Shalom,
Mazmur 89 merupakan syair untuk dinyanyikan yang mengisahkan kesetiaan TUHAN kepada Daud yang dipilih- Nya. Namun Mazmur tersebut juga menuliskan ancaman amarah Tuhan bagi anak cucu Daud yang tidak hidup menuruti hukum-Nya bahkan menolak dan membuang orang yang diurapi-Nya. Juga iman penulis yang goyah hingga bertanya berapa lama lagi Tuhan bersembunyi dan amarah-Nya berkobar-kobar laksana api.
Tahukah Mazmur 89 bukan sekadar syair tetapi merupakan Firman nubuatan yang berlaku sampai sekarang? Apa kaitannya dengan kenaikan Yesus ke Surga? Sesungguhnya ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Raja segala raja (Flp. 2:9-11).
Sesuai dengan tema Mazmur 89 ini yaitu “Kekekalan Takhta Dia yang Diurapi”, ternyata yang duduk di atas takhta tersebut ialah Allah Tritunggal yang kekal.
Bagaimana Etan orang Ezrahi memaparkan kekekalan takhta Dia yang diurapi dalam tulisannya di Mazmur 89? Pemazmur ingin menyanyi selama-lamanya tetapi dia menyadari bahwa dia manusia yang terbatas. Bagaimanapun juga dia mengambil kesempatan untuk menyanyi terus menerus sebagai kerinduannya karena dia ingin memperkenalkan kesetiaan Tuhan turun-temurun. Dia menulis “kesetiaan-Mu” hingga tujuh kali.
Sejauh mana kasih setia Tuhan itu? Apakah saat seseorang dalam kondisi baik dan setia? Kalau orang itu tidak baik, apakah Tuhan kemudian menarik kesetiaan-Nya? Sikap semacam ini dilakukan oleh manusia; jujur, bukankah kita sering menilai apakah pendeta kita setia dan peduli kepada kita? Namun jangan kita pernah meragukan kesetiaan Tuhan; Ia bahkan mengikat perjanjian dengan orang-orang pilihan-Nya dan telah bersumpah kepada Daud (ay. 4) bukan kepada Saul atau yang lainnya.
Lebih lanjut Tuhan berjanji kepada Daud, “Untuk selama-lamanya Aku hendak menegakkan anak cucumu dan membangun takhtamu turun temurun.” (ay. 5) Janji-Nya digenapi dengan menolak Raja Saul untuk digantikan oleh Daud dan Daud menjadi raja yang luar biasa.
Namun apakah kerajaan Daud masih berjaya sekarang? Terjadi peperangan tidak henti-hentinya di Yerusalem dan banyak negara membenci orang Israel. Mengapa Allah membiarkan hal ini terjadi? Masihkah kita memercayai janji dan amanat agung-Nya (Mat. 28:20; Mrk. 16:20)?
Walau Etan hidup dalam kondisi tidak menyenangkan, dia tetap memuji Tuhan yang tidak tertandingkan oleh siapa pun. Ia disegani di kalangan orang-orang kudus dan ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya juga kesetiaan-Nya ada di sekeliling-Nya (ay. 6-9).
Tuhan memilih Daud dan Samuel mengurapinya menjadi raja. Daud yang masih muda telah memiliki pengalaman bersama Tuhan sejak dia menggembalakan kambing domba milik ayahnya. Tuhan berjanji seumur hidup akan membela Daud tetapi jika anak-anaknya meninggalkan Taurat Tuhan dan tidak hidup menurut hukum-Nya, Ia akan memukul dengan gada (ay. 31-33). Namun Tuhan tetap tidak menjauhkan kasih setia-Nya juga tidak melanggar janji-Nya (ay. 34-38).
Apa yang terjadi dengan Daud? Akibat berbuat dosa fatal, Daud harus menanggung konsekuensinya. Tuhan menolak Daud yang telah diurapi-Nya dan membatalkan perjanjian-Nya (ay. 39-40). Kerajaannya pecah, dia menjadi cela dan musuh-musuhnya bersukacita (ay. 41-43). Ia memendekkan masa mudanya (ay. 46) – keturunan Daud ada yang tidak lama memerintah, ada yang cuma dua bulan bertahan lalu dibunuh. Yerusalem sekarang kacau balau, musuh-musuh menyerang menggunakan bom; semua ini terjadi seizin Tuhan namun Ia tetap berdaulat.
Apa keluhan Etan? “Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murka-Mu laksana api? Ingatlah apa umur hidup itu, betapa sia-sia Kauciptakan semua anak manusia!” (ay. 47)
Berapa lama umur manusia? Musa mengatakan masa hidup kita 70 tahun jika kuat 80 tahun selebihnya hanyalah kesukaran dan penderitaan (Mzm. 90:10). Akankah Allah membiarkan manusia ciptaan-Nya mati sia-sia? Tentu ini bukan karakter Allah sebab kasih setia-Nya tidak pernah berubah. Ingat, Ia memberkati kita kemenangan demi kemenangan tetapi Ia akan menghajar manusia yang tidak menuruti hukum-Nya agar mereka tidak terjebak pada keangkuhan dan keberhasilan lalu melupakan siapa Penolongnya. Contoh: Raja Nebukadnezar begitu membanggakan keberhasilan akan kerajaannya, Babel, berakibat dia direndahkan menjadi gila (Dan. 4:30,33). Bahkan Raja Daud yang dipilih oleh-Nya juga menjadi sombong sehingga keturunannya termasuk Raja Salomo yang berhikmat luar biasa jatuh dalam penyembahan berhala. Sangat mengerikan kalau kita ini Bait Suci Allah tetapi hati dipenuhi oleh berhala!
Selanjutnya apa seruan Etan? “Di manakah kasih setia-Mu yang mula-mula, ya Tuhan, yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada Daud demi kesetiaan-Mu? Ingatlah cela hamba-Mu, ya Tuhan, bahwa dalam dadaku aku menanggung penghinaan segala bangsa yang dilontarkan oleh musuh-musuh-Mu, ya TUHAN, yang dilontarkan mencela jejak langkah orang yang Kauurapi. Terpujilah TUHAN untuk selama- lamanya! Amin, ya amin.” (ay. 50-53)
Apa yang dimaksud dengan kasih setia Tuhan yang mula-mula? Pada awal penciptaan, Allah Tritunggal menciptakan alam semesta beserta manusia di dalamnya dengan sangat baik (Kej. 1). Ketika orang-orang Farisi bertanya apakah diperbolehkan terjadinya perceraian untuk mencobai Dia, Yesus menjawab dengan mengembalikan kejadian di awal penciptaan bagaimana Allah menciptakan laki-laki dan perempuan menjadi satu daging (Kej. 2:24).
Aplikasi: melihat atau mengalami tragedi pernikahan apa pun saat ini (selingkuh, perceraian, KDRT, seks bebas dst.), kita harus tetap percaya dan setia kepada Allah (juga Firman-Nya) yang dari awal – sekarang – selama- lamanya tidak berubah. Itu sebabnya kita tidak boleh asal mengeluh kepada Tuhan tanpa berlandaskan Firman- Nya hanya karena menuruti keinginan diri sendiri.
Memang Etan mengalami cela tetapi dia memuji Tuhan untuk selamanya dan meyakini “amin ya amin”. Ternyata “Amin ya Amin adalah Nama-Nya Yesus (Why. 3:13-14). Oleh sebab itu sebutkan “Amin” dengan tegas ketika mengakhiri doa terhadap masalah yang dihadapi. Allah berdaulat mengizinkan semua permasalahan terjadi demi kebaikan kita (Rm. 8:28).
Kasih setia Tuhan jatuh kepada Daud. Ia sudah memilih dan mengurapi Daud dengan urapan Kudus-Nya. Setelah melewati ribuan tahun, kasih setia-Nya jatuh pada keturunan Daud yang dilahirkan dari perawan Maria dan dinamai Yesus. Karena ketidakpengertian, Maria bertanya bagaimana mungkin hal itu terjadi karena dia belum bersuami. Kemudian malaikat menjelaskan bahwa Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa Allah Yang Mahatinggi menaunginya sebab anak yang dilahirkan akan disebut kudus, Anak Allah. Ia akan menjadi besar dan Allah mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud. Ia akan menjadi Raja atas keturunan Yakub dan kerajaan-Nya tidak berkesudahan (Luk. 1:31-35).
Tulisan Etan digenapi di dalam Yesus Kristus. Manusia (Etan) boleh melihat dan mengalami kegagalan tetapi bagi Allah kebenaran sudah terjadi. Yesus tumbuh besar dan tiba saatnya menderita disalib. Kematian-Nya justru membuat pasukan dan prajurit-prajurit Romawi mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah (Mat. 27:54) dan bangsa kafir mengaku Yesus adalah Raja segala raja. Kegenapan benar-benar terjadi.
Dalam pelayanan, Yesus senantiasa memberitakan tentang Kerajaan Allah. Siapa yang empunya Kerajaan Allah? Anak-anak kecil (Mat. 19:14); mereka yang miskin di hadapan Allah (Mat. 5:3); mereka yang dianiaya oleh karena Nama-Nya (Mat. 5:10) dst.
Yesus menduduki takhta nenek moyangnya, Daud, untuk selama-lamanya. Memang Ia keturunan Daud tetapi tidak melalui keinginan laki-laki melainkan kehendak Roh Kudus.
Yesus (Pemilik Kerajaan Surga sekaligus Raja di atas segala raja) masih tinggal di bumi selama 40 hari setelah kebangkitan dari kematian-Nya dan Ia terus berbicara tentang Kerajaan Surga. Apakah berita-Nya membosankan?
Introspeksi: apakah kita juga bosan selalu mendengarkan berita Kerajaan Surga di setiap ibadah?
Sebelum naik ke Surga, Yesus berpesan agar mereka menjadi saksi-Nya tetapi harus dipenuhi Roh Kudus terlebih dahulu. Apa yang harus disaksikan oleh mereka? Yesus yang empunya Kerajaan Surga dan Dia adalah Raja atas segala raja sebab segala kuasa di Surga dan di bumi diserahkan kepada-Nya (Mat. 28:18).
Sepuluh hari setelah Yesus naik ke Surga, 12 murid (Matias terpilih menggantikan Yudas Iskariot), dipenuhi Roh Kudus di hari Pentakosta dan mulailah memberitakan Yesus Raja segala raja dan Pemilik Kerajaan Surga mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi yang diestafetkan kepada kita sekarang.
Amanat apa yang ditinggalkan Yesus kepada para murid (juga kita) sebelum naik ke Surga? Mereka dianiaya di Yerusalem lalu tersebar ke Yudea dan Samaria. Filipus memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah juga tentang Nama Yesus (Kis. 8:1-5,12). Rasul Paulus yang menjadi tahanan rumah di Roma juga memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus (Kis. 28:16, 23-24, 30-31).
Perlu diketahui Injil Matius hingga Kitab Wahyu berbicara tentang Kerajaan Surga juga tentang Yesus yang dilukis sebagai Raja segala raja. Kitab Wahyu berbicara tentang Yerusalem baru setelah bumi yang lama lenyap. Di manakah kita akan berada? Jangan memperkaya diri hingga lupa akan Yesus dan Kerajaan Surga karena semua yang kita miliki berasal dari-Nya bahkan nyawa kita pun ada di dalam tangan-Nya.
Sebaliknya, bila kita masih diberi kesempatan untuk mendengarkan tentang Yesus (keturunan Daud) dan Kerajaan Allah, hendaknya kita kumandangkan tak henti-hentinya seumur hidup mulai dari proses Dia dikandung hingga lahir dan bertumbuh besar sampai Dia mati-bangkit dan naik ke Surga. Kita juga memberitakan tentang Yesus sebagai Raja di atas segala raja dan bertakhta untuk selama-lamanya. Amin.