• KEBAHAGIAAN DAN KETEGUHAN ORANG BENAR
  • Mazmur 112
  • Lemah Putro
  • 2024-10-13
  • Pdm. Jusak Pundiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1657-kebahagiaan-dan-keteguhan-orang-benar-johor-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
kebahagiaan-dan-keteguhan-orang-benar

Shalom,

Mazmur 112 yang kita pelajari merupakan mazmur berabjad yang mana ayatnya (dua atau tiga kalimat) diawali dengan abjad Ibrani berurutan yang tidak dapat dilompat-lompat, dihindari atau dibolak-balik menurut semaunya. Misal: ayat 1 terdiri dari dua abjad Ibrani berurutan yakni: (1) haleluya! berbahagialah orang yang takut akan TUHAN (2) yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Jadi Mazmur ini diawali dengan “Haleluya”, suatu ajakan sangat kuat bersifat emosional penuh semangat berapi-api mengajak orang untuk memuji Tuhan. Mengapa? Karena berbahagia orang yang takut akan Tuhan dan yang suka kepada segala perintah-Nya. Di sini mulai terasa ada penyucian karena kenyataannya kita dapat lengah dan tidak selalu takut akan Tuhan. Kita juga tidak selalu suka akan semua perintah-Nya; terkadang kita menghindari perintah-Nya atau memilah-milah ayat yang disukai.

Mengapa kita berbahagia bila takut akan Tuhan?

  • Memiliki anak cucu yang mengalahkan dosa.

Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.” (ay. 2)

Mereka perkasa terkait kuasa Allah dalam sejarah kelepasan bangsa Israel dari Mesir oleh sebab darah anak domba Paskah. Allah memperkenalkan keperkasaan-Nya dengan menyelamatkan mereka – menghardik Laut Teberau sehingga kering dan mereka menyeberanginya tanpa takut tenggelam. Mereka juga diselamatkan dari tangan pembenci dan ditebusnya dari tangan musuh (Mzm. 106:8-10).

Bagi kita sekarang, masing-masing dari kita mempunyai sejarah pertobatan oleh kuasa kurban Kristus yang harus diceritakan kepada anak cucu kita (Mzm. 71:18).

Pemazmur melihat dari anak-cucu Daud ada angkatan yang perkasa namun ada pula angkatan yang tidak berdaya. Raja-raja keturunan Daud yang termasuk angkatan perkasa adalah mereka yang menyukai titah dan hukum Tuhan. Sementara angkatan yang tidak berdaya dan lemah adalah mereka yang tidak taat dan tidak menyukai segala perintah Tuhan sehingga mereka dikuasai dosa, penyembahan berhala dll. berakibat jatuh bangun di tangan musuh. Mereka melupakan sejarah keselamatan yang telah dialami nenek moyang mereka.

Jadi, kalau kita mau bahagia, hendaknya kita mewariskan kepada anak cucu kita bukan harta-benda tetapi teladan hidup pertobatan juga teladan bagaimana kita perkasa mengalahkan hidup lama. Kita bimbing mereka sejak dini untuk mengenal siapa Tuhan yang kita sembah sehingga kehidupan rohani mereka bertumbuh mengalami pertobatan serius. Tak lupa pula kita menyaksikan kepada mereka sejarah keselamatan yang kita alami oleh Anak Domba Allah yang tersembelih di atas bukit Golgota. Alhasil, mereka hidup dalam pertobatan dan pasti diberkati terkait janji berkat takhta kekal apalagi hanya menyangkut kebutuhan jasmani (Rm. 8:32).

Pemazmur menyukai segala Firman-Nya bukan hanya Pentateukh tetapi mungkin sampai Kitab Maleakhi tetapi ini sudah membuatnya berbahagia dan berani mengatakan angkatan yang perkasa. Apalagi kita yang mempunyai lengkap sejarah keselamatan dari Perjanjian Lama sampai dengan Perjanjian Baru. Kita adalah orang-orang penuh berkat dan perkasa mengalahkan dosa. Sekali bertobat, teruslah bertobat; sekali menang atas dosa, teruslah menang atas dosa walau sekali-sekali kalah tetapi kita tidak dapat terus menerus berbuat dosa (1 Yoh. 3:6) karena Ia sudah menyediakan kemenangan dan keperkasaan serta Roh Kudus mendiami hati kita.

  • Memiliki harta disertai kebajikan.

Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya (righteousness, justice = kebenaran) tetap untuk selamanya.” (ay. 3)

Kebajikan dapat berarti keadilan, kesalehan, amal, sedekah, keringanan, belas kasihan. Namun kebajikan lebih sesuai terkait konteks ayat berikutnya. Kebajikan adalah tindakan tepat bagi orang benar terkait dengan harta miliknya (Mzm.37:21). Dengan kata lain, memiliki harta wajarnya harus disertai kebajikan karena menyadari bahwa kita (non-yahudi) dapat beriman kepada Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus dan karena kebajikan-Nya Ia memberikan harta terbesar dan termulia di Surga itulah Anak Tunggal-Nya dikurbankan untuk menyelamatkan kita yang bobrok dan tidak layak (Ef.2:11-13).

Jadi sangatlah adil jika kita berbuat kebajikan kepada sesama dengan harta kekayaan (fana) kita yang adalah pemberian Allah di dalam kurban Anak-Nya bukan hasil kemampuan kita dalam memperolehnya (Rm. 8:32). Memang dahulu orang menyimpan harta kekayaan di rumah dan sekarang disimpan di bank tetapi hendaknya kita memiliki simpanan/saldo di bank Surgawi itulah saldo kebajikan dan ini benar-benar kebahagiaan (Luk.12:33). Berbeda dengan orang kaya yang datang kepada Yesus menjadi sedih karena dia terikat dengan harta kekayaannya sehingga tidak melakukan perintah Yesus untuk menjual dan membagi-bagikan kepada orang-orang miskin (Luk.18:22-23).

Aplikasi: kita telah mengalami kebajikan dan kemurahan hati Allah yang luar biasa yakni diselamatkan dari dosa karena tidak ada seorang/sesuatu pun dapat menyelamatkan kita dari belenggu dosa. Uang dan harta juga tidak dapat menyelamatkan kita dari sakit maupun kematian kecuali Tuhan yang berkuasa menentukan sembuh atau matinya seseorang. Karena kita sudah menerima kemurahan Allah yang begitu besar dan hidup dalam keberkatan, sudah selayaknya harta yang ada kita gunakan juga dengan suka berkurban/ mempersembahkan uang, pikiran, kemampuan, kepandaian, tenaga dll. untuk melayani Tuhan dan bagi hormat kemuliaan-Nya. Inilah keadilan yang mana Tuhan sudah memberi dalam kebajikan, kita juga berlaku adil dengan berbuat kebajikan kepada sesama tanpa paksaan.

  • Memiliki solusi berdasarkan Firman Allah.

Dapat dibayangkan ketika kita berjalan dalam kegelapan tiba-tiba terbit terang, menyenangkan bukan? Betapa pentingnya terang bagi kehidupan kita! Sumber terang adalah Allah sendiri yang Ia ciptakan dengan berfirman (Kej. 1).

Terang dalam Mazmur 112 merujuk pada perintah Tuhan; dengan kata lain Firman Allah itu terang (bnd. Mzm. 119:105) menjadi solusi bagi orang yang mempunyai kebajikan yakni: orang benar dan takut akan Tuhan serta menyukai segala perintah-Nya. Jelas, terang Firman Allah menjadi solusi dalam menghadapi masalah kehidupan apa pun.

Perhatikan bahwa orang yang pengasih, penyayang dan adil (ay. 4b) akan beroleh solusi Firman Allah saat menghadapi masalah dan keruwetan hidup sehingga segala urusan tidak lagi gelap tetapi menjadi terang. Alhasil, mereka berbahagia lalu berbelas kasihan dan memberi pinjaman dengan adil (ay. 5) tanpa riba/bunga kepada sesama (orang Israel) yang miskin dan membutuhkan (Kel. 22:25) berdasarkan Taurat.

Bagi kita yang telah diselamatkan dari dunia dan Iblis oleh kurban Kristus, letakkan urusan pinjam meminjam di antara sesama orang percaya di dalam terang Firman Allah sepenuhnya tanpa perlu sampai ke pengadilan sebab tidak ada kewajaran/keadilan di luar Firman-Nya. Waspada, urusan pinjam meminjam adalah soal mamon. Jangan ada kegelapan dalam soal mamon agar mata kita terang (Mat. 6:22)! Jika kita tidak setia dalam hal mamon yang tidak jujur, siapa akan mempercayakan kepada kita harta sesungguhnya (Luk. 16:11)? Waspada, mamon menjadi ikatan terakhir bagi (calon) mempelai perempuan Kristus; oleh sebab itu harus ditempatkan dengan wajar karena perjalanan kita masih jauh ke depan dan terang Firman Allah membimbing kita ke sana.

Orang benar tidak takut kabar celaka, hatinya tetap percaya kepada Tuhan, hatinya teguh tidak takut sehingga memandang rendah para lawannya (ay. 6-8).

Introspeksi: takutkah kita menghadapi situasi politik dan ekonomi yang makin tidak menentu ini? Ingat, keperkasaan yang Tuhan berikan bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk anak cucu kita. Oleh sebab itu teladankan kepada mereka keperkasaan dan kemenangan kita atas dosa, kebajikan dengan harta yang ada, ajar mereka menyelesaikan permasalahan dalam doa dan terang Firman Allah maka mereka akan berjalan dengan teguh dan memandang rendah lawan-lawan oleh karena kuasa dari Tuhan.

Kebajikan orang benar akan tetap untuk selamanya (tetap diingat) dan tanduk (kekuatan) meninggi dalam kemuliaan (ay. 9). Sebaliknya, orang fasik sakit hati melihatnya lalu hancur menuju kebinasaan (ay. 10). Jelas perbedaannya, orang benar menuju kemuliaan sedangkan orang fasik menuju kebinasaan.

Sungguh berbahagia orang yang tetap teguh hidup dalam kebenaran karena ia memiliki anak cucu yang mampu mengalahkan dosa, memiliki harta disertai kebajikan dan mampu mengatasi masalah berdasarkan Firman Tuhan sehingga kebajikannya tetap diingat dan kekuatannya meninggi dalam kemuliaan. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: