Shalom,
Bila kita merindukan pertemuan dengan orang-orang yang kita kasihi, kita akan mempunyai pengharapan agar perjumpaan tersebut segera terwujudkan dan betapa sukacitanya ketika pertemuan itu terealisasi.
Perikop Mazmur 87 ialah “Sion, kota Allah”. Apa kerinduan dan pengharapan pemazmur 87 yang dituangkan dalam tulisannya? Pemazmur merindukan Sion, kota Daud, Yerusalem atau kota Allah sebab Allah membangun Bait-Nya di Sion. Apakah kita juga rindu bertemu Tuhan di Yerusalem Surgawi?
Pengharapan kita untuk memasuki Sion, Yerusalem baru, tersedia di dalam Yesus Kristus bila kita mengakui-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Segala duka dan derita kita akan tergantikan dengan sukacita dan penghiburan sebab tidak lagi ada maut, perkabungan dan ratap tangis di sana (Why. 21:1-4).
Sesuai dengan tema “Pengharapan Orang percaya”, apa wujudnya menurut Mazmur 87?
- Orang percaya dikasihi Tuhan (ay. 1-3).
- “Mazmur bani Korah: suatu nyanyian. Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya: TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub (terjemahan lain: dari semua kota di Israel, Yerusalem yang paling dikasihi-Nya). Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah. Sela”
Memang Yerusalem atau Sion sangat dikasihi Tuhan walau kenyataannya bangsa Israel sering membuat Tuhan sedih karena ketidaktaatan mereka. Yerusalem (fisik) sekarang sedang bergejolak bersuasanakan perang tetapi Yerusalem rohani merupakan gambaran kehidupan orang yang sangat dikasihi Tuhan. Buktinya, Yesus rindu mengumpulkan Yerusalem sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya tetapi mereka menolak-Nya (Mat. 23:37).
Sesungguhnya Tuhan membedakan manusia yang mengenal-Nya dengan manusia yang tidak mengenal-Nya. Kita sangat dikasihi dan beroleh kemurahan dari Tuhan disertai janji-janji-Nya sementara orang di luar Tuhan tidak menerima kasih Allah di dalam Yesus.
Kata “Yerusalem” berarti damai, shalom; jadi kehidupan yang dicintai Tuhan akan mengalami damai sejahtera walau sedang dilanda banyak masalah dan kesulitan hidup sebab berserah dan mengandalkan Dia yang sanggup memberikan pengharapan. Selain beroleh damai, orang percaya juga mengalami hal-hal yang mulia/menakjubkan.
- Di dalam kasih juga ada teguran dari
Ilustrasi: ada logo suatu perusahaan yang melukiskan satu tangan berisi teguran/hajaran yang satunya berisi hadiah sebagai reward. Sangatlah wajar manakala kita melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, kita menanggung efek hajaran/teguran walau kita dikasihi-Nya.
“Aku menyebut Rahab dan Babel (terjemahan lain: Mesir dan Babel) di antara orang-orang yang mengenal Aku, bahkan Filistea, Tirus dan Etiopia: "Ini dilahirkan di sana." (ay. 4)
Ayat di atas menuliskan kata “Rahab” dan kata Rahab ini dalam Perjanjian Lama ditulis di beberapa kitab antara lain di: Yosua, Ayub, Mazmur dan Yesaya.
Ternyata kata “Rahab” menurut teks bahasa aslinya mempunyai pengertian:
- Rahab → perempuan asusila
- Rahab → badai, kesombongan, mitos berhala-berhala di zaman dahulu kala juga melambangkan keangkuhan/kesombongan Mesir.
Perlu diketahui Rahab/Mesir, Babel, Filistea, Tirus dan Etiopia merupakan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah Israel dan hidup penuh dengan kesombongan. Hal ini terlihat dari perilaku mereka.
Memang Rahab adalah seorang pelacur tetapi dia mengenal TUHAN bangsa Israel dari cerita orang Israel. Dia percaya bahwa Allah Israel berkuasa membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir selama 400 tahun (Yos. 2:8-11). Rahab sendiri adalah penduduk negeri Yerikho (tidak mengenal Tuhan) dan saat itu Yerikho akan diserang oleh bangsa Israel. Namun melalui iman Rahab, dia bersama seluruh keluarganya selamat karena dia mengaku Allah orang Israel sangat berkuasa baik di langit maupun di bumi.
Aplikasi: betapa indahnya jikalau kita dalam persekutuan kecil (keluarga) dan bergereja diselamatkan oleh karena memiliki ucapan yang sama yaitu kata-kata yang memuliakan Nama Tuhan serta menyaksikan perkara- perkara besar yang dilakukan-Nya atas hidup kita. Jangan malah suka gosipping dan mengeluarkan kata-kata toxic ketika bertemu satu sama lain yang membuat orang tersandung bahkan imannya lemah. Ingat, perkataan yang membangun menjadi berkat bagi yang mendengarkannya.
Selain menyinggung “Rahab”, pemazmur juga mengatakan “Babel” untuk mengingatkan kekerasan hati dan ketidaktaatan bangsa Israel yang membuat Tuhan sakit hati kemudian menghajar mereka dengan membuangnya ke negeri Babel selama 70 tahun (Yer. 29:10).
Kalau Rahab mengenal Tuhan Israel melalui kisah pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, bagaimana Babel mengenal (mengakui) Tuhan? Nebukadnezar, raja Babel, mengakui kehebatan Allah Israel melalui penjelasan Daniel yang dapat menyingkapkan rahasia mimpinya (Dan. 2:47) juga penyelamatan Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari dapur perapian (Dan. 3:28).
Aplikasi: hendaknya kita mengerti terkadang Tuhan mengizinkan teguran/hajaran keras terjadi dalam kehidupan kita sebagai proses pertobatan dari kesalahan yang kita lakukan dan semua ini dilakukan-Nya oleh sebab kasih-Nya (Why. 3:19). Perhatikan, sekalipun sesuatu yang terjadi tampak buruk, yakinlah semua itu bukan untuk menghancurkan kita melainkan untuk kebaikan kita. Oleh sebab itu jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan apalagi meninggalkan-Nya. Contohlah iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang tetap berpendirian kalaupun Allah tidak melepaskan mereka dari perapian yang menyala-nyala itu, mereka tetap tidak akan menyembah patung emas yang didirikan oleh Nebukadnezar (Dan. 3:17-18). Dengan kata lain mereka tetap menyembah Allah mereka.
Ketahuilah Tuhan menghendaki apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita tetap mengandalkan Dia dan tetap berpengharapan bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang mengasihi serta siap menolong kita. Ingat, pengharapan orang percaya tidak akan berakhir sia-sia tetapi janji-Nya pasti digenapi dan kita akan berkumpul bersama-Nya di Yerusalem baru selama-lamanya. Amin.