Shalom,
Sungguh tidak terselami kasih Bapa Surgawi yang bertakhta di Surga (transenden) tetapi juga hadir di tengah- tengah kumpulan dua atau tiga orang di dalam Nama-Nya (imanen). Ia juga memberikan pertolongan bagi umat- Nya yang sedang dalam kesesakan seturut waktu dan cara-Nya.
Kita telah mendengarkan seruan Daud di Mazmur 86, apa seruan bani Korah di Mazmur 87?
- Tuhan mencintai kota Sion (ay. 1-3).
“Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkannya (His foundation is in the holy mountain = landasan/dasar-Nya ada di gunung kudus). TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat kediaman Yakub.”
Mengapa Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion daripada segala tempat di kediaman Yakub? Dalam dunia politik, nama “Sion” paling dibenci oleh banyak negara bahkan ada anjuran memboikot semua produk buatan Sion. Apakah Sion yang ditulis di Alkitab ini sama dengan Sion yang saat ini sedang bergejolak?
Sebenarnya ada banyak tempat yang bagus di Yakub dan Israel tetapi Tuhan mencintai pintu-pintu gerbang di Sion. Bukankah dunia ini penuh dengan tempat-tempat wisata yang terkenal indah pemandangan alamnya? Namun Tuhan hanya mencintai Sion karena di tempat ini terdapat mata air bukan air mata (ay. 7). Ternyata Sion ini ialah Yerusalem Surgawi, kota Allah yang hidup (Ibr. 12:18-22) yang dibangun di atas gunung- gunung yang kudus.
Siapa Yerusalem Surgawi ini? Mempelai perempuan dari Anak Domba Allah (Why. 21:2,9-10). Kota Yerusalem baru ini dihuni oleh kumpulan meriah ribuan malaikat.
Aplikasi: marilah kita menjadikan hidup kita ini alat musik – petik maupun gesek – untuk menari dan memuji Tuhan di dalam Sion Surgawi di mana ada mata air bukan air mata kesedihan di dalamnya. Kita menjadi jemaat anak-anak sulung yang namanya terdaftar di Surga (Ibr. 12:23) dan tercantum dalam buku kehidupan (Why. 20:12). Untuk itu kaitkan hati kita senantiasa ke Sion, Yerusalem baru, dan hidup kita diperbarui oleh sebab Roh Kudus yang berdiam di dalam kita. Bukankah di dalam Kristus kita menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17)?
Jangan lupa Allah akan menghakimi semua orang dan roh-roh orang benar yang telah menjadi sempurna juga kepada darah pemercikan yang berbicara lebih kuat daripada darah Habel. Penghakiman terakhir terjadi setelah Iblis dan antek-anteknya dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (Why. 20:10) lalu Ia duduk di atas takhta putih menghakimi orang mati menurut perbuatan mereka (ay. 11-12). Oleh sebab itu marilah kita membuka lebar-lebar hati kita yang sempit (2 Kor. 6:12-13) untuk menerima Firman Tuhan agar kita makin mengenal Tuhan lebih dalam.
- Sion menjadi kota kelahiran dan pencatatan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya (ay. 4-6). Pemazmur menyebut Rahab dan Babel juga Filistea, Filistin, Tirus dan Etiopia (ay. 4). Rahab di sini bukan perempuan sundal yang menyelamatkan pengintai tetapi mitos tentang berhala yang dinamakan Kota- kota ini penuh dengan berhala; berbeda dengan orang-orang yang dicatat Tuhan lahir di kota Sion (ay. 5-6). Mereka tercantum di dalam buku kehidupan sebagai warga Kerajaan Surga. Contoh: jemaat Efesus (orang kafir) dipilih menjadi orang percaya dan anak-anak-Nya di dalam Kristus Yesus (Ef. 1:1-4). Kita, bangsa kafir, juga mendapat kasih karunia Allah dipilih sebelum dunia dijadikan untuk hidup kudus dan tidak bercacat di hadapan-Nya. Menjadi ‘anak-anak-Nya’ berarti kita dilahirkan dan diadopsi menjadi anak-anak Allah. Dengan demikian terjadi perdamaian antara bangsa Yahudi dan bangsa kafir oleh salib Yesus menjadi anggota keluarga Allah (Ef. 2:16-21).
Aplikasi: sungguh merupakan sukacita luar biasa bila kita hidup dalam kebenaran Firman Allah dan menjadi anak-anak-Nya yang dilahirkan di Sion, Yerusalem baru, bahkan menjadi mempelai perempuan Anak Domba Allah.
- Sukacita besar karena air mata diubah menjadi mata air di Sion, Yerusalem baru (ay. 7).
Mereka yang berada di dalam kota Sion menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai sebab segala mata air ada di dalamnya.
Masih ingatkah akan Miryam bersama semua perempuan yang menyanyi dengan rebana sambil menari-nari bersyukur karena TUHAN telah melemparkan kuda dan penunggangnya (Firaun dan tentaranya) ke dalam laut (Kel. 15:20-21)? Juga ketika Yesus bertemu perempuan yang mempunyai lima suami dan yang keenam bukan suaminya (Yoh. 4:18), Yesus menawarkan air hidup yang membuat perempuan itu tidak haus lagi. Perempuan Samaria ini memercayai perkataan Yesus dan bersukacita karena air mata ketidakpuasan dalam nikah berubah menjadi mata air kehidupan penuh sukacita. Namun sayang bangsa Israel dua kali meninggalkan mata air kehidupan dengan menukarkan allah yang bukan Allah dan menggali kolam bocor bagi mereka sendiri (Yer. 2:11-13).
Introspeksi: ke mana kita mencari kepuasan dari kehausan batin? Bukan di gereja ini itu tetapi dari Tuhan, Sang Firman, sekaligus Mempelai Pria Surga yang sangat mengasihi mempelai-Nya. Nabi Yeremia mengingatkan bangsa Yehuda yang meninggalkan Tuhan akan menjadi malu sebab mereka meninggalkan sumber air yang hidup (Yer. 17:12-13). Yeremia juga menjerit minta kesembuhan (kehausan batin) sebab hanya Tuhan yang sanggup menyembuhkan dan menyelamatkan (ay. 14).
Perlu diketahui Yesus disebut Mempelai Anak Domba Allah karena Anak Domba identik dengan Gembala yang menuntun kumpulan orang banyak berjubah putih yang keluar dari kesusahan besar ke mata air kehidupan dan menghapus air mata mereka. Mereka melayani Dia siang malam dan Ia membentangkan kemah-Nya di atas mereka (Why. 7:9-17). Kita akan bersukacita bila diayomi dan dilindungi oleh Gembala yang baik.
Kalau begitu apa yang harus kita, calon mempelai perempuan-Nya, lakukan? Memberitakan Tuhan dan karya- Nya kepada siapa saja yang haus untuk menerima air kehidupan dengan cuma-cuma (Why. 22:16-17).
Sungguh kita, orang percaya, masih memiliki pengharapan di tengah dunia yang makin sulit dan tidak menentu ini. Kita mengarahkan pandangan kita kepada Sion, Yerusalem baru, dan menjadi warga yang tercatat di dalam buku kehidupan untuk tinggal bersama Mempelai pria Surga, Tuhan Yesus, dengan penuh sukacita di dalam Kerajaan-Nya selamanya. Amin.