• PENGHARAPAN DI MASA SUKAR (JOHOR)
  • Mazmur 86
  • Johor
  • 2024-04-14
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1553-pengharapan-di-masa-sukar-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Hendaknya kita tidak ter(di)paksa menaati perintah Tuhan sebab Ia adalah Logos yang berinkarnasi menjadi manusia untuk menyelamatkan kita yang berdosa. Biarlah kita makin hari makin mengenal-Nya melalui persembahan pujian dan perenungan Firman-Nya.

Benarkah kita sudah terlepas dari kesukaran hidup? Apa yang Daud tulis dalam Mazmur 86 berkaitan dengan masa-masa sukar yang dihadapinya? “Sendengkanlah telinga-Mu, ya TUHAN, jawablah aku sebab sengsara dan miskin aku. Peliharalah nyawaku sebab aku orang yang kaukasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku. Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu.” (ay. 1- 5)

Dalam suasana doa, Daud tahu persis kepada siapa dia memohon dan mendengar cetusan isi hatinya. Bahkan dia menyerukan nama TUHAN (YHWH) empat kali (ay. 1, 6, 11, 17) berarti dia mengenal betul siapa YHWH (bhs. Ibr.: Elohim, Adonai, Yehovah). Bagaimana Daud dapat mengenal Allah (Elohim) Pencipta alam semesta (Kej. 1) dengan baik sebelum dia lahir? Ternyata Roh Allah/Kudus mengurapinya sebagai raja sehingga dia dapat mengenal-Nya. Di era Perjanjian Lama, hanya imam-imam, raja dan nabi yang kepenuhan Roh Kudus.

Apa jeritan hati Daud kepada TUHAN yang dikenalnya dengan baik? Dia memohon agar TUHAN mendengarkan dan menjawab seruan doanya sebab dia sengsara dan miskin. Dia yakin TUHAN mengasihinya sehingga dia berani memohon agar Ia memelihara nyawanya.

Introspeksi: benarkah kita mengenal Tuhan dengan baik? Apakah kita membutuhkan pertolongan dari-Nya karena tumpukan masalah yang kita hadapi? Atau kita merasa tidak mempunyai masalah serius dan semua dapat diselesaikan sendiri tanpa melibatkan Dia? Yakinkah kita mengasihi Tuhan yang mengasihi kita, atau kita seperti Petrus yang jujur mengasihi-Nya sebatas phileo? Waspada, Firman Tuhan mengingatkan bahwa tidak semua orang yang berseru-seru kepada Tuhan akan masuk ke dalam Kerajaan Surga walau mereka mengaku berbuat sesuatu atas “Nama-Nya” karena semua itu dilakukan hanya sebatas lip service bukan keluar dari lubuk hati terdalam. Oleh sebab itu kita memerlukan Roh Kudus untuk dapat mengakui Yesus adalah Tuhan (bnd. 1 Kor. 12:1-3).

Daud “mengingatkan” Tuhan untuk menyelamatkannya karena dia percaya kepada-Nya (ay. 2b). Terdengar aneh, Daud begitu yakin Tuhan pasti menolongnya tetapi dia masih mengulangi permohonannya. Yesus pernah mengatakan kalau berdoa jangan bertele-tele dan diulang-ulang karena Bapa mengetahui apa yang kita perlukan sebelum kita meminta kepada-Nya (Mat. 6:5-8).

Daud juga memohon, “Kasihanilah aku, ya Tuhan sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari.” (ay. 3) Benarkah dia berseru sepanjang hari?

Di dalam Tabernakel ada perabot Mazbah Pembakaran Ukupan yang mana dupa terus dibakar dan bau harum memenuhi ruangan sepanjang hari → doa bagaikan napas hidup yang tidak pernah berhenti. Artinya kita selalu ada komunikasi dengan Tuhan, bukan mengenal-Nya hanya karena Ia memenuhi kebutuhan hidup kita sehari- hari. Jika demikian, ditakutkan bila kita hidup dalam keberkatan, kita tidak lagi memerlukan Tuhan. Jangan mencari Tuhan hanya untuk kebutuhan perut seperti 5.000 orang laki-laki yang dikenyangkan oleh Yesus hanya dengan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan (Mat. 14:13-21).

Ternyata Daud mengenal Tuhan yang suka mengampuni dan panjang sabar (ay. 6-10). Dia tidak hanya mengenal Tuhan di sinagoge tetapi saat menggembalakan kambing domba ayahnya. Pengalaman menang bersama TUHAN menghadapi singa dan beruang yang mau menyerang ternaknya membuatnya dia berani melawan Goliat karena yakin TUHAN tetap menyertainya. Oleh sebab itu dengan penuh keyakinan dia mengatakan kepada Goliat, “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.” (1 Sam. 17:45) Dan benar Daud berhasil membunuh Goliat sebab dia mengenal Allah yang melebihi segala tentara dan panglima.

Aplikasi: menghadapi masalah apa pun (bahkan mungkin karena kesalahan kita sendiri), tetaplah berseru kepada Tuhan yang kita kenal dan berkuasa menyelamatkan kita. Jika kita ragu-ragu Tuhan mampu menyelamatkan kita, saat menghadapi ancaman yang luar biasa, kita akan kompromi dengan dunia.

Apa kata Daud selanjutnya? “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran- Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu. Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; sebab kasih setia-Mu besar atas aku dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah. Ya Allah, orang-orang yang angkuh telah bangkit menyerang aku dan gerombolan orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku dan tidak mempedulikan Engkau. Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.” (ay. 11-15)

Bukankah jalan menuju kehidupan itu sempit dan sedikit orang mendapatinya (Mat. 7:14)? Yesus sendiri mengatakan, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup..” (Yoh. 14:6) Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya dan setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan (2 Tim. 2:19). Jenis kejahatan itu banyak sekali tidak melulu mencuri, berzina, membunuh, menyembah berhala dst. tetapi memfitnah, serakah, kikir, sombong, iri hati juga termasuk kejahatan. Contoh: Miryam dan Harun iri hati terhadap pemakaian Musa karena merasa TUHAN berfirman dengan perantaraan mereka juga (Bil. 12:2). Musa menjadi perantara ketika bangsa Israel menyembah patung anak lembu emas yang membuat Allah murka. Musa dapat meredam amarah Allah karena dia mengenal Allah yang suka mengampuni dan panjang sabar.

Introspeksi: apa seruan doa kita kepada Tuhan? Apakah hanya untuk kebutuhan pribadi? Sudahkah kita menjadi perantara bagi orang-orang di sekitar kita yang belum/tidak mengenal Tuhan dengan memberitakan Injil Kristus yang menyelamatkan? Kenyataannya, berapa banyak kehidupan nikah dan buah nikah hancur karena mereka tidak mengenal Allah yang adalah kasih.

Daud mengakui bahwa TUHAN itu penyayang, pengasih, panjang sabar (bnd. Kel. 34:6; Bil. 14:18; Neh. 9:17; Nah. 1:3). Panjang sabar artinya tidak mudah marah dan emosi. Roh Kudus memimpin dan menjadikan kita tidak gampang emosi tetapi justru menggairahkan kita untuk berjalan menuju pada keselamatan.

Daud menutup doanya dengan penuh keyakinan bahwa TUHAN telah menolongnya dari para musuh (ay. 17). Perhatikan, kita tidak bermusuhan dengan sesama tetapi musuh kita adalah Iblis, dunia dan ego kita sendiri. Yesus, orang Yahudi, memberi teladan tidak bermusuhan dengan perempuan Samaria menghasilkan keselamatan dan perempuan itu bersaksi sehingga banyak orang percaya bahwa Ia adalah Juru Selamat dunia (Yoh. 4:42). Terbukti Yesus telah mencairkan kekakuan antara dua suku bangsa – orang Yahudi dan orang Samaria – yang berseteru. Setelah bangkit dari kematian, Yesus berpesan kepada para murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa (tidak lagi ada perbedaan) murid-Nya (Mat. 28:19).

Yakinlah bahwa kita memiliki pengharapan menghadapi masa sukar sebab Tuhan yang kita kenal mampu menolong kita dari serangan musuh. Namun kita tidak boleh berpangku tangan tetapi menjadi saksi-Nya memberitakan Injil agar makin banyak orang mengenal Dia untuk beroleh keselamatan kekal dari-Nya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: