Shalom,
Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengunjungi Surabaya untuk kunjungan kerja berdampak jalan-jalan ditutup menyebabkan kemacetan di beberapa ruas jalan. Ini terjadi karena Bpk. Jokowi masih mempunyai kuasa sebagai presiden; situasi menjadi berbeda ketika beliau sudah lengser dari kedudukannya. Tentu tidak semudah itu jalan- jalan ditutup karena Bpk. Jokowi sudah bukan presiden lagi. Setiap peristiwa pasti ada awal dan akhirnya; jauh berbeda dengan posisi dan kondisi Tuhan yang mahakuasa tidak dibatasi oleh waktu dan ruang; mahatahu yang mengetahui segala sesuatu yang sudah, sedang dan akan terjadi; mahahadir yang mana keberadaan-Nya ada di mana-mana dan bersifat kekal – Ia sudah ada sebelum ada waktu dan alam semesta dijadikan.
Sesuai dengan tema “Tak Terbatas Kuasa-Mu Tuhan”, ini membuktikan bahwa kuasa-Nya tidak terbatas dan tidak ada seorang pun dapat menghalangi, menghindari maupun menggagalkan ketetapan dan tujuan ilahi-Nya.
Pengalaman apa yang kita peroleh dari kuasa-Nya yang besar dan hebat menurut Mazmur 114?
- Penyertaan Tuhan (ay. 1-2).
Dituliskan Israel, bangsa keturunan Yakub, keluar dari Mesir, bangsa yang asing bahasanya (ay. 1). Mazmur 114 disebut “Hallel Mesir” yang dinyanyikan di perayaan Paskah untuk mengenang pembebasan bangsa Israel keluar dari rumah perbudakan Mesir menuju Tanah Perjanjian.
Mengapa terjadi perbudakan? Dimulai dari Tuhan menampakkan diri kepada Abram dan memerintahkan dia keluar dari negerinya, dari sanak saudaranya dan dari rumah bapanya menuju ke negeri yang ditunjukkan oleh TUHAN (Kej. 12:1). Abram adalah seorang kaya tetapi dia taat terhadap perintah Tuhan meski dia tidak mengetahui negeri apa yang dituju; itu sebabnya dia dikenal sebagai bapa orang beriman. Bahkan dia tetap percaya hingga akhir hayat walau tidak menerima setapak pun dari tanah yang dijanjikan.
Abram tidak mempunyai anak tetapi Tuhan berjanji bahwa keturunannya akan banyak bagaikan bintang- bintang di langit yang tak terhitung jumlahnya (Kej. 15:5). Nanti keturunannya akan menjadi orang asing dalam suatu negeri dan diperbudak selama 400 tahun (ay. 13). Umur 99 tahun, Abram berganti nama menjadi Abraham (Kej. 17:1,5) dan Tuhan mengadakan perjanjian sunat dengannya (ay. 10-12). Setahun kemudian lahirlah Ishak dan disunat pada hari kedelapan (Kej. 21:3-5).
Ishak memperanak Yakub dan Yakub mempunyai 12 anak, salah satu anaknya bernama Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya yang iri hati menjadi budak di Mesir (Kej. 37:28). Apapun yang terjadi atas Yusuf, Tuhan senantiasa menyertainya dan semua terjadi karena rencana Tuhan yang ajaib. Buktinya, Tuhan melepaskan Yusuf dari penjara bahkan diangkat menjadi penguasa kedua di Mesir sesudah Firaun (Kej. 41:40).
Ketika terjadi kelaparan, Yusuf memboyong ayah dan saudara-saudaranya beserta keluarganya ke Mesir dan tinggal di Gosyen. Mereka berkembang biak makin banyak menjadi ancaman bagi Firaun baru yang tidak mengenal jasa-jasa Yusuf yang sudah meninggal. Mulailah orang Israel ditindas dengan kerja rodi dan bayi- bayi laki dibunuh untuk mengurangi pertambahan jumlah penduduk Israel. Saat itu Musa lahir dan diadopsi oleh putri Firaun lalu dididik dengan segala hikmat orang Mesir sehingga dia berkuasa dalam perkataan dan perbuatan.
Suatu hari Musa membela bangsanya (orang Israel) dan membunuh orang Mesir yang memukul orang Israel. Dengan kemampuan sendiri Musa ingin menolong orang Israel tetapi ternyata orang Israel menolaknya. Ini membuat Musa ketakutan lalu melarikan diri ke Midian dan tinggal di sana.
Saat menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, Musa berjumpa dengan Tuhan melalui semak duri bernyala tetapi tidak terbakar. Tuhan mengutus dia kembali ke Mesir menjadi memimpin untuk membebaskan orang Israel yang diperbudak di sana (Kel. 3).
Puncak pertolongan Tuhan kepada orang Israel ialah kematian anak dan binatang sulung orang Mesir sedangkan orang Israel keluar dari Mesir dengan darah anak domba yang dibubuhkan pada dua tiang pintu dan ambang atas (Kel. 12:7). Kemudian Tuhan menyuruh Musa untuk menguduskan semua anak sulung (manusia maupun hewan); mereka adalah milik-Nya (Kel. 13:1-2). Mereka juga harus memperingati hari keluarnya dari perbudakan Mesir tiap tahun dengan makan roti tidak beragi selama 7 hari untuk mengingatkan mereka telah ditolong oleh kekuatan tangan Tuhan (ay. 3).
Introspeksi: setiap dari kita pasti pernah mengalami pertolongan dari tangan Tuhan yang kuat, apakah kita tetap mengingatnya dan mengucap syukur kepada-Nya?
Tuhan tidak bekerja setengah-setengah dalam membebaskan bangsa Israel keluar dari Mesir. Apa yang dilakukan-Nya kemudian? Yehuda, anak keempat dari Lea dan Yakub, menjadi tempat kudus-Nya (Mzm. 114:2). Ketika melahirkan Yehuda, Lea yang tidak begitu dicintai Yakub mengatakan, “Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN.” (Kej. 29:35) Dengan kata lain, orang yang bersyukur kepada Tuhan akan menjadi tempat kudus-Nya.
Selain itu, “Israel menjadi wilayah kekuasaan-Nya” (Mzm. 114:2b). Israel adalah nama yang diberikan kepada Yakub (= penipu) setelah Yakub bergumul dan menang melawan Allah (Kej. 32:28). Jadi, Tuhan memerintah dan menguasai Israel.
Aplikasi: Tuhan mau tinggal di dalam kehidupan yang suka bersyukur kepada-Nya. Ia juga memerintah dan menguasai kehidupan semacam ini. Oleh sebab itu jangan kita mempertahankan kemauan sendiri tetapi menyerahlah kepada kehendak Tuhan yang berkuasa atas hidup kita. Kita dahulu hamba dosa namun telah dibebaskan/dimerdekakan oleh pengurbanan darah Kristus menjadi hamba Allah (Rm. 6:22-23) dan milik-Nya maka Ia berkuasa atas hidup kita.
Hendaknya kita memastikan penyertaan Tuhan dengan kuasa-Nya yang tak terbatas dengan menyediakan diri menjadi tempat kudus dan mengakui Tuhan sebagai Raja yang berkuasa atas hidup kita.
- Perlindungan Tuhan (ay. 3-6).
“Laut melihatnya lalu melarikan diri, sungai Yordan berbalik ke hulu.” (ay. 3,5)
Bangsa Israel sangat ketakutan karena menghadapi jalan buntu – di depan Laut Terebau, di belakang Firaun dan tentara Mesir mengejar – Tuhan menyuruh Musa mengangkat tongkat dan membelah laut.
Musa melakukan perintah TUHAN dan mukjizat terjadi. Tuhan menguakkan air laut membuat laut menjadi tanah kering dan bangsa Israel dapat berjalan menyeberang sedangkan Firaun dan tentara-tentaranya mati tenggelam karena air laut kembali berbalik seperti semula. Tuhan membuktikan perlindungan-Nya kepada bangsa Israel.
Kembali perlindungan Tuhan dinyatakan ketika bangsa Israel berada di tepi Sungai Yordan mau menyeberang ke Kanaan. Saat itu Yosua menjadi pemimpin mereka menggantikan Musa yang sudah mati. Tuhan memerintahkan Yosua agar imam-imam mengusung tabut perjanjian masuk ke Sungai Yordan lebih dahulu diikuti oleh bangsa Israel di belakangnya dengan jarak 2.000 hasta. Lagi-lagi kuasa Tuhan dinyatakan dengan berhentinya air yang mengalir sehingga mereka dapat menyeberang di tanah yang kering (Yos. 3). Tuhan juga menyuruh 12 suku Israel mengambil batu dari tengah sungai untuk dibuatkan batu peringatan di Gilgal supaya mereka menceritakan kepada anak-anaknya bagaimana Tuhan berkuasa menyeberangkan bangsa Israel di tanah yang kering (Yos. 4:20-22).
“Gunung-gunung melompat-lompat seperti domba jantan dan bukit-bukit seperti anak domba.” (ay. 4,6) Selain itu Tuhan juga menampakkan diri di depan bangsa Israel di gunung Sinai. Di hari ketiga ada guruh, kilat, awan padat dan bunyi sangkakala yang sangat keras. Gunung Sinai seluruhnya ditutupi oleh asap karena Tuhan turun ke atasnya dalam api dan seluruh gunung gemetar (Kel. 19:16-19). Bangsa Israel gemetar berdiri di kaki gunung menjumpai Allah. Sungguh perlindungan Tuhan begitu nyata, bangsa Israel tidak mati melihat hadirat- Nya dalam suasana yang mencekam sekaligus mengagumkan.
Introspeksi: apakah kita takut menghadapi hadirat Tuhan? Sadarkah kita akan perlindungan Tuhan saat menghadapi ancaman mara bahaya?
- Pemeliharaan Tuhan (ay. 7-8).
“Gemetarlah, hai bumi…..yang mengubah gunung batu menjadi kolam air dan batu yang keras menjadi mata air!”
Perlindungan Tuhan terhadap bangsa Israel melalui peristiwa menyeberang Laut Teberau dan menyeberang “sungai Yordan” terdengar oleh Rahab, perempuan sundal, yang menolong dua pengintai yang diutus untuk menyerang kota Yerikho. Rahab mengatakan peristiwa tersebut membuat kengerian dan ketakutan penduduk negeri Yerikho dan mereka menjadi patah semangat oleh karena Tuhan Allah Israel adalah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah (Yos. 2:9-11).
Peristiwa “gunung batu menjadi kolam air” terjadi di Masa dan di Meriba. Saat itu bangsa Israel bertengkar dengan Musa dan bersungut-sungut karena tidak ada air. Kita tahu air merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia, tanpanya kita akan dehidrasi bahkan mati lemas dalam hitungan beberapa hari. Lagi-lagi Tuhan menyatakan kuat kuasa-Nya ketika Musa berseru kepada-Nya. Ia memerintahkan Musa untuk memukul gunung batu dan keluarlah air darinya (Kel. 17:2-6).
Peristiwa “tidak ada air” terulang kembali, kali ini Musa tidak dapat menahan emosi lalu memukul bukit batu padahal Tuhan hanya menyuruh mengatakan kepada bukit batu tersebut supaya keluar airnya (Bil. 20:8-11). Memang airnya keluar tetapi Musa harus menanggung akibatnya tidak boleh masuk Kanaan karena tidak menghormati kekudusan Tuhan (ay. 12).
Aplikasi: percayalah akan pemeliharaan Tuhan dan taati perintah-Nya serta hiduplah di dalam kekudusan.
Apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita yang mungkin terasa mustahil terselesaikan, percayalah bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan sanggup memberikan perlindungan serta pemeliharaan asal kita mengandalkan Dia yang tak terbatas kuasa-Nya. Amin.