• TAK TERBATAS KUASA-MU TUHAN (JOHOR)
  • Mazmur 114
  • Johor
  • 2024-10-27
  • Pdm. Budy Avianto
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1665-tak-terbatas-kuasa-mu-tuhan-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Firman Tuhan dari Mazmur 114:1-8 yang bertemakan “Tak Terbatas Kuasa-Mu Tuhan” merupakan mazmur pujian dan selalu dinyanyikan oleh orang Israel sebelum makan malam di minggu perayaan Paskah.

Pernahkah kita membayangkan gunung tinggi diledakkan dengan dinamit menjadi bongkahan batu-batu dengan ukuran-ukuran yang dikehendaki pembeli? Juga laut bergelora dengan ombak yang tinggi sekali dibendung menghasilkan aliran air berkekuatan besar menggerakkan turbin raksasa memproduksi arus listrik untuk menyuplai seluruh Jawa Barat? Begitu mengagumkan gunung dan laut dapat digunakan untuk kebutuhan manusia. Siapa pencipta gunung, laut dan alam semesta? Allah yang mahakuasa menciptakan langit, bumi dan seluruh isinya termasuk manusia di dalamnya.

Apa yang pemazmur ingin paparkan tentang kemahakuasaan Tuhan melalui tulisannya dengan perikop “Keajaiban alam ketika Israel keluar dari Mesir”?

“Pada waktu Israel keluar dari Mesir, kaum keturunan Yakub dari bangsa yang asing bahasanya maka Yehuda menjadi tempat kudus-Nya, Israel wilayah kekuasaan-Nya.”

Yakub mempunyai saudara kembar, Esau, dari Ishak dan Ribka (Kej. 25:25-26). Pekerjaan Esau adalah berburu di padang sedangkan Yakub suka tinggal di rumah. Sekali waktu Esau datang dari berburu dalam kondisi lelah dan tergugah seleranya melihat adiknya, Yakub, memasak sup kacang merah. Dia meminta semangkuk tetapi Yakub akan memberikannya jika Esau menjual hak kesulungan kepadanya. Tanpa berpikir panjang Esau menyetujuinya karena berpikir apa gunanya hak kesulungan baginya karena sebentar lagi dia akan mati (ay. 32). Esau memandang ringan hak kesulungan (ay. 34) bahkan bernafsu rendah (Ibr. 12:16).

Apa pentingnya memiliki hak kesulungan? Semua yang sulung (hasil panen, anak laki-laki pertama, binatang sulung) adalah milik Tuhan dan harus dipersembahkan kepada-Nya (Kel. 22:29-30). Kita, non-Yahudi, dijadikan anak sulung oleh Firman kebenaran (Yak. 1:18). Kehidupan kita dikuduskan terus menerus mengalami keubahan demi keubahan sampai pada satu tingkat kita dianggap sulung oleh Allah dan menjadi milik-Nya.

Yakub berganti nama menjadi Israel setelah dapat mengalahkan seorang laki-laki sampai fajar menyingsing dan memberkatinya di Pniel (Kej. 32:24-30). Yakub menjadi anak sulung (milik Allah) dan melahirkan 12 suku Israel. Tahukah Yehuda, anak Yakub yang keempat, masuk dalam silsilah Yesus Kristus (Mat. 1:2-16)?

Percayalah rencana Allah tidak mungkin gagal! Bangsa Israel diperbudak di Mesir selama 430 tahun (± 6 keturunan). Makin hari penderitaan mereka makin berat dan seruan mereka kepada Allah didengar oleh-Nya kemudian Ia mengutus Musa bersama Harun menghadap Firaun untuk membawa umat-Nya, orang Israel, keluar dari Mesir (Kel. 3:10) untuk beribadah kepada-Nya (ay. 12).

Aplikasi: kita adalah anak sulung Allah juga mengalami pembelaan dari-Nya saat kita ada masalah apa pun tidak bergantung pada waktu (cepat atau lambat) sesuai waktu-Nya. Bila Allah beserta kita, siapa dapat melawan? Kesulungan dibuktikan dengan suka beribadah dan membaca Firman Tuhan serta tidak mempertahankan dosa.

Jikalau Firaun menolak membebaskan bangsa Israel, Allah akan membunuh anak-anak sulung mereka. Inilah kuasa Allah yang tidak terbatas dalam membela anak-anak sulung-Nya. Firaun tetap keras hati sampai akhirnya hukuman Allah terjadi pada kematian anak dan binatang sulung bangsa Mesir sementara orang Israel keluar dari Mesir dengan tanda darah anak domba dan kambing pada dua tiang pintu dan ambang atas (Kel. 12:6-7).

Allah dengan tangan-Nya yang kuat membawa Israel keluar dari Mesir, tanah perbudakan (Kel. 13:14) dan menuntun bangsa itu di padang gurun menuju Laut teberau. Ia berjalan di depan mereka pada siang hari dalam tiang awan dan malam hari dalam tiang api (ay. 21). Ketika mau menyeberang Laut Teberau, lagi-lagi Allah mendemonstrasikan kuasa-Nya dengan menguakkan air laut membuat laut menjadi tanah kering sehingga bangsa Israel dapat menyeberang sementara Firaun dan pasukannya yang mengejar dari belakang tenggelam di laut itu karena air kembali seperti semula (Kel.14:27-30).

Apa tindakan kita untuk dapat mengalami kuasa Allah yang tak terbatas?

  • Beriman diikuti perbuatan iman (ay. 3-5).

Kita tidak cukup hanya mendengar perintah Tuhan tetapi juga melakukannya maka kuasa dan kekuatan Allah akan terjadi.

Kita melihat pengalaman bangsa Israel di tepi laut Teberau – maju akan mati tenggelam, mundur akan dibunuh oleh Firaun dan pasukannya. Di saat genting itulah Tuhan memerintahkan Musa untuk mengulurkan tongkat ke laut dan membelah airnya (Kel. 14:16). Kalau waktu itu Musa tidak beriman disertai bingung lalu tidak melakukan perintah Allah yang dianggapnya tidak masuk akal maka mukjizat tidak akan pernah terjadi.

Bangsa Israel hampir tiba di tanah Kanaan tetapi terhalang oleh Sungai Yordan. Saat itu Yosua memimpin mereka menggantikan Musa. Atas perintah Tuhan, Yosua menyuruh para imam mengangkat Tabut Perjanjian menyeberangi sungai diikuti orang Israel dengan jarak 2.000 hasta (Yos. 3:3-6). Dan benar begitu kaki para imam masuk ke dalam sungai, air sungai Yordan berhenti mengalir sehingga mereka berjalan di tanah kering sampai di seberang (ay. 15-16). Karena mereka menaati perintah Allah, kuasa Allah dinyatakan dan mukjizat terjadi.

Aplikasi: masing-masing dari kita mempunyai masalah sendiri (ringan/berat, baru maupun lama) namun kalau kita beriman dan melangkah melakukan persis seperti apa yang Tuhan perintahkan (perbuatan iman), di sinilah kekuatan Allah dinyatakan dan mujkizat terjadi. Kita harus memiliki iman yang datangnya dari mendengar Firman Kristus (Rm. 10:17) seperti iman bangsa Israel yang melintasi Laut Teberau sementara orang-orang Mesir tenggelam (Ibr. 11:29) karena mereka tidak beriman.

  • Mendengarkan suara Allah yang kuat (ay. 4,6).

Terdengar suara guruh dan kilat serta bunyi sangkakala sangat keras di atas gunung juga gunung gemetar ketika Allah bersuara (Kel. 19:16-19). Sungguh suara Allah mengandung kekuatan yang tak terbatas!

Daud menggambarkan suara TUHAN seperti guntur penuh kekuatan mematahkan pohon aras dan membuat gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu, gunung Siryon seperti anak banteng, suara-Nya membuat beranak rusa betina yang mengandung dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru “hormat” (Mzm. 29:3-9).

Suara Tuhan menggelegar di seluruh alam hingga di dalam bait-Nya! Sungguh suara Firman Tuhan yang diberitakan di gereja berkekuatan besar untuk menasihati, menyatakan kesalahan dan teguran agar kita sadar dan bertobat untuk kemudian memberitakan Firman yang berkuasa ini (bnd. 2 Tim. 4:1-2).

Aplikasi: setelah mengalami kuasa Allah yang tidak terbatas ini, kita patut memberitakan Firman-Nya (baik atau tidak baik waktunya) kepada orang-orang di sekitar yang belum mengenal Yesus, yang masih hidup dalam perbudakan dosa dan sedang menuju kebinasaan. Kita harus melakukan amanat agung Yesus (memberitakan Injil ke segala penjuru) yang dipesankan kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke Surga (Mat. 28:19-20).

Kenyataannya, masih banyak orang belum diselamatkan di dalam Yesus Kristus padahal Allah yang mengasihi dunia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal untuk mati menanggung dosa kita semua (Yoh. 3:16) dan Ia ingin semua orang berbalik serta bertobat (2 Ptr. 3:9).

  • Tidak bertindak di luar/melampaui Firman (ay. 7-8).

Kalau kita melakukan perintah Firman dengan tepat, kita akan merasakan kekuatan Allah. Sebaliknya, kalau kita melakukan Firman seturut logika dan perasaan sendiri, kita akan menghadapi konsekuensi kekuatan-Nya.

Ketika bangsa Israel berada di Rafidim, di sana tidak ada air untuk diminum, membuat mereka bertengkar dengan Musa dan bersungut-sungut lalu berserulah Musa kepada Tuhan. Tuhan memerintahkan Musa untuk memukul gunung batu dengan tongkatnya lalu keluarlah air (Kel. 17:1-6).

Di lain kesempatan terjadi lagi peristiwa tidak ada air dan mereka bertengkar dengan Musa dan Harun. Kali ini Tuhan menyuruh Musa memperkatakan kepada bukit batu supaya keluar air (Bil. 20:2, 8-12). Namun Musa tidak dapat menguasai emosi menghadapi bangsa Israel yang keras tengkuk yang sudah mengalami banyak mukjizat tetapi begitu ada sedikit kesulitan mereka langsung marah-marah dan minta kembali ke Mesir. Musa yang terbawa emosi tidak memperkatakan tetapi memukul dengan tongkatnya. Memang air tetap keluar tetapi akibatnya Musa tidak masuk ke negeri perjanjian, Kanaan, karena melakukan apa yang tidak diperintahkan Tuhan.

Belajar dari pengalaman Musa, Rasul Paulus tidak mau mengulangi kesalahan sama (terpancing emosi) dalam menghadapi orang lemah agar dapat menyelamatkan mereka (1 Kor. 9:22-23). Paulus melatih penguasaan diri dalam memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka menang/diselamatkan dan dia sendiri tidak tertolak/terhilang.

Pengalaman bangsa Israel melintasi laut, di bawah perlindungan awan, dipelihara dengan manna tetapi sebagian besar tewas di padang gurun (1 Kor. 10:1-5) menjadi peingatan bagi kita untuk tidak jatuh menghadapi pencobaan- pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia sebab Ia memberikan jalan keluarnya (ay. 11-13).

Pertanyaan: maukah kita menang menghadapi pelbagai pencobaan yang melanda kita? Ingat Tuhan menyediakan jalan keluar oleh sebab tidak terbatas kuasa-Nya. Masalahnya, saat menghadapi pencobaan, maukah kita mengalami kuasa Allah dengan rajin membaca dan mendengarkan Firman Tuhan untuk dilakukan? Setelah mengalami mukjizat apakah kita tetap mawas diri atau malah lupa diri kemudian bertindak di luar Firman Tuhan?

Sungguh kuasa Allah tidak terbatas dan kita akan mengalami mukjizat kuasa-Nya bila kita tidak hanya beriman akan Firman Krisus tetapi juga melakukannya. Tentu kita tidak ingat akan keselamatan diri sediri tetapi memberitakan Injil supaya orang yang belum/tidak mengenal Tuhan juga dimenangkan/diselamatkan. Ingat, jangan bertindak di luar Firman karena berisiko kita akan terhilang. Sebaliknya, tetap suka mendengarkan Firman-Nya yang berkekuatan tidak terbatas dan menjamin keselamatan kita di dalam Yesus Kristus. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: