Shalom,
Mazmur 83 adalah mazmur terakhir dari Asaf; total dia menulis 12 bab dalam Kitab Mazmur. Mazmur 83 ini merupakan mazmur ratapan umat Israel yang terdesak oleh musuh-musuh yaitu bangsa-bangsa tetangga juga warga negara Israel yang bersekongkol dengan musuh. Tampaknya di Israel ada kelompok separatis yang merongrong kedaulatan negara Israel sendiri.
Apa isi ratapan Asaf dalam tulisannya di Mazmur 83?
- Doa atau seruan Asaf kepada Allah (ayat 1-2).
- Keluhan kepada Allah karena adanya musuh (ay. 3-5).
Ditulis pula daftar bangsa-bangsa yang menjadi musuh Israel yang sebagian sudah dipunahkan oleh Allah (ay. 6- 10). Asaf melaporkan mereka (Edom, Ismael, Moab dst.) kepada Allah dalam doa, keluhan dan ratapannya. Mereka begitu membenci Allah sehingga berniat mengganggu ibadah umat-Nya (ay.13).
- Permohonan Asaf agar Allah bertindak terhadap musuh (ay.17). Asaf sepertinya mengutuki musuh agar mereka mencari Tuhan.
- Maksud dari doa permohonan itu (ay.19).
Mazmur 83 mengisahkan dua kubu/kelompok yang saling bertentangan yakni: kelompok yang merasa di pihak Tuhan (Asaf dan umat Israel) dan menginginkan adanya persekutuan dengan Tuhan. Kelompok yang lain adalah kubu yang bermusuhan dengan Tuhan juga dengan umat-Nya (ay. 4, 6b).
Siapa yang menemukan Tuhan Yang Maha Tinggi, Apakah hanya kelompok yang di pihak Tuhan sementara musuh Tuhan tidak bakalan menemukan dan mendekat kepada-Nya? Yang pasti orang akan menemukan Tuhan apabila dia mencari-Nya karena merindukan adanya hubungan dan kedekatan dengan-Nya.
Kalau begitu bagaimana cara kita mencari dan menemukan Tuhan?
- Kita yakin bahwa Tuhan itu ada.
Sikap diri mengakui keberadaan Tuhan sangatlah penting untuk membuat kita paham dan menyadari bahwa ada Pribadi yang lebih tinggi, lebih kuat dan lebih berdaya daripada kita. Kita perlu datang kepada Tuhan yang mahatinggi dan mahakuasa karena posisi kita yang lemah tidak berdaya di hadapan-Nya sehingga ketika musuh datang mengancam mau membinasakan, kita berseru/berdoa menyampaikan keluhan kepada Tuhan. Itu sebabnya Asaf langsung berseru kepada TUHAN (= Allah mahakuasa yang memperkenalkan diri-Nya ketika Musa bertanya siapa nama-Nya). Dia adalah TUHAN Mahatinggi yang telah memimpin dan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir. Asaf mengambil sikap yang tepat dengan rendah hati dalam ketidakberdayaan saat dikepung para musuh.
Benarkah Asaf mengakui bahwa Allah yang mahatinggi itu ada? Dan benarkah Allah bungkam serta berdiam diri (ay. 2)? Allah senantiasa berfirman/berbicara berarti Allah itu bertindak. Bukankah Ia menciptakan alam semesta beserta isinya dengan berfirman (Kej. 1). Jadi Firman Allah menunjukkan tindakan dan pekerjaan-Nya. Ilustrasi: ketika teman Anda sedang berbicara tetapi Anda mengatakan jangan bungkam atau teman Anda lagi bekerja lalu Anda mencela jangan berpangku tangan, ini berarti Anda tidak mengerti atau tidak melihat apa yang dilakukan oleh teman Anda atau ada pemahaman berbeda mengenai kegiatan berbicara atau bekerja sehingga terkesan “tidak nyambung”. Itulah kira-kira yang terjadi pada Asaf (juga kita) terhadap Allah. Bukankah Allah telah lebih dahulu mengetahui masalah kita dan bertindak tepat waktu sesuai kehendak-Nya? Kitalah yang perlu banyak belajar mengerti bagaimana cara Tuhan bekerja namun masalahnya kita sering memaksa Allah untuk segera merespons permohonan kita. Bila tidak sesuai dengan cara yang kita inginkan, kita kemudian menyalahkan Allah dan ngambek lalu mengungkit-ungkit janji kasih setia-Nya.
Perlu diketahui, Tuhan mengizinkan dan “membiarkan” keadaan terjepit terjadi dengan tujuan umat-Nya mengandalkan Dia. Kenyataannya, masalah dan halangan menjadi alasan untuk mencari dan menemukan Allah dan ini terus berlangsung selama dunia ini dalam penguasaan musuh-musuh-Nya.
Asaf lapor kepada Allah tentang siasat musuh-musuh Israel yang mengancam ingin membinasakan bangsanya (genosida) tanpa rasa takut kepada TUHAN (ay. 5,3). Terbukti orang-orang yang dilindungi Allah menjadi incaran para musuh Allah yang tidak menginginkan adanya umat beribadah kepada Allah yang sejati. Mereka tidak menginginkan nama-nama kita tercantum dalam daftar buku kehidupan kekal.
Siapa musuh umat Allah saat ini? Bukan manusia melainkan segala kuasa dan penghulu dunia, pemerintah kegelapan dan penguasa roh jahat di udara (Ef. 6:12). Orang percaya terus menerus bermusuhan dengan daging, dunia dan si jahat. Perhatikan, Iblis berdiri sebagai kepala dan penguasa/pengendali sistem dunia (1 Yoh. 2:15- 16). Iblis mempromosikan dunia menggunakan segala kesempatan, fasilitas, ide/gagasan, sarana juga menunggangi pemerintah dalam upaya memisahkan orang-orang percaya dari Allah. Iblis tidak hanya menggunakan kesenangan dunia tetapi juga menebarkan roh pemberontakan dan roh ketidak-acuhan kepada Allah. Dia juga masuk ke bidang pendidikan, kebudayaan, kesehatan, medsos dll. untuk menentang Allah dan membuat umat-Nya tergelincir di sana.
Senjata apa yang mampu mengalahkan dunia? Iman yang membuat kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan menjadikan kita anak-anak Allah (1 Yoh. 5:4-5). Pengenalan yang benar terhadap Yesus menentukan kemenangan kita atas musuh sementara dunia sedang giat mengenalkan yesus lain yang pasti bukan Anak Allah. Iman yang benar berdiri di atas dasar Yesus Kristus yang adalah satu-satunya jalan keselamatan. Ia mati-bangkit- naik ke Surga dan akan datang kembali sebagai Mempelai Pria dalam kerajaan kekekalan. Pengharapan kemenangan bersama Yesus inilah yang memberikan kita kekuatan untuk bertahan menghadapi serangan musuh yang ingin merusak iman dan persekutuan dengan Allah serta menyeret kita untuk binasa selamanya.
Musuh kedua adalah daging yang ada dalam diri kita berupa tabiat dosa sebab daging menghasilkan perbuatan yang diwarnai oleh nafsu dan keinginan (Gal. 5:19-21). Tabiat dosa ini dapat dikelompokkan pada: dosa asusila/immoralitas, dosa penyembahan/agama, dosa kejahatan dan dosa kemabukan/pesta pora. Mereka yang melakukan perbuatan semacam ini tidak akan menemukan Allah.
Jujur, sangatlah sulit melawan tabiat daging seperti diakui oleh Rasul Paulus, “Sebab aku tahu bahwa di dalam diriku yang bertabiat daging tidak ada sesuatu yang baik di dalamnya ” (Rm. 7:18; TB2)
Karena tidak ada sesuatu pun yang baik dalam diri kita akibat bertabiat daging, kita membutuhkan kelahiran baru di dalam Kristus sehingga segala sesuatu yang tidak baik dalam daging ditanggalkan. Tabiat daging merupakan dosa terselubung padahal Allah menghendaki umat-Nya kudus untuk melayani-Nya. Kita mampu menyalibkan sifat kedagingan dengan terhisapnya kita melalui kematian Kristus untuk mengalami hidup berkemenangan dan bergantung pada pimpinan Roh Kudus yang memampukan kita mengatasi keinginan-keinginan daging.
Musuh ketiga adalah si jahat (Iblis, si pencoba). Dosa merupakan hal terburuk dari segala yang jahat karena terang-terangan melawan Allah dan dosa digunakan Iblis untuk mencobai serta membinasakan manusia. Untuk itu kita harus menggunakan perisai iman agar dapat memadamkan semua panah api dari si jahat (Ef. 6:16).
Singkatnya, dunia, daging dan si jahat adalah musuh-musuh Allah yang mau menghalangi umat-Nya bersekutu dengan-Nya. Mereka menjadi penghalang untuk mencari dan menemukan Tuhan.
- Mengakui kebesaran Nama Tuhan.
Strategi musuh sangatlah jelas yakni membuat umat-Nya tidak mencapai hadirat-Nya. Mereka mengadakan permufakatan licik untuk membinasakan umat Allah hingga nama Israel terhapus selamanya (ay. 4-5). Jelas musuh ingin menjegal umat Allah agar gagal memuji dan memuliakan Allah (bnd. Mzm. 150:6). Musuh berusaha membelokkan penyembahan kepada Allah menjadi penyembahan kepadanya seperti dialami oleh Yesus yang dicobai oleh Iblis tetapi Yesus menang. Allah ingin umat-Nya memberikan kasih dan penghormatan tertinggi hanya kepada-Nya (Ul. 6:4-5) dan ini tidak disukai Iblis. Itu sebabnya Iblis ingin mengalihkan penyembahan kepadanya.
Melihat perlakuan musuh Israel, Asaf memohon kepada Tuhan agar Ia bertindak (ay. 14-16); bila perlu mempermalukan musuh-musuh itu namun semua terserah pada kewewenangan Allah.
Namun heran, sekalipun bangsa-bangsa ini mempunyai sikap membenci dan memusuhi Allah, Asaf berharap mereka mencari dan menemukan Allah karena hanya Dia yang layak disebut Tuhan yang Mahatinggi atas seluruh bumi (ay. 17-19).
Sedikit gambaran tentang berhala-berhala di Timur Kuno, ketika berperang mereka juga adu kesaktian berhala- berhalanya. Asaf paham bahwa mereka berjuang mengandalkan berhala yang sebenarnya bukan Allah maka Asaf ingin mereka mengetahui bahwa Allah Israel yang mereka musuhi adalah Allah yang hidup, Allah Yang Mahatinggi nama-Nya TUHAN, Pencipta alam semesta dan semua harus tunduk serta hormat pada Nama itu.
Apa aplikasi dari doa ratapan Asaf bagi orang percaya saat ini? Allah memilih kita menjadi anak-anak-Nya dengan maksud kita memuliakan Dia (Rm. 15:5-6). Kita menerima satu sama lain sehingga memungkinkan bangsa-bangsa (non-Yahudi) memuliakan Dia juga (ay. 7-9). Sungguh indah melihat rencana Allah yang begitu besar atas seluruh umat manusia ini! Contohlah Asaf yang membawa bangsa-bangsa yang memusuhi Israel dalam doa dan ratapannya agar mereka juga mencari dan menemukan TUHAN Yang Mahatinggi.
Aplikasi: Kita, orang kafir, telah menikmati anugerah Allah dan status keberdosaan kita dihapus dan diganti oleh darah Kristus menjadi orang yang dibenarkan dan dikuduskan. Namun kita tidak boleh hidup egois, kita harus mendoakan keluarga, sahabat, tetangga dan masyarakat yang masih belum mengenal Tuhan supaya Ia bertindak menurut cara-Nya. Bergabunglah dalam pelayanan pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan dan kita menjadi mitra Tuhan untuk menyelamatkan orang-orang berdosa.
Kita patut bersyukur beroleh kemurahan dapat mengenal TUHAN Yang Mahatinggi untuk mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari-Nya. Kini kita mengemban tugas untuk mendoakan serta mengenalkan TUHAN Yang Mahatinggi kepada mereka yang masih menjadi musuh-musuh Allah agar mereka juga menemukan TUHAN Yang Mahatinggi dan terjalin persekutuan yang indah dengan-Nya. Dengan demikian kita bersama-sama dapat mengagungkan Nama-Nya serta penyembahan kita hanya tertuju kepada-Nya. Amin.