• KOMITMEN PADA KASIH SETIA DAN HUKUM TUHAN
  • Mazmur 101
  • Lemah Putro
  • 2024-07-28
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1610-komitmen-pada-kasih-setia-dan-hukum-tuhan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
komitmen-pada-kasih-setia-dan-hukum-tuhan

Shalom,

Marilah kita mendengarkan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh agar yang haus dipuaskan dan yang lemah dikuatkan. Juga kita tetap setia hingga akhir hayat kita.

Dalam mazmurnya, Daud beberapa kali mengatakan “aku hendak” (ay. 1-2) menunjukkan keinginan pribadinya untuk menyanyi dan bermazmur bagi Tuhan namun di ayat selanjutnya dia mengecam perbuatan dursila, murtad, kejahatan, hati yang bengkok serta orang yang sombong (ay. 3-5).

Bila kita memerhatikan lebih cermat, Daud mengawali mazmurnya dengan keinginan pribadinya berlanjut tentang “rumahku” (ay. 7) kemudian “negeri ku” dan kota Tuhan” (ay. 8). Daud berusaha melindungi hidup nikah dan keluarganya juga negerinya dari orang-orang yang berbuat cela.

Introspeksi: adakah kita kerinduan untuk bernyanyi memuji kebesaran Tuhan juga hidup dalam kekudusan yang dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar bahkan masyarakat setempat?

Dan beranikah kita berkata seperti yang Daud ucapkan, “Bilakah Engkau datang kepadaku?” (ay. 2)

Pertanyaan: benarkah Tuhan akan datang? Ribuan tahun telah berlalu dan sampai sekarang Ia belum datang juga sehingga timbul pengejek-pengejek yang mempertanyakan keseriusan kedatangan-Nya (2 Ptr. 3:3-4).

Namun seberapa jauh kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan? Ilustrasi: kalau presiden mau datang, persiapan dilakukan sebaik mungkin mulai dari penyambutan di bandara, tempat/ gedung yang didatangi ditata dan didekorasi sebagus mungkin.

Apa yang Daud lakukan dalam mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan? Hidup dalam ketulusan hati di rumah (ay. 2) dan setiap pagi akan membinasakan semua orang fasik di negerinya (ay. 8). Sebagai sikap seorang pemimpin rumah tangga maupun kerajaan juga pernah menjadi gembala, Daud tiap hari/pagi berusaha membasmi rongrongan kejahatan yang mau memengaruhi kehidupan keluarga serta masyarakatnya. Untuk dapat memuji Tuhan Daud harus menyelesaikan masalah ini. Waspada, jangan sibuk pelayanan menggunakan Nama Tuhan padahal Ia tidak mengenal kita (Mat. 7:21-23).

Bagaimana Daud menjaga diri hidup dalam kekudusan? “Tiada kutaruh di depan mataku perkara dursila;”

Mata pernah membuat Daud jatuh dalam kejahatan (pembunuhan) dan kenajisan. Dia pernah berzina dengan istri Uria, Batsyeba, dan akhirnya Uria dibunuh lewat tangan orang lain (2 Sam. 11). Namun dia menyesal dan mengakui dengan jujur semua dosa yang telah diperbuatnya (Mzm. 51). Bahkan dia mengaku sudah dalam dosa sejak dikandung ibunya tetapi Tuhan memberitahukan hikmat kepadanya melalui Nabi Natan dan dosanya dibersihkan, membuatnya tahir (ay. 7-9).

Bagaimanapun juga Daud masih manusiawi tetapi dia mencintai Tuhan dan Firman-Nya. Dia mengenal Firman karena sebagai raja dia diwajibkan untuk membaca 5 kitab Musa seumur hidup (Ul. 17:18-19). Daud memohon agar Tuhan menyembunyikan wajah-Nya terhadap dosanya, menghapus dosanya, menjadikannya tahir, memperbarui batinnya dan tidak mengambil Roh Kudus darinya (Mzm. 51:11-13). Ironis, Daud sudah diurapi Roh Kudus tetapi masih berbuat dosa. Namun betapa pun jahatnya seseorang kalau Tuhan sudah menyucikan kita tidak dapat mengungkit-ungkit lagi kejahatannya seperti pengalaman Paulus yang tidak memiliki sisi baik sebagai manusia walau dia tidak cacat melakukan hukum Taurat (Rm. 7:18).

Siapa dapat membaca pikiran seseorang? Perhatikan, pikiran jahat dan kotor sudah berdosa di hadapan Tuhan (bnd. Mat. 5:28).

Paulus mengaku dengan jujur bahwa batinnya suka akan hukum Allah tetapi anggota tubuhnya (jasmani) tertawan oleh hukum dosa, membuatnya menjadi manusia celaka (ay. 22-24). Waspada, pikiran jahat yang timbul dari hati merusak dan menajiskan orang (Mat. 15:19). Namun Tuhan datang menolong dan membebaskannya (Rm. 7:25).

Introspeksi: yakinkah Tuhan datang/hadir dan mau membebaskan kita dari belenggu dosa? Syaratnya, kita mengasihi Dia dan menuruti segala perintah-Nya maka Ia akan memberikan Penolong (Roh Kudus) yang akan menyertai kita selama-lamanya (Yoh. 14:14-16). Roh Kudus membantu kita dalam kelemahan kita (Rm. 8:26) supaya kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Bila kita mengasihi Yesus, Allah Tritunggal akan diam dalam kita (Yoh. 14:23).

Aplikasi: hendaknya kita suka memuji Tuhan sekaligus membersihkan diri dari ikatan dosa yang membelenggu. Beberapa tokoh Alkitab yang berkomitmen pada kasih setia dan hukum Tuhan ialah:

  • Yeremia
    Dalam penderitaan berat dia hanya berharap akan kasih setia Tuhan yang tak berkesudahan dan rahmat-Nya yang tidak ada habis-habisnya; tiap pagi selalu baru dan besar kesetiaan-Nya (Rat.3:19-23).

Ketika dilanda masalah berat sekalipun, jangan kita fokus pada masalahnya tetapi miliki pengharapan akan janji kesetiaan Tuhan yang baru setiap pagi.

  • Yesaya
    Yesaya dalam kesesakan tetapi dia menanti-nantikan Tuhan (Yes. 33:2); demikian pula dengan Daud yang ada Roh Kudus tetapi dia minta Tuhan datang.

Tahukah Roh Kudus dan Firman Tuhan memberikan kita kekuatan untuk berkemenangan dalam kehidupan pribadi, nikah, keluarga dan kemenangan apa pun.

Allah mempertajam telinganya Yesaya (Yes. 50:4) setelah bibirnya yang najis dikuduskan dengan bara dari mazbah (Yes. 6:5-6).

Perhatikan, akan datang waktunya orang tidak lagi dapat menerima ajaran sehat (Firman pengajaran) untuk menyatakan yang salah, yang menegur dan menasihati. Mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya (2 Tim. 4:2-3).

Apa perlunya telinga dipertajam dan lidah dikuduskan? Untuk menolong orang lain. Bagaimana mungkin kita dapat menolong orang lain jika lidah kita tidak mau menerima Firman penyucian? Jika kita mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, kita diselamatkan (Rm. 10:9).

Perlu diketahui Alkitab bukan untuk menyenangkan telinga kita sehingga kita memilah-milah ayat yang cocok dengan selera kita sedangkan ayat yang keras diabaikan. Jika demikian, bagaimana kita dapat mengetahui kesalahan dan dosa kita karena kita menganggap semuanya baik. Jangan mengabaikan nasihat dan teguran Firman Allah, mengabaikan pimpinan Roh Kudus, juga mengabaikan kasih setia Allah hanya karena kita kurang/tidak mau dikoreksi! Bukankah Ayub ketika telinganya mendengar perkataan teman-temannya makin tidak senang hingga marah tetapi ketika mendengar sendiri suara Allah dia diubahkan karena matanya memandang Dia (Ay. 42:5-6).

  • Timotius
    Timotius muda ikut menderita penganiayaan dan sengsara bersama gurunya, Paulus, di Antiokia, Ikonium dan Listra (2 Tim. 3:11).

Paulus mengingatkan dia akan masa sukar di hari-hari akhir yang mana manusia akan mencintai diri sendiri, menjadi hamba uang, sombong, pemfitnah, berontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak memedulikan agama, tidak mau berdamai, tidak dapat mengekang diri, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah, beribadah tetapi memungkiri kekuatannya. Untuk ini Timotius disuruh menjauhi mereka (ay. 1-5).

Sama seperti Daud setiap pagi akan “membinasakan semua orang fasik dan melenyapkan pelaku kejahatan”, maksudnya kita tidak membunuh orangnya tetapi menjauhi sikap dan tindakannya yang bersifat merusak. Terbukti Timotius mengikuti ajaran, cara hidup, iman, kesabaran, kasih dan ketekunan Paulus (ay. 10).

Introspeksi: sudahkah kita menjadi contoh dalam memberitakan ajaran Firman Tuhan (sesuai dengan kehendak Roh Kudus bukan fokus pada diri sendiri)? Bagaimana cara hidup kita – penampilan, tutur kata, perilaku sehari- hari? Juga dengan pendirian dan iman kita, apakah tetap teguh mendengarkan Firman Kristus atau pada filosofi dunia? Bila kita masih kedapatan “kotor”, kurban Kristus berkuasa mengubahkan kita dan Firman-nya yang menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik dalam kebenaran akan menuntun kita kepada keselamatan (ay. 15-16). Dengan demikian kita, kepunyaan Allah, diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (ay. 17).

Selama hayat masih dikandung badan, marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk berkomitmen pada kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan serta menaati hukum-Nya yang menuntun kita hidup dalam kebenaran dan kekudusan hingga suatu saat nanti kita bertemu dengan Pembuat hukum itu sendiri dan tinggal bersama-Nya selamanya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: