manusia.

  • Nubuat mesianik tentang Yesus Kristus – batu yang dibuang oleh tukang bangunan menjadi batu penjuru (ay. 19-29).

Berbicara tentang kasih setia Tuhan yang kekal, bagaimana kita memahami kasih setia-Nya?

  • Kasih setia Tuhan yang kekal adalah dasar jaminan keselamatan orang benar (ay. 1).

Pemazmur memulai seruan syukur “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (khesed)” berulang- ulang (ay. 2-4) mengundang Israel, kaum Harun, dan orang yang takut kepada Tuhan untuk bersyukur.

Seruan ini mengingatkan kita bahwa kasih setia Tuhan adalah kasih perjanjian penuh komitmen yang tidak tergantung pada kebaikan atau usaha manusia tetapi sepenuhnya bergantung pada sifat Allah yang setia. Ilustrasi: kita sedang berjalan dalam perjalanan licin di tengah hujan lebat yang dapat membuat kita kehilangan arah. Namun di atas langit yang tertutup oleh awan gelap pekat, matahari tetap bersinar memberikan terang dan harapan tidak tergantung pada cuaca di bawahnya. Begitulah kasih setia Tuhan terhadap kita di dalam perjalanan hidup di tengah badai dosa; kegagalan dan pergumulan menjadi awan gelap yang menyelimuti kita namun kasih setia-Nya tetap bersinar tidak tergantung pada keadaan gelap yang menyelimuti kita. Kasih Tuhan itu abadi, tidak luntur dan menjadi sumber terang yang memberikan kepastian bahwa keselamatan kita aman di tangan-Nya. Ingat, keselamatan tidak ditentukan oleh perbuatan atau usaha kita (Ef. 2:8-9) tetapi oleh sifat Allah yang setia dan kasih-Nya yang tidak pernah berubah. Dengan demikian kita tidak perlu takut menghadapi kegagalan karena Tuhan mendorong kita untuk hidup bersandar pada kasih setia-Nya dalam keadaan apa pun – senang-susah, sehat-sakit dst. Saat badai kegelapan menerpa, jangan kita melupakan terang kasih-Nya tetap bersinar!

Perhatikan, puncak dari kasih setia Tuhan digenapi di dalam Yesus Kristus. Kasih perjanjian Allah kepada umat Allah dibuktikan melalui pengurbanan Yesus disalib untuk menyelamatkan kita yang berdosa (Rm. 5:8). Bukankah ini membuktikan bahwa kasih setia Tuhan tidak tergantung pada keadaan kita yang masih hidup dalam dosa? Kasih setia-Nya membawa keselamatan kekal dan Yesus membayar tunai dengan harga tertinggi untuk memastikan keselamatan kita terjamin.

Aplikasi: hendaknya kita yakin bahwa kasih setia Tuhan adalah dasar keselamatan kita; oleh sebab itu jangan bergantung pada kekuatan dan usaha kita sendiri tetapi berdirilah teguh di atas dasar kasih setia Tuhan yang dinyatakan melalui Yesus Kristus. Kita bersyukur kepada Tuhan karena Ia baik dalam segala situasi dan kondisi sebab kasih setia-Nya untuk selama-lamanya.

  • Tuhan mendengar seruan kita di saat kesesakan (ay. 5-7).

Ada kalanya hidup kita bagaikan anak kecil yang terjebak dalam situasi yang tidak kita pahami sehingga timbul rasa takut, bingung, panik tidak tahu harus berbuat apa. Kita mencoba menghadapi kesulitan dengan kekuatan sendiri tetapi ketika kita datang kepada Bapa Surgawi dan memahami suara-Nya, rasa aman mulai muncul di hati membuat kita tenang meskipun masalah belum terselesaikan. Jadi, ketika kita menghadapi tekanan hidup, langkah pertama yang harus kita ambil ialah berseru kepada Tuhan dan datang kepada-Nya dengan iman tanpa harus menunggu sampai segala cara dilakukan dan gagal semuanya.

Introspeksi: sudahkah kita menjadikan Tuhan sebagai pelarian pertama saat menghadapi kesulitan? Atau masih mencoba mengandalkan kekuatan sendiri dan kekuatan lain di luar Tuhan? Jangan tunggu sudah terpuruk baru kemudian datang kepada Tuhan! Ingat, ketika para murid diterpa badai hebat yang mau menenggelamkan perahu mereka, dalam ketakutan mereka berseru kepada Yesus yang sedang tidur di buritan dan Yesus bangun lalu menghardik angin ribut tersebut dan danau menjadi teduh (Mat. 8:24-26). Yesus kemudian bertanya kepada mereka, “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Yesus tidak hanya mendengar tetapi berkuasa atas alam semesta dan menenangkan badai yang menakutkan sekalipun.

Kasih setia Tuhan memberikan kelegaan dan ketenangan di tengah kesulitan. Yesus adalah Tuhan yang mendengarkan seruan kita melalui kematian dan kebangkitan-Nya juga mengalahkan dosa, maut dan penghukuman kekal. Ia memberikan kita jaminan kekal yang tidak tergoyahkan.

  • Kristus sebagai batu penjuru adalah jaminan keselamatan yang kekal (ay. 22-23).

Batu penjuru tidak sekadar diletakkan di pojokan satu ruangan; jika diambil atau keropos maka runtuhlah semua struktur bangunan di atasnya. Batu penjuru menubuatkan Yesus Kristus yang ditolak oleh manusia tetapi menjadi dasar iman keselamatan kita. Penolakan ini mencerminkan betapa seringnya manusia mengabaikan rencana Allah tetapi Allah dengan kebijaksanaan-Nya menjadikan Yesus sebagai dasar keselamatan yang kekal bagi mereka yang percaya. Ilustrasi: tukang bangunan memeriksa setiap batu untuk memastikan kekuatan dan kecocokan untuk dipasang. Ketika menemukan sebuah batu yang tampak bentuknya beda dan terlihat jelek maka batu itu dibuang tetapi perancang bangunan mengetahui batu yang dibuang tadi adalah batu yang sangat penting itulah batu penjuru yang menopang seluruh struktur bangunan. Itulah yang terjadi pada diri Yesus Kristus, dunia memandang-Nya tidak sesuai dan menolak-Nya. Para pemimpin agama Yahudi juga menganggap Yesus tidak layak namun Allah menetapkan-Nya sebagai batu penjuru, dasar keselamatan yang menopang iman dan hidup manusia. Tanpa Yesus, hidup kita akan rapuh tidak memiliki pengharapan sejati.

Pemazmur menyatakan kebenaran ini dengan menggambarkan situasi yang dialaminya. Dia dikepung oleh musuh dan dikalahkannya (ay. 10), musuh datang lagi dengan kekuatan ganda juga dapat dikalahkan (ay. 11), musuh mengubah pola serangan dengan lebih terstruktur, sistematis dan masif menggunakan strategi formasi lebah namun tetap dapat dikalahkan (ay. 12). Musuh juga menggunakan siasat hingga jatuh tetapi Tuhan menolongnya (ay. 13).

Kemenangan pemazmur adalah bayangan kemenangan yang lebih besar di dalam Yesus Kristus. Tuhan tidak hanya memberi pertolongan sementara melainkan keselamatan kekal melalui Yesus, Sang Batu Penjuru.

Yesus menyatakan diri-Nya sebagai batu penjuru (Mat. 21:42) dan penolakan oleh para pemimpin agama Yahudi bukanlah kegagalan melainkan bagian dari rencana Allah yang lebih besar yakni di kayu salib Ia menjadi dasar keselamatan kita dengan menanggung dosa kita serta menggantikan hukuman yang seharusnya kita terima. Hendaknya kita memercayakan hidup ini kepada Yesus maka kita tidak akan dipermalukan sebab kebangkitan-Nya menegaskan bahwa Dialah batu penjuru yang kukuh bagi semua yang percaya kepada-Nya (1 Ptr. 2:6).

Aplikasi: mari kita bangun hidup kita di atas Yesus Kristus sebagai dasar fondasi iman yang kuat bukan dari perkara duniawi seperti kekayaan, pengaruh, ambisi, pengakuan, status, kesenangan dunia dll. yang semuanya rapuh. Waspada, hidup tanpa Yesus bagaikan bangunan yang gampang runtuh ketika badai kehidupan datang. Penolakan dan kegagalan bukan akhir dari segalanya sebab Yesus sendiri juga pernah ditolak namun Allah menggunakan penolakan itu untuk menggenapi rencana keselamatan yang sempurna di dalam Dia.

Jelas kasih setia Tuhan adalah dasar jaminan keselamatan orang benar. Kita memahami kasih setia Tuhan karena Ia mendengarkan setiap seruan kita saat kita di dalam kesesakan. Keselamatan kita dijamin bukan karena kekuatan atau usaha kita sendiri tetapi oleh karya salib yang Yesus kerjakan. Dia adalah batu penjuru yang menopang iman kita dan memastikan bahwa kita aman di dalam tangan-Nya. Yesus sudah mengalahkan dosa, maut dan penghukuman kekal yang terus berusaha mengacaukan jiwa dan merebut damai sejahtera dengan membayar lunas mati disalib. Kebangkitan-Nya menawarkan kita jaminan keselamatan untuk hidup baru yang tidak rapuh. Marilah kita menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan yang telah menaklukkan dosa dan percayalah bahwa Dia mampu memberikan damai sejati yang tidak dapat diberikan oleh dunia. Ingat, keselamatan hanya ada di dalam Yesus. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: