• PERTOLONGAN BAGI YANG TERBUANG (JOHOR)
  • Mazmur 102
  • Johor
  • 2024-08-04
  • Pdp. Mario Gani
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1616-pertolongan-bagi-yang-terbuang-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Tema “Pertolongan bagi yang Terbuang” yang diambil dari Mazmur 102 tidak dicantumkan siapa nama penulisnya. Hanya disebutkan doa orang sengsara yang lemah lesu kemudian dia mengeluh kepada Tuhan (ay. 1). Ternyata yang dimaksud dengan orang yang sengsara ini adalah bangsa Israel yang saat itu berada di pembuangan Babel (ay.14-15, 17-18). Tuhan terpaksa dan dengan berat hati harus membuang bangsa Israel, suku Yehuda, karena dosa dan ketidaksetiaan mereka yang dilakukan berulang-ulang (2 Taw. 36:14-17).

Bangsa Israel menderita oleh sebab kesalahan mereka sendiri bukan karena Tuhan jahat. Mereka sudah berkali-kali diingatkan namun tetap saja tidak mau mendengarkan. Akibatnya, teruna-teruna dibunuh, rumah Allah dibakar, tembok Yerusalem dirobohkan, semua puri dalam kota dibakar dan mereka yang luput dari pedang diangkut ke Babel menjadi budak.

Bagaimana kondisi mereka saat berada di pembuangan? Mereka diperintahkan untuk membangun rumah, membuat kebun untuk dinikmati hasilnya, menikah agar bertambah banyak, mengusahakan kesejahteraan kota dan mendoakannya (Yer. 29:1-7). Ini berarti hidup mereka cukup sejahtera dan tidak lagi menderita secara fisik. Beda dengan bangsa Israel saat diperbudak di Mesir, mereka sangat menderita karena kerja paksa. Ternyata hidup di pembuangan tidak selalu menderita secara fisik, contoh: Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego menduduki posisi tinggi dengan bekerja pada Raja Nebukadnezar di Babel (Dan. 1:1-6); Ester menjadi ratu juga di pembuangan (Est. 1:5-7;17); Nehemia menjadi juru minuman raja dan tiap hari bertemu dengan raja (Neh. 2:1) padahal tidak semua orang dapat menemui raja (bnd. Est. 4:16; 5:2).

Kalau begitu apa penderitaan mereka hingga mereka berteriak meminta pertolongan kepada Tuhan? Walau Daniel, pejabat tinggi, mengatasi 120 kepala daerah Kerajaan Babel, dia berkabung karena dosa nenek moyangnya yang meninggalkan Tuhan. Dia malu akan keadaan Yerusalem dan Bait Suci yang hancur serta bangsanya yang tidak memohon belas kasihan Tuhan (Dan. 9:3-8). Demikian pula dengan Nehemia yang malu negerinya hancur karena kesalahan mereka sendiri. Inilah penderitaan mereka yang terbuang sehingga mereka berseru-seru kepada Tuhan.

Apa hubungannya dengan kita yang merdeka dan hidup normal? Ternyata nenek moyang kita (Adam-Hawa) adalah orang yang dibuang dan diusir karena dosa (Kej. 3:23-24). Dosa mereka membuat Allah terpaksa mengusir mereka dari Taman Eden. Bukankah kita semua adalah keturunan Adam dan Hawa yang terbuang dari hadirat Allah karena dosa? Kita dibuang supaya tidak mati karena orang berdosa akan mati di hadapan Allah. Jadi kondisi kita tidak berbeda dengan orang Israel. Oleh sebab itu kita juga perlu pertolongan Tuhan karena penderitaan dosa.

Benarkah Tuhan memberikan pertolongan kepada bangsa Israel di Mazmur 102 ini? Tuhan tidak secara langsung menolong mereka dengan memberikan pembebasan saat itu juga. Pertolongan ini tidak seperti kalau orang lapar langsung diberi makan, yang tidak memiliki pekerjaan diberi pekerjaan, dst.

Jadi, pertolongan apa yang Tuhan berikan kepada orang yang terbuang dalam Mazmur 102?

  • Ia memberikan respons yang benar untuk mencari Dia (ay. 2-3).

Tampak sekilas berseru kepada Tuhan merupakan hal biasa namun tahukah reaksi pertama saat manusia jatuh dalam dosa? Mereka malah bersembunyi menjauh dari Allah karena takut (Kej. 3:8-10).

Kenyataannya, tidak ada seorang pun mencari Allah (Rm. 3:11). Jelas Tuhanlah yang menolong bangsa Israel dan menggerakkan hati mereka untuk berseru kepada-Nya. Ini respons yang tepat. Faktanya berapa banyak orang yang menderita malah memaki-maki dan menghujat Tuhan bahkan salah paham dengan-Nya? Perhatikan, kalau

Allah tidak berkemurahan menolong dan berinisatif mencari Adam dan Hawa, tamatlah hidup mereka yang menjauhi-Nya.

Ada raja Yehuda, Asa, yang mencari Tuhan bahkan memerintahkan seluruh rakyatnya mencari Dia (2 Taw. 14:2,4). Asa juga mengumpulkan mereka dan mengadakan perjanjian untuk mencari Tuhan serta mengultimatum siapa pun yang tidak mencari Tuhan harus dihukum mati (2 Taw. 15:13).

Di tahun ke-39 pemerintahannya, Raja Asa menderita sakit yang makin parah. Namun sayang, dia tidak mencari pertolongan Tuhan tetapi mengandalkan tabib-tabib (2 Taw. 16:12) berakhir dengan kematian dua tahun kemudian.

Jelas sekarang Tuhanlah yang memberikan kita kemampuan untuk merespons dengan benar saat kita di dalam kesesakan dan penderitaan yakni mencari Allah untuk beroleh pertolongan dari-Nya. Ingat, bila bukan karena kemurahan Tuhan, kita tidak ada kemampuan untuk mencari Dia.

  • Ia memberikan iman yang teguh (ay. 13-15).

Memang bangsa Israel belum dikembalikan ke tanah Yehuda tetapi pemazmur yakin dan berpegang teguh pada janji Tuhan bahwa mereka akan kembali ke Yerusalem pada waktu yang ditentukan oleh-Nya. Nabi Yeremia menubuatkan bahwa bangsa Israel menjadi hamba kepada raja Babel selama 70 tahun setelah itu mereka akan dikembalikan ke Yerusalem (Yer. 25:11-12). Nubuat ini benar-benar terjadi.

Iman yang tepat ialah iman yang memuliakan Tuhan seperti iman pemazmur yang tidak ditujukan pada kepentingan pribadi tetapi kepada Allah yang mana pemulihan terjadi dan bangsa-bangsa akan datang memuji-Nya (ay. 16-19, 22-23).

Introspeksi: percayakah kita akan janji Tuhan dan iman kita tetap teguh saat pergumulan berkepanjangan dan kita tidak juga ditolong oleh-Nya? Kita harus memiliki iman bahwa Tuhan sudah menolong walau kenyataannya masih belum sebab janji-Nya tidak pernah gagal. Kalau kita tetap percaya, ini adalah pertolongan Tuhan. Sebaliknya, jika kita sudah tidak mempunyai iman bagaimana kita akan mendapatkan pertolongan? Bagaimana mendapatkan pertolongan bila iman gugur di tengah jalan?

  • Ia memberikan pengharapan akan hidup kekal (ay. 26-28).

Memang pemazmur menyadari penderitaannya akibat dosa tetapi dia memiliki pengharapan akan menerima hidup kekal bersama-Nya.

Tulisan pemazmur yang ditujukan kepada Allah (ay. 26-28) dikutip oleh penulis Ibrani (Ibr. 1:10-12). Mungkin saat itu pemazmur belum mengerti siapa Allah itu sementara penulis Ibrani mengetahui siapa Allah, Sang Pencipta, itulah Yesus Kristus (Ibr. 1:1-2).

Di dalam Yesus kita mempunyai pengharapan. Bagaimana caranya? Yesus mengadakan penyucian dosa (ay. 3). Pemazmur yakin akan berada di dalam kekekalan bersama Allah di dalam Yesus melalui penyucian dosa.

Aplikasi: sebagai orang yang berdosa dan terbuang, kita beroleh pertolongan akan hidup kekal melalui penebusan Yesus disalib. Kita memiliki pengharapan akan kekekalan bersama Allah. Walau saat ini kita belum ditolong dari masalah kita, kita masih mempunyai pengharapan karena kita mempunyai Yesus, Penolong sejati. Ia tidak hanya menyediakan kebutuhan jasmani tetapi yang terutama ialah keperluan paling mendasar itulah keselamatan jiwa kita. Di dalam Dia kita mempunyai pengharapan akan hidup kekal. Bukankah ini lebih dari semua jawaban yang kita perlukan?

Perlu diketahui Tuhan sanggup menolong memenuhi kebutuhan jasmani kita tetapi Ia tahu waktu yang terbaik juga apa yang kita perlukan namun yang terutama ialah Ia membimbing kita untuk lebih mengenal pribadi-Nya. Jangan bertindak seperti bangsa Israel di padang gurun yang suka mengomel atas pemeliharaan Allah antara lain diberi Manna minta daging dll. Apakah jawaban atas permintaan mereka membangun iman mereka? Tidak, mereka tetap memberontak hingga saat menduduki tanah Kanaan, mereka tetap memberontak maka akhirnya mereka terpaksa dibuang dari tanah perjanjian.

Tuhan tahu caranya membimbing kita dan memberikan pertolongan sejati bagi kita. Bukankah ini lebih daripada yang kita butuhkan? Kita memiliki pengharapan di dalam Yesus Kristus dan saat kedatangan-Nya kembali Ia akan mengubahkan kita dalam sekejap mata menjadi sempurna seperti Dia. Pengharapan ini membuat hidup kita kuat dan memampukan kita untuk terus mengalami penyucian (1 Yoh. 3:1-3) karena kita dipersiapkan hidup tidak bercacat cela di hadapan Allah dan layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali.

Kini kita mengerti bahwa Tuhan tidak selalu memberikan pertolongan seperti apa yang kita minta tetapi yang pasti Ia memberikan respons yang tepat untuk dapat datang mencari Dia di saat pergumulan. Ini merupakan kemurahan Tuhan, bukan karena kemampuan kita. Ia juga memberikan iman yang teguh agar tetap percaya kepada-Nya di dalam pergumulan. Kalau sudah ditolong, kita memuliakan Tuhan dan rindu agar bangsa-bangsa juga memuji-muji Dia. Selain itu Ia memberikan pengharapan akan kekekalan bagi kita yang terbuang. Oleh sebab itu jangan hanya berharap Tuhan menyelesaikan masalah kita (bersifat sementara) tetapi lebih dari itu kita berharap akan kedatangan Yesus Kristus kembali dengan memberikan diri terus menerus disucikan hingga ditemukan tidak bercacat cela di hadapan-Nya dan siap tinggal bersama-Nya di dalam kekekalan. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: