Shalom,
Dari Mazmur 94 kita mempelajari adanya dua hal berkaitan dengan hati yakni:
- Orang yang bengkok hati itulah orang fasik (ay. 1-11).
- Adapun ciri-ciri dari orang fasik ialah:
- Congkak/sombong (ay. 2). Ada kesombongan dalam dirinya, berlaku congkak dan perbuatannya selalu menyombongkan Perhatikan, Tuhan tidak berkenan dan tidak menghendaki umat ketebusan-Nya memiliki hati yang congkak.
- Beria-ria/bermegah dengan kejahatan yang diperbuatnya (ay. 3). Mereka senang dan bersukacita dengan perbuatan jahat yang dilakukannya. Jelas, Tuhan tidak menyukai sikap semacam ini bahkan Ia mengingatkan kita tidak perlu bangga bila melakukan perbuatan baik apalagi membanggakan kejahatan.
- Memuntahkan kata-kata kotor/kurang ajar (ay. 4) menjijikkan yang menyudutkan serta menyakiti orang Firman Tuhan mengingatkan agar jangan ada perkataan kotor keluar dari mulut kita tetapi pakailah perkataan baik yang membangun (Ef. 4:29). Selain menyakiti orang lain, mereka menyombongkan diri dalam perbuatan jahatnya. Bukankah bullying dan penghujatan sekarang lazim dilakukan (oleh netizen) melalui medsos?
- Menindas umat milik Tuhan (ay. 5). Umat Tuhan yang tulus hati menjadi korban dari orang fasik yang bengkok hati. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Karena orang fasik bermuka dua – penampilan di luar tampak baik tetapi hatinya bengkok merugikan orang lain. Firman Tuhan menasihati agar kita yang diutus seperti domba di tengah-tengah serigala, tulus seperti merpati tetapi cerdik seperti ular di tengah-tengah serigala (Mat. 10:16).
- Menindas (menyembelih dan membunuh) orang-orang yang tidak berdaya serta tidak berkemampuan (ay. 6) padahal Tuhan mengingatkan agar kita memerhatikan janda dan anak yatim piatu dalam kesusahan mereka (Yak. 1:27) juga terhadap orang asing sebab kita dahulu juga termasuk orang asing (Kel. 22:21-22; bnd. Ef. 2:19). Kita harus peduli dan menolong mereka yang dianggap tidak berguna, tidak berdaya dan masa depannya suram. Jangan hanya fokus memikirkan diri sendiri dan peduli pada keuntungan sendiri!
- Tidak memiliki rasa takut kepada Allah yang dianggapnya tidak melihat dan mengindahkannya (ay.7). Mereka berpikir dan mengutarakannya dalam perkataan bahwa Tuhan tidak melihat juga tidak memedulikan apa yang mereka lakukan. Itu sebabnya mereka bebas berbuat semau-maunya tanpa ada rasa takut sedikit pun terhadap Allah.
- Adapun ciri-ciri dari orang fasik ialah:
Introspeksi: sungguhkah kita memiliki rasa takut kepada Tuhan dan tidak mengikuti kemauan diri sendiri? Kalau kita hidup takut kepada Tuhan, kita akan hati-hati dalam berkata dan bertindak sebab Tuhan melihat dan mengetahui semua gerak-gerik kita di mana pun dan kapan pun walau tidak ada orang melihatnya. Ingat, kita dapat berpura-pura melakukan hal baik di hadapan orang tetapi semua telanjang dan terbuka di hadapan-Nya (Ibr. 4:13). Jangan berbuat seperti hamba jahat yang bertindak semena-mena dengan memukul hamba-hamba lain karena mengira tuannya yang pergi jauh tidak datang-datang. Dia akan menerima konsekuensi atas perbuatan jahatnya ketika tuannya datang pada hari yang tidak disangkanya (Mat. 24:50-51).
Pemazmur kemudian mengingatkan mereka (orang bodoh nan bebal) yang tidak memakai akal budi sehingga tidak mengerti kalau Tuhan mendengar apa yang mereka katakan, melihat apa yang mereka lakukan dan akan menghukumnya. Bahkan ia mengetahui semua rancangan manusia (ay. 8-11) yang ada dalam pikiran dan hati mereka. Tidak ada satu pun luput dari pandangan dan perhatian Tuhan.
- Konsekuensi perbuatan orang fasik?
Perbuatan orang fasik tidak luput dari penglihatan Tuhan (ay. 8-11). Oleh sebab itu Tuhan akan menghukum dan membinasakan mereka (ay. 20-21, 23) sebab Ia tidak dapat kompromi dengan takhta kekuasaan dan kebusukan orang-orang fasik.
Jelas Tuhan tidak mungkin kompromi dengan dosa juga mengajar kita untuk tidak kompromi dengannya sebab mereka tidak akan luput dari hukuman atas kejahatan mereka. Tuhan mau kita hidup sebagai orang-orang yang tulus dan suci hati.
Perlu diketahui orang yang tulus hati akan memandang Tuhan dan hidup dalam rencana-rencana-Nya yang tidak dimengerti oleh manusia siapa pun sebab rancangan Tuhan seperti langit dari bumi jauhnya dari rencana manusia.
Kesaksian pembicara:
Berbicara tentang rencana Tuhan, berkaitan dengan mau hidup mengikuti kehendak-Nya, Beliau bersama keluarga mau pamit akan melayani di Manado bulan depan (Juli). Jujur, sangat berat untuk meninggalkan Surabaya sebab di tahun 2006 Beliau datang ke Surabaya untuk belajar di SAPTA-KMI Angkatan 3 dan berencana setelah lulus dari SAPTA Beliau menikah dan memulai pelayanan. Namun Tuhan berencana lain, Ia memberikan kesempatan bagi Beliau untuk lanjut ke STT Tabernakel yang dibuka tahun 2007 dan menikah sesuai rencana. Setelah S1 lulus tahun 2011 Beliau berencana memulai pelayanan tetapi Tuhan memberikan rencana lain bagi Beliau. Melalui pimpinan STTIA waktu itu, program S2 dibuka dan Beliau dipersiapkan menjadi dosen. Untuk itu Beliau disekolahkan dan dibiayai masuk Sekolah Tinggi Alkitab Surabaya di GPPS dan lulus tahun 2013. Ternyata rencana Tuhan belum selesai terhadap hidup Beliau. Tahun 2015 Beliau dipanggil oleh Bapak/Ibu gembala menjadi penatua di GKGA dan terlibat dalam pelayanan penggembalaan terutama di GKA Johor. Oleh kemurahan Tuhan, tahun 2016 disekolahkan lagi untuk mencapai S3. Betapa baiknya Tuhan bagi kehidupan Beliau sekeluarga dan hatinya merasa akan menetap di Surabaya. Namun lagi-lagi jalan Tuhan lain dengan jalan manusia. Bulan Februari lalu (2024) dalam perjalanan pulang dari Lemah Putro ke Johor, Beliau ditelepon oleh Bpk. Pdt. John Joseph dari Manado yang tidak terlalu dikenal dekat dengannya. Beliau diminta melayani bersama di sana. Beliau hanya mengatakan “doakan” karena jujur Beliau tidak pernah berpikir atau terpikir sedikit pun untuk pelayanan di Manado. Sekitar 2 minggu kemudian Pdt. John Joseph menelepon lagi dan menyampaikan bahwa Pdt. John sudah meminta Beliau kepada Bapak/Ibu Gembala, Pdt. Paulus Budiono dan keputusan ada di Beliau beserta istri yang terus berdoa dan belajar tidak mau mengikuti keinginan diri sendiri tetapi taat akan kehendak Tuhan. Setelah pertemuan dengan Bapak/Ibu Gembala, dengan nasihat mereka yang juga diteguhkan oleh Firman Tuhan, Beliau memutuskan untuk belajar taat seperti Abraham yang disuruh pergi ke tempat yang belum diketahuinya. Dengan berat hati Beliau berpamitan kepada seluruh jemaat GKGA yang sudah dianggap keluarga dan rumah sendiri di mana Beliau sudah 18 tahun hidup di tengah-tengah mereka dan dipercayakan banyak pelayanan di GKGA. Untuk itu Belaiu sangat berterima kasih kepada jemaat yang sudah menjadi bagian dalam hidup Beliau dan memohon didoakan supaya memiliki hikmat dalam melayani di Manado serta tidak lupa mohon dimaafkan apabila telah menyinggung bahkan menyakiti perasaan Bapak/Ibu Gembala, seluruh penatua, imam-imam dan seluruh jemaat karena kekurangan dan kesalahan dalam perkataan, sikap dan perbuatan beliau sekeluarga.
B. Orang yang tulus hati (ay. 12-19).
- Ciri-ciri dari orang yang tulus hati ialah:
- Bersedia menerima hajaran dan teguran Tuhan (ay. 12). Perhatikan, teguran dan didikan dari Tuhan merupakan bentuk perhatian dan kasih-Nya yang menganggap kita adalah anak-anak-Nya (Ibr. 12:5- 8).
- Menurut dan taat pada Firman Tuhan (ay. 15) tanpa berbantah-bantah.
- Mengakui Tuhan adalah pertolongan dalam kehidupannya (ay. 17-19). Ketika orang di luar Tuhan banyak pikiran, mereka lari ke hal-hal yang merusak seperti: merokok, narkoba, pergaulan bebas dll. untuk menenangkan pikiran dan usaha menyelesaikan masalah. Berbeda dengan orang yang mengenal-Nya, dia tahu Tuhanlah yang menolong dan memberikan ketenangan saat banyak pikiran melanda. Tuhan menjadi penghiburan dan menyegarkan jiwanya.
- Mengandalkan Tuhan dan datang kepada-Nya bukan kepada manusia (ay. 20). Berpikir benar dan jernih tentang Tuhan dan hidup dalam kebenaran yang ditetapkan oleh-Nya dengan tidak kompromi pada hal-hal berbau busuk.
- Mengakui otoritas Tuhan atas kejahatan orang fasik dan memberikan tempat bagi Tuhan untuk melakukan pembalasan kepada mereka (ay. 23).
- Berkat bagi orang yang tulus hati (ay. 12-19).
- Mendapatkan perhatian Tuhan melalui didikan dan teguran-Nya (ay. 12). Tuhan menopang dan meluruskan perjalanan kita yang mulai bengkok. Hendaknya kita mau menerima didikan Tuhan dengan rendah hati.
- Diberi ketenangan (rest = perhentian) di hari-hari malapetaka (ay. 13). Jujur, kita tidak dapat berdoa dan tindakan kita dapat salah ketika menghadapi kondisi kritis yang mengkhawatirkan. Namun Tuhan memberikan ketenangan bagi mereka yang mengandalkan Dia sehingga mereka dapat melalui masa-masa yang sulit – kesehatan dan ekonomi memburuk juga hidup nikah yang berantakan.
- Tidak ditinggalkan maupun dibuang oleh Tuhan, Sang Pemilik, dan mengambil keputusan tanpa menyimpang dari kebenaran-Nya (ay. 14). Sungguh Tuhan tidak pernah membiarkan atau meninggalkan kita (Ibr.13:5)! Apakah kita merasa kesepian dalam kesendirian? Ingat Tuhan tidak pernah meninggalkan kita tetapi Ia selalu menyertai dan memberikan kekuatan.
- Mendapat pertolongan dan dukungan dari Tuhan di masa-masa sulit (ay. 16-18). Tuhan memberikan pertolongan saat kita menjalani perjalanan hidup yang berat nan sulit.
- Mendapatkan penghiburan yang menyenangkan hati di kala banyak pikiran melanda batin (ay. 19). Roh Kudus yang ada dalam kita menghibur kita saat kegalauan menimpa.
- Tuhan menjadi kota benteng dan gunung batu perlindungan (ay. 22). Marilah kita berlindung kepada Tuhan bukan kepada manusia dan melayani Dia dengan sepenuh hati serta motivasi yang benar.
Sungguh kita berbahagia memiliki Allah yang mahaadil dalam mengambil keputusan. Ia membela umat kepunyaan- Nya dan mencurahkan berkat-Nya tetapi menghukum mereka yang melanggar perintah-Nya serta berbuat semena- mena terhadap sesama. Marilah kita mengandalkan Dia yang sanggup menolong, melindungi dan menyertai kita dalam mengarungi hidup yang penuh tantangan dan ujian. Amin.