Shalom,
Hendaknya kita memahami Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh karena di luar banyak orang menamakan dirinya Kristen tetapi sesungguhnya mereka tidak memberitakan ajaran yang benar.
Tema kita hari ini ialah “Tetap Setia”. Kenyataannya, kesetiaan dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan, misal: dalam kehidupan nikah, suami/istri pasti mengharapkan pasangannya tetap setia kepadanya; dalam pelayanan, kita diharapkan tetap setia dalam beribadah maupun pelayanan; dalam pekerjaan, karyawan diharapkan tetap setia melakukan tugasnya dst.
Tahukah ada satu Pribadi yang kesetiaan-Nya tidak tertandingi oleh siapa pun? Ia adalah Tuhan dan kita harus banyak belajar dari-Nya. Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya sebagai Pribadi yang setia dan akan melakukan pelbagai cara keadilan terhadap umat-Nya yang tidak setia kepada-Nya. Dia menjanjikan berkat pemeliharaan, perlindungan dan damai sejahtera kepada mereka yang hidup menurut ketetapan-Nya dan berpegang pada perintah-Nya (Im. 26:3-10). Sebaliknya, jika mereka tidak melakukan segala perintah-Nya, datanglah murka dan kutuk-Nya (ay. 14-41). Singkatnya Tuhan memang setia, penuh kasih, tetapi juga adil sehingga kita harus sungguh-sungguh dan tidak boleh mempermaikan kasih Tuhan.
Apa yang ditulis oleh pemazmur 85 berkaitan dengan kesetiaan Allah?
- Pengalaman masa lalu menunjukkan bahwa Allah tetap setia (ay. 1-4).
“Untuk pemimpin biduan. Mazmur bani Korah. Engkau telah berkenan kepada tanah-Mu, ya TUHAN, telah memulihkan keadaan Yakub. Engkau telah mengampuni kesalahan umat-Mu, telah menutupi segala dosa mereka. S e l a Engkau telah menyurutkan segala gemas-Mu, telah meredakan murka-Mu yang menyala-nyala.”
Bangsa Israel mengalami pertolongan Tuhan setelah kembali dari pembuangan di Babel. Walau mereka dihukum karena dosa-dosa mereka di masa lalu, Tuhan tetap setia. Sekalipun mereka tidak layak menerima kasih setia-Nya, Tuhan tetap mengasihi mereka dan menunjukkan keadilan-Nya dengan mengizinkan mereka dibuang di Babel selama 70 tahun. Mereka mengalami banyak penderitaan dan sengsara tetapi Tuhan yang penuh kasih mengembalikan mereka ke tanah perjanjian, Yerusalem, yang telah dihancurkan. Bani Korah mengingat kebaikan dan kesetiaan Tuhan yang telah mengampuni umat-Nya dan menutupi dosa mereka serta marah-Nya reda/surut.
Aplikasi: hendaknya kita selalu mengingat Tuhan dan pertolongan-Nya di masa lalu tidak hanya saat dalam keadaan sulit tetapi juga saat kondisi senang. Kalau kita jujur, kita sering lupa akan kebaikan Tuhan, tetapi bani Korah mengingatkan kita untuk tetap mengingat kebaikan Tuhan.
- Permohonan sebab percaya saat ini Allah tetap setia (ay. 5-8).
“Pulihkanlah kami, ya Allah penyelamat kami, dan tiadakanlah sakit hati-Mu kepada kami. Untuk selamanyakah Engkau murka atas kami dan melanjutkan murka-Mu turun-temurun? Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali sehingga umat-Mu bersukacita karena Engkau? Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!”
Kenyataannya, dalam kondisi sulit penuh penderitaan, hanya ada dua pilihan yang diambil: (1). akan terus berseru kepada Tuhan atau (2). kecewa dan mundur dari Tuhan. Namun Bani Korah mengajarkan agar dalam situasi sesulit apa pun, percayalah bahwa Ia sanggup memulihkan kita. Berbeda dengan manusia yang malah menjauhi kita saat kita dalam keadaan terpuruk bahkan tak jarang mereka mengumbar masalah kita ke mana-mana membuat kita makin merana.
Saat mengalami tekanan luar biasa, bani Korah memohon kepada Tuhan yang setia di masa lalu dan percaya pada hari ini pun Ia tetap setia. Bukankah Tuhan tidak berubah alias sama dahulu, sekarang dan selamanya (Ibr. 13:8)? Oleh sebab itu kita patut mengandalkan Tuhan di saat kita berada pada posisi sangat sulit karena hanya Dia yang mampu menolong kita. Perhatikan, manusia sangatlah terbatas, jika kita mengandalkan manusia, kita akan berakhir dengan kekecewaan. Pernahkah kita kecewa dengan pasangan hidup kita? Dengan anak kita? Dengan orang tua kita? Dengan pimpinan kita? Atau malah kecewa dengan Tuhan? Ingat, hanya Tuhan yang sanggup menolong, menyelamatkan dan memulihkan kita. Betapapun buruk dan jahatnya sifat dan tabiat kita, Ia berkuasa memulihkan keadaan kita asal kita mau datang kepada-Nya dengan rendah hati. Kasih setia-Nya tetap berlaku hari ini bagi kita.
- Komitmen kita untuk setia kepada-Nya sebab Allah tetap setia (ay. 9-14).
“Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, TUHAN. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? Sesungguhnya keselamatan dari pada-Nya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia sehingga kemuliaan diam di negeri kita. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan.”
Kita tahu bahwa Allah tetap setia maka kita sendiri juga harus berkomitmen untuk setia kepada-Nya seperti dilakukan oleh bani Korah. Mereka berkomitmen mau mendengar dan hidup sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan.
Mengapa orang Israel sering mengalami hukuman murka Tuhan? Karena mereka tidak memerhatikan suara Tuhan dan berpegang pada perintah-Nya.
Aplikasi: hendaknya kita mempunyai komitmen tinggi dan setia dalam mengikut Tuhan dan melayani-Nya karena kesetiaan akan mendatangkan banyak berkat bagi kita. Tuhan tahu apa yang ada di depan kita, jika kita menyimpang dari jalan-Nya menuju jurang yang dalam, Ia akan mencegah melalui teguran bahkan hajaran supaya kita tidak jatuh dan binasa. Bukankah kita berteriak memperingatkan akan adanya bahaya bahkan memarahi anak kita kalau mereka bermain kebablasan menjurus pada bahaya kecelakaan?
Firman Tuhan menasihati agar kita memerhatikan cara kita mendengar karena banyak orang mendengar tetapi hanya lewat telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Itu sebabnya ada perumpamaan tentang penabur yang menabur benih (Firman Tuhan) dan jatuh (1) di pinggir jalan (2) di tanah berbatu-batu (3) di tengah semak duri (4) di tanah yang baik lalu berbuah (Mat. 13:3-8).
Mereka sama-sama mendengarkan Firman Tuhan tetapi hanya sebagian yang bertumbuh karena dimulai dari cara mendengar, memerhatikan, menyimpan dalam hati berlanjut melakukan Firman-Nya. Contoh: kita mendengar Firman Tuhan bahwa Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya melalui Anak-Nya, Kristus, dan meminta kita memberikan diri diperdamaikan dengan-Nya (2 Kor. 5:18-20) juga suka hidup berdamai dengan sesama.
Karena kita dibenarkan oleh iman, kita dapat hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh Yesus Kristus (Rm. 5:1). Jelas damai sejahtera hanya ada di dalam Tuhan; oleh sebab itu jangan mencari damai dan ketenangan di dunia gelap yang penuh kekacauan ini. Apakah pemakaian narkoba dan pola hidup seks bebas merupakan solusi untuk mendapatkan damai? Nonsense! Ironisnya, pecandu rokok dan narkoba maupun pelaku seks bebas malah bangga dengan dosa yang diperbuatnya.
Ingat, kita telah beroleh damai di dalam Dia, jangan kembali kepada kebodohan! Bani Korah sadar umat Tuhan di masa lalu hidup dalam kebodohan alias tidak hidup dalam kebenaran; akibatnya Allah murka terhadap mereka. Mereka yang kembali pada kebodohan dengan berbuat dosa lagi seumpama anjing kembali lagi ke muntahnya dan babi yang mandi kembali ke kubangannya (2 Ptr. 2:22). Sungguh perbuatan dosa itu sangat menjijikkan! Namun keselamatan diperoleh bagi mereka yang takut dan menghormati Dia sehingga kemuliaan Tuhan hadir dalam hidupnya.
Apa dampaknya bila kemuliaan Tuhan hadir dalam kehidupan orang yang takut akan Dia? Kasih dan kesetiaan akan bertemu; keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan kita (di bumi)
bertumbuh dan keadilan dari Tuhan (di langit) akan bertemu. Terjadilah perjumpaan/pertemuan dan hubungan kita dengan Tuhan dipulihkan – adanya saling setia yang mana manusia setia kepada Tuhan dan Ia juga setia kepada kita bagaikan relasi suami-istri: Tuhan adalah suami dan umat-Nya adalah istri. Bila Tuhan sudah memulihkan relasi kita dengan-Nya, keadilan dan kasih setia akan berimbang bahkan Ia memberikan kebaikan kepada kita.
Aplikasi: marilah kita terus berkomitmen untuk setia kepada Tuhan dengan tekun mendengarkan Firman-Nya, memerhatikan setiap jalan-Nya maka Ia tidak akan menahan kebaikan-Nya dan memberkati kita berkaitan dengan usaha (jasmani). Kita juga mengikuti jalan-Nya (jejak kaki-Nya) yang penuh keadilan agar kita juga bertindak adil dan setia kepada-Nya. Bukankah Ia telah membuktikan kasih-Nya dengan jalan menuju salib supaya kita mengikuti jejak-Nya?
Bani Korah menulis pengalaman di masa lalu untuk kita baca hari ini agar kita mengerti bahwa Tuhan setia di masa lalu, hari ini dan juga hari-hari yang akan datang. Untuk itu hendaknya kesetiaan dan kasih kita kepada- Nya terus bertumbuh juga semangat kita untuk setia melayani-Nya, melakukan apa yang dikehendaki oleh-Nya, memerhatikan setiap Firman-Nya dan hidup takut akan Dia. Jangan pernah meninggalkan Tuhan walau terjadi kegoncangan di segi ekonomi, kesehatan, bahkan iman karena adanya ajaran-ajaran sesat yang berupaya membelokkan jalan Tuhan. Mari kita meneladan/mencontoh Tuhan dalam kesetiaan-Nya dan mengiring Dia dengan setia hingga Ia datang menjemput kita kembali untuk dijadikan pengantin perempuan-Nya. Amin.