• NYANYIAN SUKACITA & KEMENANGAN
  • Mazmur 98
  • Lemah Putro
  • 2024-07-07
  • Pdp. Eko Wahyudiono
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1598-nyanyian-sukacita-dan-kemenangan
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
nyanyian-sukacita-dan-kemenangan

Shalom,

Kita sudah memasuki Mazmur 98 dengan tema “Nyanyian Sukacita & Kemenangan”. Kita tahu menyanyi merupakan tindakan mengeluarkan suara seperti orang berbicara hanya dilantunkan dengan nada berirama – ada intonasi tinggi/rendah dan alunannya dipadu dengan kata-kata/lirik sedemikian rupa sehingga terdengar suara alunan yang indah nan merdu. Lagu dapat mencetuskan luapan hati yang sedih, gembira, berupa pengagungan, penghormatan, pujian dll.

Perlu diketahui Mazmur 93 – 99 ditulis pada masa penyerangan raja Asyur, Sanherib, ke Yehuda pada masa pemerintahan Raja Hizkia. Waktu itu Allah memberikan pertolongan yang sangat luar biasa kepada Yehuda di masa Hizkia. Menurut tradisi Yahudi, Mazmur 93-99 (termasuk 98) dinyanyikan oleh orang-orang Yahudi pascapembuangan dari Babel untuk mengantisipasi karya Kristus, Sang Mesias yang dijanjikan. Jadi Mazmur 98 masuk dalam kategori mazmur mesianik yang menubuatkan Kristus dalam pekerjaan keselamatan.

Pemazmur menulis Kristus, Sang Mesias, akan datang memperkenalkan/menawarkan/menganugerahkan keselamatan. Setelah mengerjakan keselamatan, Ia mati-bangkit-naik ke Surga dan akan datang kembali untuk menghakimi bumi. Jadi Mazmur 98 bermakna ganda: (1) menceritakan hebatnya perbuatan ajaib Tuhan di masa Hizkia dengan menyelamatkan mereka dari serbuan Kerajaan Asyur (2) menubuatkan Kristus yang akan datang kembali untuk menghakimi dunia.

Yang dimaksud nyanyian baru di sini ialah ungkapan pengalaman baru bersama Tuhan. Tahukah setiap pengalaman baru kita bersama Tuhan menciptakan sebuah nyanyian? Ilustrasi: ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan saat Timnas menjadi juara, gregetnya terasa sekali. Lagu yang sama tetapi dengan pengalaman beda akan terasa beda juga.

Apa alasan pemazmur mengajak kita untuk menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan?

  • Ia melakukan perbuatan ajaib yakni mengerjakan keselamatan (ay. 1-3).

Pemazmur menuliskan nyanyian sukacita karena kemenangan yang dialaminya. “Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.” (ay. 1)

Tahukah keselamatan jauh lebih ajaib dibandingkan mukjizat sakit disembuhkan, miskin dijadikan kaya, problem rumit diselesaikan? Keselamatan jauh lebih besar daripada perkara-perkara apa pun di dunia ini. Tuhan telah mengerjakan keselamatan karena kasih setia-Nya terhadap kaum Israel.

Pertolongan apa yang dikerjakan oleh Tuhan terhadap orang-orang Yehuda di masa Hizkia? Hizkia (25 tahun) menjadi raja mewarisi takhta kerajaan ayahnya, Ahas, dan memerintah di Yerusalem selama 29 tahun. Dia melakukan yang benar di mata TUHAN; untuk itu dia harus melakukan revolusi rohani dengan menghancurkan semua berhala karena sejak zaman Ahas, orang Israel telah jatuh dalam penyembahan berhala. Dia menghancurkan bukit-bukit pengurbanan dan meremukkan tugu-tugu berhala juga menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa. Dia mau orang Yehuda kembali ke jalan yang benar yakni kepada Allah (2 Raja. 18:1-4; 2 Taw. 32; Yes. 37). Di tengah usaha hidup berintegritas dengan meluruskan kehidupan Yehuda yang salah karena penyembahan berhala, Hizkia malah diserang oleh Sanherib, raja Asyur (2 Raja. 18:13).

Introspeksi: pernahkah mengalami ketika dahulu masih hidup bersahabat dengan dunia dan pemberhalaan, semua berjalan lancar tidak ada masalah? Namun setelah memutuskan mengiring Tuhan dengan menjauhkan segala berhala dan hidup jujur nan saleh bahkan sungguh-sungguh melayani, masalah dan ancaman malah datang bertubi-tubi menyesakkan dada. Sesungguhnya Tuhan mengizinkan kita mengalami kesesakan dan pergumulan berat serta masa-masa sulit untuk memberikan kita kesempatan melihat perbuatan-Nya yang ajaib. Dengan demikian kita dapat bersukacita dan bersorak-sorai karena kita mengalami kemenangan.

Pertanyaan: mengapa Tuhan tidak mengizinkan terjadinya keajaiban ketika kita hidup dalam pemberhalaan dan duniawi? Kalau seandainya keajaiban terjadi, kita akan beranggapan kita berhasil oleh karena berhala, kekayaan, kekuatan dan kecerdasan kita sendiri. Itu sebabnya Tuhan izinkan kita “jatuh’ sampai tiitik nadir tidak ada yang dapat diandalkan sama sekali supaya mengerti keajaiban yang kita alami dikarenakan Tuhan yang melakukannya.

Apa yang dilakukan Hizkia saat Yehuda diserang? Dia mengoyakkan pakaiannya dan menyelubungi badannya dengan kain kabung lalu masuk ke rumah TUHAN dan menyuruh kepala istana, Elyakim, panitera negara, Sebna, dan tua-tua menemui Nabi Yesaya untuk memberitakan Firman Tuhan (2 Raja. 19:1-2, 20).

Apa janji Firman Tuhan ketika Hizkia datang ke rumah ibadah? Raja Asyur tidak akan masuk kota Yerusalem sebab Tuhan memagari kota ini untuk menyelamatkannya (ay. 32-34).

Aplikasi: ketika mengalami persoalan, datanglah ke rumah Tuhan untuk mendengarkan Firman-Nya bukan malah meninggalkan persekutuan dan penggembalaan. Jangan datang kepada seseorang kemudian menceritakan masalah kita dengan harapan mendapat simpati dan belas kasihan lalu berharap orang itu akan menolong kita. Datanglah kepada Tuhan dengan tulus hati dan kerinduan untuk mendengarkan Firman-Nya. Walau keajaiban belum terjadi, bersabarlah menunggu waktu Tuhan menepati janji-Nya karena Ia tidak pernah berdusta. Paling tidak kita mengalami kasih setia Tuhan untuk dimampukan melewati hari-hari yang berat.

Mungkin kita tidak mampu menangkap pesan seluruh khotbah dari awal sampai akhir tetapi peganglah sepenggal kalimat yang menyentuh dan menguatkan hati kita. Contoh: seorang perwira di Kapernaum bertemu Yesus memohon menyembuhkan hambanya yang sakit. Dia bahkan meminta Yesus tidak perlu datang ke rumahnya, cukup mengatakan sepatah kata maka hambanya akan sembuh (Mat. 8:8). Yesus mengabulkan permohonannya karena imannya yang kuat. Percaya dan peganglah perkataan Firman Tuhan walau hanya sepatah kata maka mukjizat pasti terjadi!

  • Hanya Tuhan satu-satunya yang layak menerima pujian, penghormatan dan sorak sorai (ay. 4-8). Aneka ragam alat musik (kecapi, nafiri, sangkakala) dipakai oleh umat Tuhan dalam beribadah bagi Tuhan. Karena Tuhan satu-satunya yang mengerjakan keselamatan, Ia pula yang layak menerima penghormatan dengan aneka musik apa pun.

Tuhanlah yang memerintahkan agar dalam ibadah ada musik yang dimainkan sebagai sarana pengiring untuk membantu kita menyembah Tuhan. Apa pun sarana yang dipakai, sasaran penghormatan kita adalah Tuhan bukan pada musiknya. Ingat, ketika kita datang beribadah dengan sarana apa pun, yang layak disenangkan ialah Tuhan bukan diri sendiri. Dengan kata lain, kita beribadah dan fokusnya adalah Tuhan walau kita tetap harus mempersembahkan pujian dan permainan musik yang terbaik.

Orang Israel pernah salah berkaitan dengan persembahan yang tampak rohani tetapi keliru di hadapan Tuhan. Mereka masih membakar kurban bagi patung ular tembaga, Nehustan, yang dibuat Musa atas perintah Tuhan (2 Raja. 18:3-4). Waktu di padang gurun bangsa Israel memberontak dan tidak taat kepada Tuhan membuat Tuhan murka dan mengirim ular-ular berbisa untuk menggigit mereka. Setiap orang yang digigit ular itu pasti mati kecuali mereka menyesal dan melihat patung ular tembaga yang dibuat Musa. Patung ular tembaga dibuat oleh Musa sebagai simbol atau peraga untuk mengingatkan akan kehadiran Allah, akan pengampunan dan kasih sayang-Nya. Yang menyembuhkan bukan patung tembaganya tetapi Allah namun orang Yehuda justru memberikan persembahan kepada patungnya. Oleh karena itu Hizkia mengambil kebijakan yaitu menghancurkan patung ular tembaga itu supaya penyembahan mereka tidak salah fokus.

Introspeksi: apa yang Tuhan karuniakan kepada kita? Rumah mewah, kekayaan luar biasa, kemampuan/skills banyak untuk melayani Tuhan? Semua itu menunjukkan dan mengingatkan kita akan kasih setia Tuhan tetapi bukan ini yang menjadi utama dalam hidup kita. Kita belajar fokus kepada Tuhan dalam beribadah maupun menyembah maka kita akan mendapatkan pengalaman baru bersama-Nya itulah nyanyian baru bernadakan kemenangan.

  • Ia akan tampil sebagai hakim yang mengadili dengan kebenaran (ay. 9).

Bagaimana mungkin sungai-sungai dapat bertepuk tangan dan gunung-gunung bersorak-sorai di hadapan Tuhan? Maksudnya ialah fenomena alam begitu dahsyat melukiskan kehebatan Allah, Sang Pencipta. Jadi kita tidak menyanjung keindahan alam semesta tetapi fokus penyembahan kita tetap kepada Sang Pencipta.

Pemazmur mengakhiri tulisannya dengan mengatakan bahwa Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan dan bangsa-bangsa dengan kebenaran (His truth). Kembali pada peristiwa Hizkia, Sanherib yang mengintimidasi Yehuda dengan sombongnya akhirnya dihukum Tuhan mati dibunuh oleh anaknya sendiri karena telah menghujat Dia (2 Raja. 19:22-23, 35-37).

Karena kesombongannya, Allah mengatakan “seperti dia datang seperti itu pula dia pergi”. Maksudnya, Allah akan memperlakukan Sanherib seperti dia memperlakukan orang lain. Sanherib telah memperlakukan kerjaan- kerajaan lain dengan sangat kejam, misal: semua tawanan tidak langsung dia bunuh tetapi disiksa, dikuliti hidup-hidup dibiarkan mati kehabisan darah, ada pula yang telinga dan hidungnya dipotong, matanya dicungkil lalu dibuat tontonan. Kalau dia tertarik mengambil seorang hamba untuk menjadi budaknya, orang itu dilubangi hidungnya dengan besi panas. Seperti halnya Sanherib memperlakukan kerajaan/orang lain seperti itu, Tuhan juga memperlakukan dia hal yang sama.

Aplikasi: marilah kita bijak menggunakan hidup ini sebab Allah akan turun menjadi Hakim atas kita dan Dia akan menghakimi seturut dengan apa yang telah kita perbuat.

Sudah selayaknya kita melantunkan nyanyian dengan sorak-sorai penuh sukacita karena pengalaman baru bersama Tuhan. Hanya Dia satu-satunya yang berkuasa menyelamatkan kita dari lumpur dosa. Untuk itu kita harus bersyukur kepada-Nya dan tidak hidup sembrono karena Ia akan datang untuk mengadili kita menurut perbuatan kita. Betapa bahagia dan sukacitanya bila kita didapati hidup dalam kekudusan untuk dijadikan Mempelai perempuan-Nya dan tinggal bersama dengan Dia selamanya di Yerusalem baru. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: