Shalom,
Kiranya persembahan pujian yang kita naikkan berkenan di hadapan Tuhan walau masih ditandai banyak keterbatasan. Kita percaya kasih Tuhan tidak berkesudahan sebab Ia tidak berubah dari dahulu, sekarang dan selamanya.
Sejauh mana kasih Tuhan berlaku bagi umat-Nya, termasuk kita, menurut Mazmur 91?
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi (who dwells in the secret place = berdiam di tempat tersembunyi) dan bermalam dalam naungan (abide under the shadow = tinggal di bawah bayang) Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” (ay. 1-2)
Pemazmur mempunyai kepastian bukan sekadar pandai berimajinasi dan mendapatkan inspirasi lalu menuangkannya dalam tulisan tetapi karena dia mengalaminya sendiri. Dia mengaku bahwa dia diam dalam perlindungan Allah yang dipercayainya. Ilustrasi: orang yang berkedudukan sangat penting akan dilindungi oleh body guards di sekelilingnya.
Pertanyaan: apakah kita penting di mata Tuhan sehingga Ia bersedia melindungi kita? Sungguhkah kita mengalami perlindungan dari-Nya? Daud mengaku TUHAN melindungi dia dalam pondok-Nya pada waktu bahaya dan menyembunyikannya dalam persembunyian di kemah-Nya sehingga dia dapat menegakkan kepalanya mengatasi musuh di sekelilingnya (Mzm. 27:4-6).
Jelas ketika kita berhimpun (di dalam gereja) di mana ada dua atau tiga orang di dalam Nama-Nya, Tuhan (bukan Iblis atau manusia hebat mana pun) ada di tengah-tengah kita (Mat. 18:20). Dengan demikian kita berada di dalam perlindungan-Nya dan ini membuat kita tenang.
Apa buktinya pemazmur (juga kita) mengalami perlindungan dari Tuhan?
- Dilepaskan dari jerat/belenggu penangkap burung dan dari penyakit sampar yang busuk (ay. 3).
Siapa yang menjerat? Iblis yang menjerat/mengikat orang agar suka melawan (2 Tim. 2:24-26). Sikap tidak baik ini ditunjukkan oleh Adam dan Hawa yang pertama kali melawan perintah Allah dan sikap suka melawan ini merembet terus hingga terjadi dalam rumah tangga seperti: istri suka melawan suami sehingga terjadi pertengkaran, anak melawan orang tua, hamba Tuhan melawan Firman Tuhan dst. Waspada, tidak ada seorang pun dapat melepaskan diri dari jerat Iblis kecuali Tuhan berkemurahan membuka kesadarannya sehingga orang itu bertobat dan mengenal kebenaran. Oleh sebab itu jangan memelihara sikap suka melawan yang membuat kita terikat menjadi budak dosa!
- Ditudungi dengan kepak-Nya dan kita berlindung di bawah sayap-Nya, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok sehingga kita tidak takut terhadap panah yang terbang di waktu siang (ay. 4-5).
Hati-hati, Iblis suka meluncurkan panah apinya agar menancap di hati yang tidak berjaga-jaga. Oleh sebab itu pergunakan perisai iman (Ef. 6:16).
Penyakit sampar dan penyakit menular boleh mengamuk membuat seribu orang rebah di sisi kita dan sepuluh ribu rebah di kanan tetapi kita tidak tertimpa olehnya (ay. 6-7). Kita tetap tenang dan tidak takut walau musuh menyerang kita. Contoh: ketika khotbah-Nya tidak diterima, Yesus dihalau ke luar kota hendak dilemparkan dari tebing gunung tetapi Bapa Surgawi melindungi-Nya (Luk. 4:29-30). Terbukti tidak ada satu jari pun dapat menyentuh Firman yang hidup.
- Tuhan menjadi tempat perlindungan dan perteduhan (ay. 9).
Kita adalah Tabernakel-Nya di mana Allah ada dalam hati dan Roh Kudus ada dalam hidup kita (Ef. 1:13). Roh Kudus tidak hanya menghibur saat dalam kedukaan tetapi juga Penolong. Ia memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13) dan memerdekakan kita (Rm. 8:2). Dengan demikian kita masuk gereja bukan terikat pada peraturan liturgi tetapi kita memang rindu menjadi orang yang tertib. Kita dimerdekakan dari perbudakan dosa.
- Malaikat-Nya menjaga di segala jalan kita sehingga malapetaka tidak menimpa dan tulah tidak mendekat (ay. 10-11).
Percayakah kita akan perlindungan-Nya yang luar biasa? Atau kita lebih percaya kepada canggihnya teknologi dunia dengan penemuan-penemuannya yang makin menakjubkan?
Tahukah malaikat-malaikat ciptaan Allah melindungi setiap orang yang ditentukan untuk diselamatkan? Mereka akan menatang kita di atas tangannya supaya kaki kita tidak terantuk batu (Mzm. 91:12). Bahkan kita akan melangkahi singa dan ular tedung serta menginjak anak singa dan ular naga (ay. 13).
Ternyata Iblis memakai ayat yang sama untuk mencobai Yesus dengan membawa-Nya ke bubungan Bait Allah kemudian disuruh menjatuhkan diri ke bawah sambil mengatakan “ada tertulis” malaikat-malaikat akan menatang-Nya di atas tangannya supaya kaki-Nya tdiak terantuk batu (Mat. 4:5-6).
Jangan mengira iblis tidak mengetahui Alkitab! Sebagai malaikat pemberontak, Iblis mengetahui ayat-ayat mulai dari Kejadian 1 tentang penciptaan alam semesta dan manusia di dalamnya. Oleh sebab itu kita harus membiasakan diri membaca Firman secara utuh dan lengkap; jangan suka mencomot ayat ini-itu yang tidak kontekstual. Bukankah Iblis dari semula suka menambah dan mengurangi ayat membuat Adam-Hawa jatuh ke dalam dosa?
Introspeksi: bagaimana kita membaca Firman Tuhan? Apakah kita memilah-milah lalu menggunakan ayat-ayat yang cocok dengan selera kita tetapi tidak cocok dengan hati Tuhan?
Pemazmur menyebut “singa”, “ular tedung”, “anak singa” dan “ular naga” dalam tulisannya. Siapa mereka? “Naga merah padam” (= si ular tua) yang menyeret sepertiga bintang-bintang di langit untuk dilemparkan ke bumi ialah Iblis atau satan yang menyesatkan seluruh dunia (Wy. 12:4,12). Sementara “singa” juga menunjuk pada Iblis yang berjalan keliling seperti singa mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:7- 11). Ternyata Mazmur 91 yang ditulis ribuan tahun lalu sudah menubuatkan siapa yang dimaksud dengan binatang-binatang tersebut.
- Tuhan meluputkan kita karena hati kita melekat (has set his love upon Him = menaruh cinta) kepada- Nya (ay. 14).
Cinta Petrus kepada Yesus hanya selevel cinta pertemanan (phileo) ketika ditanya oleh-Nya sebanyak tiga kali. Introspeksi: mampukah kita mengasihi Tuhan melebihi orang yang paling kita kasihi?
Tuhan juga membentengi kita sebab kita mengenal Nama-Nya. Jujur, sungguhkah kita mengenal Nama Tuhan? Jangan sampai terjadi kita menginjil dalam Nama-Nya, bernubuat, mengadakan mukjizat demi nama-Nya tetapi ternyata Tuhan tidak mengenal kita (Mat. 7:22-23)! Perhatikan, bukti kita mengenal dan mengasihi Tuhan ialah kita menuruti segala perintah Firman-Nya (Yoh. 14:23).
Tuhan bahkan berjanji akan menjawab bila kita berseru kepada-Nya, akan menyertai kita dalam kesesakan, akan meluputkan dan memuliakan kita (ay. 15). Sesungguhnya Tuhan ingin berbicara secara pribadi kepada kita. Dia mati di kayu salib untuk menyelamatkan pribadi/individu yang percaya kepada-Nya dan Rasul Paulus mengakui dia adalah orang yang paling besar dosanya (1 Tim. 1:15).
Pemazmur mengakhiri tulisannya dengan mengatakan Tuhan memperlihatkan kepada kita keselamatan yang dari pada-Nya (ay. 16).
Sungguh kita orang yang berbahagia karena Tuhan berjanji melindungi kita dalam kondisi apa pun asal kita menuruti segala perintah-Nya. Ini merupakan jaminan yang pasti bagi orang yang percaya kepada-Nya. Amin.