Shalom,
Tuhan yang begitu baik telah memberi kita kesempatan dan waktu untuk datang mendengarkan Firman-Nya. Biarlah Roh Kudus memimpin kita untuk mengerti maksud dan pesan dari Firman yang disampaikan.
Kita baru memperingati proses pemulihan besar yang dilakukan Yesus bagi umat-Nya 2.000 tahun lalu. Saat ini kita membahas tentang pemulihan yang tertulis dalam Mazmur 85. Mazmur ini memuat tentang murka Allah, pengampunan dosa, pemulihan terhadap umat-Nya dan pemenuhan janji-Nya, kehadiran-Nya dalam kemuliaan juga kebenaran dan rahmat-Nya.
Penulis-penulis mazmur mengemukakan kebenaran Tuhan dengan sangat indah, membuat pembaca maupun pendengar kagum bagaimana mungkin Tuhan yang begitu mulia mau berdamai dengan manusia yang sangat hina ini. Itu sebabnya, apa pun kondisi kita saat ini – penderitaan karena ekonomi dan kesehatan terpuruk sekalipun – jangan kita melupakan pengalaman pertolongan-Nya seperti kenangan bangsa Israel yang telah ditolong oleh-Nya membuat bani Korah menulis Mazmur ini. Hendaknya kita tetap bersyukur dan memuji-muji Dia atas kebaikan- Nya.
Apa cetusan hati bani Korah yang dituangkan dalam Mazmur 85 ini?
“Engkau telah berkenan kepada tanah-Mu, ya TUHAN, telah memulihkan keadaan Yakub. Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu, telah menutupi segala dosa mereka. Sela Engkau telah menyurutkan segala gemas-Mu, telah meredakan murka- Mu yang menyala-nyala. Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami. Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun? Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau? Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!’ (ay. 2-8)
Pemazmur ingat bagaimana Allah berkenan memulihkan bangsa Israel di masa lalu dengan membebaskan mereka dan menuntunnya ke tanah-Nya (ay. 2-4). Kalau seandainya Allah tidak mencurahkan kasih dan kemurahan-Nya, mereka pasti sudah dihancurkan.
Oleh kasih kemurahan-Nya, Tuhan mengampuni kesalahan bangsa Israel dan menutupi segala dosa mereka (ay. 3). Mereka dibebaskan dari ganjaran atas dosa yang telah mereka perbuat.
Pembelajaran: hendaknya kita tidak gegabah menunjuk apalagi menghakimi seseorang akan kesalahan yang diperbuatnya padahal dia sudah meminta pengampunan dan pemulihan dari Tuhan. Kita akan berhadapan langsung dengan Tuhan yang sudah mengampuni dia. Sebaiknya kita menyelidiki lebih dalam bagaimana status orang itu di hadapan Tuhan.
Perhatikan, begitu Allah mengampuni kesalahan dan menutupii dosa umat-Nya, kegeraman/murka-Nya surut diganti dengan kasih kemurahan. Semua ini terjadi karena adanya seorang Perantara yang menjembatani Allah Bapa dan umat-Nya itulah Yesus Kristus yang rela mengurbankan Diri-Nya demi menghapus dosa manusia.
Pemazmur juga menyadari manusia membutuhkan pemulihan dari Allah karena manusia sering jatuh dalam dosa baik sengaja maupun tidak sengaja; dengan demikian manusia menyakiti hati Allah dan merusak relasi yang dibangun bersama-Nya. Itu sebabnya pemazmur memohon agar Tuhan memulihkan keadaan umat-Nya – tidak hanya meniadakan sakit hati dan murka-Nya tetapi juga menghidupkan dan mengasihi umat-Nya kembali supaya mereka memiliki relasi yang diperkenan oleh-Nya. Dengan perkenanan Tuhan, segala kebaikan, damai sejahtera, kebahagiaan akan dialami oleh bangsa-bangsa maupun pribadi.
Pemazmur begitu yakin akan karakter Tuhan bahwa Ia tidak akan terus berada dalam murka-Nya. Apa kata pemazmur dalam tulisannya? “Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan (truth = kebenaran) akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan (truth = kebenaran) akan tumbuh dari bumi dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.’ (ay. 9-14)
Memang murka Allah yang menyala-nyala menjadi reda bahkan Ia menjanjikan kedamaian bagi umat-Nya yang setia namun Ia mendesak mereka untuk menjauhi kebodohan. Kedamaian akan hadir bagi orang-orang yang berpaling dari perbuatan dosa sebab Tuhan membenci dosa tetapi mengasihi mereka yang hormat dan takut akan Dia.
Di akhir tulisannya, pemazmur menjelaskan karakter Tuhan yang mana kasih dan kebenaran bertemu, keadilan dan damai sejahtera bercium-ciuman. Jelas sifat kebenaran akan menumbuhkan damai sejahtera berdampak ketenangan dan ketenteraman (Yes. 32:17). Dan ini janji Tuhan kepada umat yang dipulihkan-Nya.
Perlu diketahui ciuman adalah bentuk sapaan yang umum dilakukan di zaman kuno bahkan sampai sekarang tradisi ini masih dilakukan di beberapa budaya tertentu. Ingatkah bagaimana Yudas mencium Yesus di taman Getsemani sebagai tanda untuk ditangkap (Mat. 26:48)? Kebenaran dan damai sejahtera bagaikan dua orang sahabat yang kembali bertegur sapa setelah lama berpisah akibat perbuatan dosa. Mereka kembali bersatu karena pertobatan yang dilakukan oleh umat-Nya. Perhatikan, selama umat Allah masih berada dalam keadaan berdosa dan tidak bertobat maka perdamaian dan kebenaran Alalh tidak akan pernah menjadi satu kesatuan.
Ketika umat Allah kembali kepada-Nya dengan penuh rasa takut dan hormat, Ia akan tinggal bersama mereka maka kesetiaan akan tumbuh dari bumi (tanah hati manusia yang tumbuh subur) akan terlihat dari Surga dan keadilan (sejati) dari langit/Surga turun menghasilkan berkat damai sejahtera bagi umat-Nya.
Kita tahu bahwa semua hal yang baik dalam hidup kita terjadi oleh karena kebaikan Tuhan. Untuk itu hendaknya kita lebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Dengan demikian keadilan, kebenaran, kebaikan dan kekudusan menjadi jejak-jejak untuk kita jalani serta meningkatkan pengharapan kita juga membimbing perilaku kita untuk maju mendekati Dia. Sementara itu kasih dan pengurbanan Kristus menempatkan kita pada jalan menuju pada Allah Bapa.
Apa respons kita terhadap pemulihan yang Tuhan lakukan dalam hidup kita? Ia menginginkan kita tetap setia mengikut Dia apa pun yang terjadi dan alami sebab Ia berjanji akan memulihkan kita seturut waktu-Nya karena Ia mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Amin.