Shalom,
Jalan adalah suatu cara untuk menuju pada suatu tujuan; kalau jalannya jelas, tujuan yang hendak dicapai juga jelas. Masalahnya, tujuannya sudah jelas tetapi kalau kita tidak berjalan di jalan yang benar untuk mencapai tujuan tersebut maka kita tidak akan pernah mencapai apa-apa.
Dalam Mazmur 81 ada tiga alasan mengapa kita diajak mengikuti jalan Tuhan, yakni:
- Melalui jalan Tuhan, kita telah diselamatkan (ay. 2-8).
“Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah Yakub. Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus........... ” (ay. 2-3)
Kita diajak bersorak-sorai karena Allah adalah kekuatan kita. Siapa Allah itu bagi Yakub? Yakub (nenek moyang bangsa Israel) mengalami banyak pasang surut dalam kehidupannya tetapi di dalam penggembalaan dia bersaksi bahwa Allah adalah Gembala juga Malaikat yang telah melepaskannya dari segala bahaya (Kej. 48:15-16a). Demikian pula dengan kita yang berada pada jalan di mana Tuhan telah menggembalakan kita sejak kita percaya – bertobat – lahir baru hingga saat ini.
Yakub pernah ditolong oleh Malaikat yang melepaskannya dari bahaya (fisik). Malaikat ini menunjuk kepada Pribadi Tuhan Yesus Kristus sebelum Ia berinkarnasi menjadi daging. Di Perjanjian Baru, Malaikat yang melepaskan Yakub dari segala bahaya sudah berinkarnasi dalam daging itulah Yesus yang telah menyelamatkan hidup kita dari marabahaya terbesar yaitu maut, kematian kekal.
Pengurbanan Kristus adalah kekuatan Allah yang mengalahkan kekuatan dunia, iblis, bahkan neraka. Oleh sebab itu kita patut bersorak-sorai memuji-muji Allah Juru selamat kita dan kita makin yakin untuk tetap berada di jalan Tuhan dan digembalakan oleh-Nya.
Musim selalu berganti – ada bulan baru, bulan purnama, hari raya – dan menjadi hukum bagi Israel untuk diperingati dengan puji-pujian karena terkait dengan keselamatan mereka dari Mesir (ay. 3-4).
Kalau keselamatan Israel bersifat fisik, keselamatan yang kita terima jauh lebih dahsyat karena mencakup kelepasan jiwa dan roh kita dari cengkeraman Iblis dan perbudakan dosa serta kebiasaan buruk yang mengikat kita. Untuk itu sudah selayaknya kita memuji-muji Tuhan setiap waktu tanpa batasan pergantian musim.
“Sebagai suatu peringatan bagi Yusuf ditetapkan-Nya hal itu,.......... ” (ay. 6) Nama Yusuf disebut karena ia berpegang
pada janji Allah sehingga dia meminta tulang-tulangnya dibawa ke Tanah perjanjian sebab Firaun yang baru lupa akan jasa-jasa Yusuf menyebabkan 12 suku Israel beserta anak cucunya ditindas oleh Firaun.
Perhatikan, janji Allah kepada kita melampaui janji yang dipegang oleh Yusuf karena mencakup kebangkitan tulang- tulang kematian orang percaya yang dimakamkan atau yang mati syahid akibat kebencian terhadap mereka.
Walau tampak Allah menolong dengan sembunyi-sembunyi, kuasa-Nya dahsyat sekali diibaratkan seperti guntur (ay. 8). Ada saatnya Tuhan menolong umat-Nya. Karena itu kita tidak perlu sakit hati terhadap mereka yang memojokkan, membenci bahkan menindas kekristenan. Kita belajar mengampuni dan mendoakan mereka karena kita percaya Tuhan pasti menolong dan meluputkan kita dalam persembunyian dengan kuasa-Nya yang hebat. Akan tiba waktunya bukan hanya suara guntur tetapi nafiri berbunyi ketika Yesus datang kembali, yang mati akan bangkit dan yang masih hidup diubahkan untuk menerima janji kekekalan dari Tuhan (1 Kor. 15:52-54).
Allah menguji keturunan Yusuf dekat air Meriba (ay 8) saat mereka bertengkar dengan Musa dan mencobai TUHAN karena tidak ada air untuk diminum (Kel. 17:7). Demikian pula Tuhan menguji masing-masing dari kita supaya kita makin mengenal jalan Tuhan. Oleh sebab itu menghadapi pencobaan dan tekanan hidup apa pun, anggaplah sebagai ujian iman untuk tetap setia mengikuti jalan-Nya. Kalaupun kita hidup di tengah-tengah mayoritas non- Kristen, jangan gentar terhadap cemooh dan ejekan tetapi kita menjadi kesaksian hidup sehingga mereka melihat bagaimana Allah menjadi Gembala penyayang dan berinkarnasi dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan kita dari dosa. Kita tidak bergeser dari jalan Tuhan yang telah menyelamatkan kita dan bertahan dalam ujian sampai pada akhirnya.
- Melalui jalan Tuhan, kita dituntun kepada penyembahan yang benar (ay. 9-13).
“Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku! Janganlah ada di antaramu allah lain dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing. Akulah TUHAN, Allahmu, yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir; bukalah mulutmu lebar-lebar maka Aku akan membuatnya penuh.” (ay. 9-11)
Pada jalan Tuhan ada berkat, ujian, peringatan dan teguran. Perlu diketahui kelemahan orang Israel terletak pada penyembahan dan Tuhan memperingatkan mereka tentang hal ini. Bukankah kelemahan orang Kristen juga terkait dengan penyembahan? Buktinya, ibadah doa umumnya dihadiri oleh sedikit jemaat. Jujur, bukankah kita sering lupa berdoa bahkan karena mepetnya waktu kita kemudian berdoa asal-asalan?
Tuhan berhak mengoreksi penyembahan karena Ia telah menyelamatkan bangsa Israel melalui peristiwa dahsyat sehingga mereka dapat keluar dari Mesir. Ia juga mengoreksi kita soal penyembahan karena keselamatan yang kita terima dari-Nya tidak dapat digantikan oleh apa pun dan manusia siapa pun tidak dapat melakukannya kecuali Yesus Kristus. Saat bertobat, kita dilepaskan dari dosa dan status kita adalah milik Allah serta Roh-Nya dimeteraikan pada kita. Jelas berkat terbesar yang Tuhan berikan dalam jalan-Nya ialah keselamatan kekal. Itu sebabnya marilah kita tingkatkan doa penyembahan pribadi juga doa komunal dalam ibadah doa. Kita sujud menyembah mengagungkan Dia, satu-satunya Allah yang benar dan hidup.
Tuhan meminta orang Israel membuka mulutnya lebar-lebar maka Ia akan membuatnya penuh dengan Manna. Namun sayang, mereka muak dengan Manna dan menginginkan daging sehingga Tuhan mengirim burung-burung puyuh ke perkemahan mereka.
Kita belajar dari kesalahan mereka dengan membuka mulut lebar-lebar untuk dikenyangkan dengan roti hidup dari Surga (Yoh. 6:51). Penyembahan yang benar pasti mendorong kita menikmati pembacaan Firman Allah secara pribadi setiap hari oleh sebab pertolongan Roh Kudus yang ada di dalam kita.
Waspada, ajaran yang tidak sehat menuntun pada kedegilan hati dan mengikuti jalan rencananya sendiri (ay. 12- 13). Juga penyembahan dan pengultusan seseorang membuat kita menolak Roti hidup dan membuka mulut untuk “burung-burung puyuh”. Penyembahan tidak sehat (kepada pendeta hebat) membuat mulut kita rawan dimasuki ajaran-ajaran yang tidak Alkitabiah.
- Jalan Melalui jalan Tuhan, membawa kita dibawa kepada kegenapan janji Allah (ay. 14-17).
“Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tangan-Ku.”
Kita diajak mengikuti jalan Tuhan yang membawa kita pada kegenapan janji Allah, di Tabernakel digambarkan dengan tempat mahakudus. Namun mengapa kita menghadapi masalah hidup silih berganti tanpa ada hentinya? Benarkah Tuhan mengasihi kita dan menjawab doa kita? Mengapa janji kemenangan atas masalah belum juga terjadi? Jawabannya: (1). Mungkin belum waktu-Nya Tuhan dan ini membuat kita tekun bertahan karena iman kita diuji (2). Mungkin kita tidak berada pada jalan kemenangan menurut cara-Nya Tuhan tetapi kita mau jalan sendiri.
Dengan kematian Yesus disalib, Tabir Bait Suci telah dibuka dengan terbelah dua dari atas sampai ke bawah (Mat. 27:51) sehingga jalan terbuka bagi kita untuk mengikuti jalan-Nya.
Mazmur 81 diawali dengan puji-pujian karena mengingat jalan keselamatan Tuhan di masa lalu diakhiri dengan nubuat kegenapan janji melalui kemenangan-kemenangan untuk masuk negeri yang penuh dengan gandum terbaik dan madu dari gunung batu untuk mengenyangkan (ay. 16-17). Negeri perjanjian dipenuhi berkat berkelimpahan dan di ayat ini digambarkan dengan gandum terbaik dan madu dari gunung batu (band. Ul. 8:7-10).
Kalau saja bangsa Israel mengikuti jalan Tuhan, mereka akan mengalami kepenuhan janji-Nya untuk berdiam di negeri penuh gandum terbaik dan madu, demikian kita dibawa melalui jalan-Nya tidak saja menikmati yang baik secara jasmani tetapi juga secara rohani sebab Ia menyediakan sesuatu yang jauh lebih indah dari apa yang disediakan oleh dunia.
Apa yang terjadi dengan pengikut-pengikut jalan Tuhan?
Sejak gereja Tuhan didirikan di bumi ini (Kis. 2), benih-benih kebencian terhadap penyembah-penyembah Allah yang benar makin bertambah. Contoh: Iblis berusaha memecah belah gereja dengan adanya aliran ini-itu dengan tujuan supaya saling membenci. Penyembah-penyembah berhala, orang-orang degil yang menuruti rencananya sendiri berjejaring melalui medsos menyebarkan ajaran-ajaran tidak sehat sampai memunculkan Antikristus tetapi dalam peperangan saat Tuhan Yesus Kristus datang kembali mereka semua akan ditundukkan selama-lamanya dan dihukum di neraka. Yang penting jangan di antara kita saling membenci tetapi hiduplah dalam kesatuan.
Seperti papan-papan di Tabernakel yang berdiri tegak dan merapat menjadi satu membentuk Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus, kita memuji memuliakan Tuhan dan hidup dikuduskan untuk masuk dalam persekutuan dengan-Nya kelak saat Yesus datang kembali. Di mana pun kita berada dan apa pun tantangan hidup kita saat ini, kita menikmati gandum Firman Allah terbaik dan madu dari gunung batu itulah kekuatan ekstra dari Firman-Nya hingga kita masuk kerajaan seribu tahun damai.
Hendaknya kita memperbanyak pujian sorak-sorai dan meminimalkan sungutan oleh sebab keselamatan yang kita alami di jalan Tuhan. Kita juga memperbanyak doa penyembahan pribadi kepada-Nya serta membuka mulut lebar- lebar untuk dipenuhi Roti hidup itulah Firman Allah. Dan yakinlah bahwa jalan Tuhan pasti membawa kita kepada prospek hidup berkelimpahan di kerajaan seribu tahun damai bersama-Nya. Amin.