• NYANYIAN SUKACITA & KEMENANGAN (JOHOR)
  • Mazmur 98
  • Johor
  • 2024-07-07
  • Pdm. Edi Sugianto
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1599-nyanyian-sukacita-dan-kemenangan-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
nyanyian-sukacita-dan-kemenangan

Shalom,

Ketika seseorang bersukacita, banyak cara untuk mengekspresikannya seperti: berteriak, bersorak, bernyanyi, bersenandung dll.

Bagaimana pemazmur 98 mengekspresikan perasaan sukacitanya? Dan mengapa dia bersukacita?

Pemazmur mengajak umat Tuhan saat itu untuk bernyanyi dan bermazmur bagi Tuhan dengan sukacita dan sorak- sorai karena alasan yang sangat jelas yakni karena pertolongan Allah dalam membebaskan umat-Nya. Oleh sebab itu pemazmur mengajak umat menyanyikan nyanyian baru untuk bersukacita bahkan dihimbau menggunakan alat- alat musik seperti kecapi, nafiri dan sangkakala (ay. 5,6).

Aplikasi: kita dapat memuji Tuhan dengan berbagai alat musik – tiup, gesek, petik, pukul, dst. Namun tanpa alat musik pun kita tetap dapat memuji Tuhan penuh sukacita sebab Tuhan ciptakan suara dan mulut untuk memuji Dia. Bahkan tunawicara pun dapat mengagungkan dan memuji Tuhan dalam hati. Mazmur 150:6 menuliskan, “Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Haleluya!”

Lebih dari itu, pemazmur mengajak umat untuk menyanyi bagi dan di hadapan Tuhan (Mzm. 98:1, 6). Ketika bernyanyi dan bersorak-sorai, apakah kita melakukannya bagi Tuhan dan di hadapan-Nya? Di gereja kita dapat menyanyi memuliakan Tuhan dengan mulut bibir namun bagaimana dengan hati kita? Yesus sendiri mengatakan, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya padahal hatinya jauh dari padaKu.” (Mat. 15:8) Kalau kita menyanyi di hadapan Tuhan untuk menyenangkan hati-Nya, kita pasti memberikan yang terbaik mulai dari sikap, pemilihan lagu maupun cara memainkan alat musik – semua diarahkan untuk kemuliaan Tuhan bukan untuk kehebatan diri sendiri. Karena banyak orang bernyanyi dan bersorak-sorak penuh semangat bahkan sampai melompat-lompat tetapi bukan untuk Tuhan dan tidak di hadapan-Nya. Contoh: ketika Yosua dan Musa turun dari Gunung Sinai, mereka mendengar bunyi sorak orang bernyanyi berbalas-balasan. Ternyata bukan nyanyian kemenangan tetapi mereka menyanyi untuk berhala anak lembu emas (Kel. 32:17-18,20). Mereka menyanyi untuk penyembahan berhala meskipun mereka menyebut Nama Tuhan. Mereka meminta Harun membuatkan allah bagi mereka padahal mereka sudah memiliki Tuhan yang telah membebaskan mereka dari perbudakan bangsa Mesir. Tuhan sudah menolong tetapi mereka masih meminta Tuhan yang lain. Musa yang peka dan berpengalaman segera mengetahui bahwa yang didengarnya bukan nyanyian kemenangan dan sorak-sorai kepada Tuhan tetapi seperti kuda yang baru dilepas dari kandang.

Apa yang dimaksud pemazmur dengan nyanyian baru? Bukanlah selalu nyanyian yang baru diciptakan tetapi menekankan pengalaman baru bersama Tuhan juga dengan kebenaran Firman Tuhan yang kita hidupi. Contoh: ketika kita menyadari bahwa kita telah diselamatkan Tuhan, kita akan bersyukur, memuji dan memuliakan Tuhan.

Mengapa pemazmur mengajak kita menyanyikan nyanyian baru? Karena Allah telah melakukan perbuatan ajaib yaitu mengerjakan keselamatan oleh tangan-Nya yang kuat (ay. 1-2). Semua ini dilakukan karena mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap umat-Nya (ay. 3). Ia juga menyatakan diri sebagai Raja yang adil dalam menghakimi (ay. 9). Ia akan membinasakan orang yang tidak percaya kepada-Nya dan keselamatan dinyatakan bagi umat-Nya.

Mazmur 98 tidak mencantumkan siapa penulisnya dan kapan ditulis berarti mazmur ini berlalu sampai hari ini bahkan hingga kekekalan. Mazmur ini senada dengan beberapa Mazmur lainnya yang memberikan indikasi dan latar belakang mengapa nyanyian baru harus dinyanyikan. Misal: Mazmur 96 juga menuliskan nyanyian baru mengisahkan Raja Daud mengalami kemenangan demi kemenangan (1 Taw. 16:7).

Daud bersyukur karena Allah telah menolong dia beserta orang Israel menghadapi orang Filistin (1 Taw. 14:8-17) dan Allah sendiri yang berperang mengalahkan musuh-musuh sehingga mereka mengalami kemenangan. Setelah peristiwa itu Daud memindahkan Tabut Perjanjian dari Obed-Edom ke Yerusalem yang diangkat oleh orang Lewi

(1 Taw. 15:2). Setibanya Tabut Allah di Yerusalam, Daud menyuruh para imam khususnya Asaf, Heman dan rekan- rekan yang lain menyanyikan nyanyian syukur kepada Tuhan (1 Taw. 16:7-36).

Aplikasi: saat menghadapi pergumulan berat, hendaknya kita datang menghampiri Tuhan dan percaya Ia pasti menolong kita seturut waktu-Nya. Juga bersyukur atas pertolongan-Nya; jangan bertindak seperti bangsa Israel yang tidak tahu berterima kasih setelah dilepaskan dari tangan orang Mesir yang menindas mereka, tak lama kemudian meminta seorang raja seperti bangsa-bangsa lain untuk memimpin mereka (1 Sam. 10:18-19).

Pertama kali nyanyian baru ini muncul ketika orang Israel keluar dari tanah Mesir. Mereka menghadapi kondisi sangat kritis, dikejar oleh kereta Firaun dan tentara-tentaranya hingga tiba di Laut Teberau. Mereka tidak ada harapan sebab terkepung dari semua arah. Di saat genting tersebut Tuhan yang setia pada janji-Nya menyatakan perbuatan-Nya yang ajaib dengan menguakkan air laut menjadi tanah kering dan bangsa Israel dapat berjalan di tanah yang kering sedangkan orang-orang Mesir di belakang mereka tenggelam dan mati semua. Setibanya di seberang, Musa menyanyikan nyanyian baru tentang perbuatan besar Allah yang sudah menyelamatkan mereka diikuti oleh Miryam yang mengambil rebana dan menyanyi serta mengajak semua prempuan menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan (Kel. 15). Mereka bersukacita telah mengalami kemenangan dari Tuhan. Hal yang sama juga terjadi pada zaman Raja Hizkia yang ditolong Tuhan dari serangan Sanherib, raja Asyur, yang menyerbu kota Yerusalem. Nama Tuhan juga dihina oleh utusan Asyur lalu Hizkia datang kepada Tuhan dan Tuhan menolongnya. Kehebatan Tuhan yang menolong mereka dengan cara-Nya yang luar biasa membuat mereka lebih bersungguh- sungguh lagi kepada Tuhan (1 Raja. 19; 2 Taw. 32:20-23; Yes. 37:33-37).

Sayang, Hizkia yang disembuhkan dari sakit parahnya tidak memikirkan masa depan generasi berikutnya. Dengan mudahnya dia memamerkan kemegahan istana dan barang-barang yang ada di dalamnya kepada utusan raja Babel (Yes. 39) yang nantinya semua akan diangkut ke Babel dan bangsa Yehuda ditawan di Babel selama 70 tahun. Kelanjutan dari kisah ini mulailah janji keselamatan dinyatakan oleh Tuhan (Yes. 40). Ia melepaskan bangsa Yehuda dari pembuangan di Babel dan mereka menyanyikan nyanyian baru bagi-Nya (Yes. 42:10-13).

Janji puncak dari keselamatan ini berlanjut sampai pada Perjanjian Baru, digenapi dalam Pribadi Yesus yang datang ke dunia dikandung oleh perawan Maria. Kemudian Maria melantunkan “nyanyian pujian” yang menyatakan bagaimana Tuhan menggenapi janji-Nya (Luk. 1:45-56). Kematian Kristus telah menyelamatkan umat Israel dan semua orang yang percaya kepada-Nya hingga generasi sekarang. Keselamatan adalah perbuatan besar Allah yang dikerjakan dalam hidup kita (1 Ptr. 2:9-10) dan nyanyian baru ini terus dikumandangkan sampai pada Kitab Wahyu (Why. 5:9-10; 15:1-4) bahkan sampai pada kekekalan ketika ada sorakan nyanyian pengagungan bagi Dia.

Melalui rangkaian nyanyian baru tentang pengalaman-pengalaman baru umat Israel di masa lampau mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan tidak pernah berubah dan hanya Dia satu-satunya yang sanggup menyelamatkan umat- Nya.

Pengalaman keselamatan yang paling utama ialah keselamatan jiwa kita dari hukuman maut yang akan membinasakan kita selama-lamanya tetapi Tuhan sudah melakukan perbuatan ajaib dengan menyelamatkan kita asal kita mau percaya kepada-Nya. Betapapun beratnya masalah yang kita hadapi, pengalaman umat Tuhan di masa lampau menjadi teladan bagi kita bahwa hanya Dia satu-satunya yang sanggup menolong kita. Bila kita ditolong oleh Tuhan, sudah seharusnya kita menyanyikan nyanyian baru.

Aplikasi: bila kita mengalami karya keselamatan dari Tuhan, kita akan sepenuhnya memberikan diri kepada-Nya, sungguh-sungguh melayani Dia dan memberikan yang terbaik bagi-Nya. Apalagi kita tahu Tuhan adalah Raja yang berdaulat menghakimi setiap kehidupan kita. Alasan utama kita bersyukur kepada Tuhan ialah karena keselamatan yang sudah disediakan bagi kita.

Marilah kita menyatakan rasa syukur kita dengan nyanyian baru dan bersukacita karena kemenangan sudah terjadi dalam kehidupan kita. Namun jangan pujian yang kita nyanyikan sebatas mulut bibir tetapi hati kita juga makin dekat dengan Tuhan. Kehidupan kita menjadi puji-pujian bagi Tuhan yang dapat didengar dan dilihat orang lain berdampak mereka juga memuliakan Tuhan. Biarlah setiap hari kita mengalami nyanyian baru bersama Tuhan, nyanyian yang muncul melalui perkataan maupun tingkah laku kita.

Hendaknya kita makin mengenal Tuhan yang penuh dengan kasih setia dan sanggup menolong kita. Dia juga akan menyatakan keadilan dengan menghakimi mereka yang tidak benar dan memberikan upah kepada orang yang

melakukan kebenaran. Biarlah kita terus menyanyikan kemenangan dan bersorak-sorai bagi Tuhan karena Ia menjadi Penyelamat hidup kita. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: