Shalom,
Harus diakui semua yang kita miliki dan peroleh adalah anugerah pemberian dari Tuhan semata. Oleh sebab itu tidak ada sesuatu pun – kekayaan, kepandaian, kekuatan, kedudukan tinggi dll. – yang patut kita banggakan. Bukankah Firman Tuhan mengatakan siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi tetapi siapa tidak mempunyai, dari padanya akan diambil juga apa yang dianggap ada padanya (Luk. 8:18).
Kita harus mengakui bahwa apa pun yang ada pada kita (dan tidak kita sadari) seperti napas hidup, sinar matahari, kesehatan dst. hanyalah pemberian dari-Nya. Untuk itu sudah sepatutnya kita menghormati Allah dan menaati perintah-Nya sebab Ia mencari penyembah-penyembah yang benar.
Bagaimana kita mampu menyembah dan menghormati Tuhan? Dengan menghargai kurban-Nya dan bersedia menerima ajaran Firman-nya. Tahukah bagaimana Tuhan menyucikan kita untuk hidup berkenan kepada-Nya?
- Dinasehati,
- Ditegur,
- Dihajar (Mzm. 94:12).
Hendaknya kita bersedia menerima didikan Tuhan tidak dengan keras hati demi kebaikan kita sendiri (Mzm. 95: 7-8). Firman Tuhan ini ditulis ribuan tahun lalu dan berlaku sampai hari ini agar kita menerima dengan lemah lembut Firman-Nya yang berkuasa menyelamatkan jiwa kita (Yak. 1:21). Perhatikan, kita dapat memiliki kerendahan hati dengan datang kepada Yesus yang sanggup memberikan kelegaan dan ketenangan jiwa karena Ia lemah lembut dan rendah hati bagi orang kecil (Mat. 11:25, 28-30).
Tentu kita boleh mengejar kepandaian dan meraih banyak gelar tetapi tetaplah sadar dan mengakui bahwa kepandaian pun berasal dari Tuhan. Ia menambahkan apa (kepandaian) yang kita punya asal kita mau merendahkan diri dan mengakui Tuhan adalah Raja besar yang mengatasi segala allah dan Pemilik alam semesta (Mazm. 95:1-11).
Firman Tuhan melalui Mazmur 95 menunjukkan adanya satu tujuan yaitu tempat perhentian. Jujur manusia mencari tempat-tempat nyaman berudara segar untuk “healing” tetapi sesungguhnya hanya ada satu tempat perhentian yang dijanjikan oleh Tuhan itulah Bait Suci-Nya dan Anak Domba menggembalakan umat-Nya ke mata air kehidupan di mana tidak ada lagi air mata (Why. 7: 15-17; 21:3-4). Di sana tidak lagi dikuasai oleh suasana dunia yang membuat kita banyak dukacita.
Aplikasi: marilah kita memulai dengan menghargai Dia sebagai Raja, Pencipta segala sesuatu termasuk manusia, juga sebagai Anak Domba Allah, Penghapus dosa dunia, yang menggembalakan kita tiba di tempat perhentian (Yoh. 1:29, 36).
Sungguh kita sangat membutuhkan penggembalaan dari Anak Domba Allah (Mzm. 95:7). Kitab Mazmur menuliskan tentang kita, umat kawanan domba gembalaan-Nya sebanyak tiga kali (Mzm. 79:13; 95:7; 100:3) sama seperti Petrus ditanya Yesus sebanyak tiga kali apakah dia mengasihi-nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yoh. 21:15-17).
Masihkah kita meragukan Dia kemudian mencari gembala lain? Waspada terhadap gembala upahan (Yoh. 10:12)! Marilah kita mengikut Dia dengan tulus (Mzm. 94:14-15) ke mana pun Ia berada (Yoh. 12:26) termasuk langkah penderitaan salib. Jangan mudah diselewengkan/disesatkan dengan ajaran-ajaran tidak sehat yang bertujuan hanya untuk memuaskan keinginan telinga (2 Tim. 4:3) sehingga tidak sampai pada kota perhentian. Marilah kita menerima kasih Tuhan yang begitu dalam, lebar dan panjang tak terukur (Ef. 3:18) juga Firman-Nya yang membarui hidup kita, mengubah hati yang keras menjadi hati penuh ketaatan (Yeh. 36:25-26). Roh-Nya berdiam dalam batin kita sehingga kita hidup menurut segala ketetapan dan peraturan-Nya (ay. 27).
Aplikasi: hendaknya kita percaya bahwa Firman Tuhan berkuasa mengubah kita sebab tidak ada seorang pun (suami, istri, orang tua dll.) mampu melakukannya kecuali Tuhan; oleh sebab itu taat dan turuti Firman-Nya. Bukankah air diubah menjadi anggur karena pelayan pesta melakukan perintah Yesus untuk mengisi tempayan- tempayan hingga penuh dengan air (Yoh. 2:7)? Keajaiban tidak akan terjadi bila mereka berhenti di tengah jalan. Hati yang lemah lembut penuh dengan penyembahan dan ucapan syukur kepada Tuhan meluap keluar dari mulut bibir; alhasil, Ia mengubahkan hidup kita berbuahkan sukacita.
Marilah kita menjadi penyembah-penyembah yang benar dalam mengagungkan Tuhan, Raja di atas segala raja dan Pencipta alam semesta dimulai dari hati keras yang bersedia dilembutkan dengan menaati Firman Tuhan. Dengan demikian kita dapat menghormati, menyembah dan mengagungkan Tuhan. Kita juga mau menaati Anak Domba Allah – Gembala Agung kita – yang menuntun kita ke tempat perhentian kekal di mana tangis air mata penuh dukacita diubah menjadi sukacita penuh bahagia karena kita hidup bersama Dia selama-lamanya. Amin.