• JADILAH PEMIMPIN YANG TAKUT AKAN TUHAN (JOHOR)
  • Mazmur 82
  • Johor
  • 2024-03-17
  • Pdp. Samuel Sirait
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1537-jadilah-pemimpin-yang-takut-akan-tuhan-johor
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Suatu saat Pembicara mampir ke sebuah kedai yang menjual kopi kemudian seorang wanita mendatangi Beliau sambil memegang kertas dan memberikannya untuk diisi. Ternyata kertas itu berisikan kuesioner untuk menyurvei seberapa pentingnya kopi ini, apakah pelanggan puas, apakah rasanya sudah pas dsb.

Mazmur 82 bukan sekadar survei yang dilakukan oleh Allah untuk melihat sejauh mana kepuasan umat Tuhan atau mereka yang dilayani oleh para pemimpin. Kalau begitu apa alasan Asaf menulis mazmur ini dengan tema “Jadilah Pemimpin yang Takut kepada Tuhan”?

  • Karena Allah adalah Allah yang melihat (ay. 1).

“Mazmur Asaf. Allah berdiri dalam sidang ilahi, di antara para allah Ia menghakimi:

Apa yang dimaksud dengan ‘di antara para allah’? Di terjemahan lain dituliskan ‘di antara para elohim’ atau ‘para pemimpin atau penguasa’, Allah hadir di situ.

Perlu diketahui, siapa pun penguasa pemerintahan di bumi ini, di atas semuanya ada pemerintahan Allah; istilahnya ‘di atas langit masih ada langit’. Allah berkuasa atas semua penguasa di bumi ini. Sayangnya, banyak pemimpin lupa kalau masih ada pemimpin yang lebih tinggi dari mereka kemudian mereka bertindak semena- mena. Dapat dibayangkan betapa kagetnya mereka kalau Allah tampil di hadapan mereka sambil mengatakan, “Kali ini Aku yang menghakimi kalian!”

Umumnya sebelum mengemban tugas, seorang pejabat dilantik dan diambil sumpah jabatan oleh rohaniawan sesuai agama dari pejabat tersebut. Mereka disumpah menurut kepercayaan masing-masing agar bertanggung jawab atas amanah/kepercayaan yang diberikan kepada mereka.

Namun apa yang terjadi pada penguasa-penguasa di bumi ini? Allah memegang hasil laporan untuk mengevaluasi cara kerja para pemimpin dan Ia tidak tinggal diam (tidak buta, tidak bisu) melihat ketidakadilan dan kejahatan (terstruktur sistematis) yang merajalela di dunia ini. Akan tiba saatnya Ia berdiri dalam sidang ilahi mengadili semua pemimpin dengan otoritas yang mereka miliki. Allah turun tangan melihat satu persatu seberapa jauh pemimpin melaksanakan keadilan dalam mengambil keputusan. Waspada, jangan mudah mengumbar janji manis tetapi tidak menepatinya setelah menjadi penguasa! Namun janji Tuhan tidak pernah meleset.

Jelas Allah tidak akan membiarkan ketidakadilan di bawah kolong langit ini terus berlangsung. Memang untuk sementara waktu ketidakadilan berlaku bagi kaum minoritas tetapi Allah melihat dan menilik satu persatu perlakuan orang-orang yang menindas mereka yang lemah. Ia tidak akan membiarkannya tetapi Dia masih memberikan kesempatan kepada para pemimpin untuk menepati janjinya.

  • Karena jabatan adalah kesempatan untuk melayani (ay. 2-5).

Sejak awal jabatan diberikan bukan bertujuan untuk gagah-gagahan. Bukankah ketika seseorang dipilih untuk menduduki posisi (dalam pemerintahan maupun gereja) kemudian disumpah dan didoakan, orang-orang menaruh harapan kepadanya?

Allah sudah mempunyai daftar pemimpin yang sudah ditetapkan tanpa perlu bantuan siapa pun. Hasilnya sangat menyedihkan karena mereka (1) menghakimi dengan lalim alias tidak adil (2) memihak kepada orang fasik/jahat (3) tidak memberi keadilan kepada orang yang lemah dan miskin (4) tidak membela orang sengsara dan tertekan (5) tidak membela orang yang kekurangan dan menderita.

Sebenarnya Allah sudah mengingatkan para pemimpin termasuk hakim jauh sebelumnya, “Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan; janganlah engkau membela orang kecil dengan tidak sewajarnya dan janganlah engkau terpengaruh oleh orang-orang besar tetapi engkau harus mengadili orang sesamamu dengan kebenaran.” (Im. 19:15) juga di ayat lain dikatakan supaya tidak memutarbalikkan keadilan, tidak memandang bulu dan tidak menerima suap (Ul. 1:17; 16:18-19; 19) sebab Allah tidak memandang bulu ataupun menerima suap (Ul. 10:17) dan Ia memiliki hak sepenuhnya untuk masuk serta menyela di ruang persidangan.

Introspeksi: jabatan (sekuler atau rohani) apa yang kita miliki sekarang? Sudahkah kita memberikan pelayanan yang baik? Atau dengan jabatan dan posisi tinggi yang dimiliki kita kemudian berbuat semena-mena untuk menindas orang karena kita tidak suka dengannya atau untuk membalas dendam? Ingat, kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan akan tetapi balaslah kejahatan dengan kebaikan. Kepercayaan Tuhan yang telah kita terima baik besar-kecil, baru-lama, di dalam-luar gereja, tinggi-rendah, mandiri-kerja tim adalah kesempatan untuk melayani Tuhan. Kalaupun kita menjadi korban ketidakadilan, Allah tidak pernah tinggal diam tetapi terus memantau untuk suatu saat menjatuhkan keadilan-Nya.

  • Karena Allah adalah Allah yang bertindak (ay. 6-8).

Ada kisah ketidakadilan yang sangat memilukan di Amerika Serikat mengenai seorang pria yang awalnya dijatuhi hukuman mati kemudian diubah menjadi hukuman seumur hidup. Setelah menjalani hukuman selama 48 tahun ternyata dia terbukti tidak bersalah untuk kasus pembunuhan yang tidak pernah dilakukannya. Walau mendapat ganti rugi Rp. 2.700.000 oleh negara, seimbangkah dengan masa tahanan yang dijalaninya begitu lama?

Tahukah Indonesia termasuk negara terkorupsi urutan kelima se Asia Tenggara? Korupsi, kejahatan dan kenajisan makin marak dilakukan tanpa tedeng aling-aling dan semua itu selalu diawali dari perbuatan jahat kecil-kecilan lebih dahulu.

Allah mengangkat para pemimpin menjadi wakil dan perpanjangan tangan-Nya (ay. 6). Oleh sebab itu hendaknya mereka menjaga marwah/kepercayaan dari Allah karena bertanggung jawab terhadap nasib orang banyak.

Para pemimpn juga harus menyadari bahwa kedudukan yang dimiliki ada batas waktunya (ay. 7) entah karena batas waktu jabatan, usia, meninggal di masa kerja dst. seperti Musa tua digantikan oleh Yosua; untuk itu pergunakan dengan sebaik-baiknya.

Ketidakadilan macam apa pun boleh terjadi tetapi kita mempunyai pengharapan terakhir yakni Allah bangun (turun tangan) dan menghakimi bumi (ay. 8). Ia adalah Pemimpin sejati yang akan melaksanakan apa yang Ia ucapkan. Ia berkuasa menyelesaikan apa yang tidak terselesaikan dan tidak dipedulikan oleh orang.

Apa pun kedudukan dan jabatan yang kita emban, hendaklah kita bersikap sebagai pemimpin yang takut akan Tuhan dan memanfaatkan kesempatan melayani sesama dengan baik sebab Tuhan melihat, memantau dan bertindak menghakimi mereka yang melakukan kelaliman dan ketidakadilan sekaligus memulihkan mereka yang tertindas dan menderita. Amin..

  • Video Youtube Ibadah: