• HANYA TUHAN SANG PEMULIH
  • Mazmur 80
  • Lemah Putro
  • 2024-03-03
  • Pdp. Mario Gani
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1529-hanya-tuhan-sang-pemulih-2
  • Video Ibadah: KLIK DISINI
hanya-tuhan-sang-pemulih

Shalom,

Di antara kita mungkin pernah mengalami sakit yang lumayan parah sehingga selain berdoa kita memerlukan pengobatan seorang dokter. Makin kronis dan serius penyakit yang diderita, makin sedikit dan spesifik dokter spesialis yang kompeten menangani penyakit yang parah ini untuk memulihkan kita dari kondisi tersebut.

Demikian pula dengan kondisi orang Israel yang mengalami “penyakit mematikan” sehingga mereka sangat menderita yang disebabkan oleh pelbagai kesalahan. Itulah prahara dosa yang dimulai dari dosa nenek moyang mereka. Apa yang telah mereka lakukan? Ketika keluar dari Mesir (± 1400 SM), mereka memberontak melihat Laut Teberau di depan dan Firaun beserta tentaranya mengejar dari belakang. Sudah ditolong menyeberang laut Teberau, mereka masih bersungut-sungut ketika airnya pahit untuk diminum dst. hingga mereka dihukum berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun. Bahkan di Kanaan pun mereka kembali memberontak setelah Yosua mati; mereka langsung menyembah berhala dan berbuat dosa sampai zaman Hakim-hakim – Raja Salomo hingga akhirnya di era Raja Zedekia (± 600 SM) mereka dibuang ke Babel.

Bagaimana kondisi bangsa Israel saat Asaf menulis Mazmur 80?

“Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja ….Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN….Ia menegarkan tengkuknya dan mengeraskan hatinya dan tidak berbalik kepada TUHAN….Namun TUHAN berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya karena Ia sayang kepada umat-Nya….Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya dan mengejek-ejek nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.”(2 Taw.36:11-16) Jelas tidak ada pemulihan oleh sebab kejahatan mereka yang luar biasa padahal Tuhan sangat mengasihi mereka.

Asaf kembali mengajak mereka yang hidup di tengah banyak berhala untuk berseru kepada TUHAN karena dia yakin hanya TUHAN yang mampu memulihkan mereka. Tulisannya di Mazmur 80 terbagi menjadi tiga bagian bagaikan tiga bait lagu dan baris terakhir merupakan reffreinnya, yaitu:

Ay. 4 →“Ya Allah (God), pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mubersinar maka kami akan selamat.”

Ay. 8 →“Ya Allah semesta alam (God of hosts), pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar maka kami akan

selamat.”

Ay. 20→“Ya TUHAN, Allah semesta alam (LORD God of hosts), pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar maka kami akan selamat.”

Bila kita perhatikan lebih cermat ada sedikit perbedaan bagaimana Asaf memanggil Allah. Awalnya Asaf memanggil “Allah” (elohim) sebagai sebutan umum karena berhala/dewa juga dipanggil elohim. Kemudian Asaf mulai menggiring bangsa Israel untuk mengenal Allah yang lebih spesifik yakni Allah semesta alam yang menciptakan langit bumi dan berkuasa atasnya. Lebih lanjut Asaf memperkenalkan Dia sebagai TUHAN (YHWH) yang menunjuk hanya pada satu Pribadi.

Melalui nyanyian/mazmur ini Asaf mengingatkan mereka siapa Allah mereka sebenarnya itulah YHWH bukan sembarang allah dan mengajak mereka untuk berseru kepada-Nya. Dengan demikian mereka mengenal lebih dalam siapa Allah yang seharusnya disembah itulah TUHAN yang dikenal oleh Asaf.

Aplikasi: ketika kita dalam keadaan terjepit dan tidak ada jalan keluar, kembalilah kepada Tuhan, Pencipta alam semesta, satu-satunya Allah yang hidup, yang sangat menyayangi kita.

Asaf mengenal Allah yang memiliki karakteristik sebagai:

  • Gembala (ay. 2-4).

Asaf memanggil Dia sebagai Gembala, berarti ia mengakui bahwa ia dan bangsanya adalah domba-domba-Nya.

Sebagai Gembala, disebutkan Ia duduk di atas para kerub. Ini menunjuk pada hadirat Allah diatas Tutup Pendamaian dan Ia memberikan perintah untuk disampaikan kepada bangsa Israel (Kel. 25:22).

Perlu diakui, kita adalah domba yang lemah serta bodoh dan sangat membutuhkan Gembala (agung) untuk menuntun kita melalui Firman-Nya.

Memang domba-domba dituntun ke rumput yang hijau dan air yang tenang tetapi Tuhan, Sang Gembala, menuntut domba-domba itu untuk disiplin dan menaati perintah-Nya. Ia memberikan komando/perintah bagaikan seorang panglima memberikan perintah kepada pasukan tentaranya.

Tentu tidak mudah menggembalakan 2½ juta orang Israel yang mempunyai pemikiran dan kemauan sendiri- sendiri kalau tidak dengan komando/perintah yang tegas. Ilustrasi: kalau domba tidak taat dan tidak disiplin, dia tidak akan sampai pada rumput hijau dan air yang jernih. Singkatnya, digembalakan itu artinya taat kepada Firman Tuhan. Namun perjalanan hidup nenek moyang bangsa Israel menjadi rumit karena mereka tidak taat tetapi selalu memberontak dan tidak percaya kepada-Nya. Sebenarnya bangsa Israel bagaikan domba yang bodoh sehingga mudah tersesat tetapi mereka selalu merasa mampu, kuat dan tidak memerlukan Gembala.

Introspeksi: bagaimana hubungan kita dengan Gembala Agung kita? Bersediakah kita digembalakan oleh-Nya dan menaati perintah Firman-Nya?

  • TUHAN (Yehovah = the existing one) (ay. 5-8).

Asaf memanggil Dia TUHAN berarti mengakui bahwa dirinya adalah umat-Nya. Ia menulis TUHAN sangat murka dan tidak mau mendengar doa umat-Nya. Siapa YHWH ini? (Kel. 3:13-14).

“AKU ADALAH AKU” merupakan akar kata dari YHWH dan bukan sebuah nama tetapi lebih menunjuk pada keberadaan TUHAN, satu-satunya yang ada sejak dalam kekekalan. Ia adalah satu-satunya Allah yang hidup sementara segala berhala hanyalah buatan manusia dan mati adanya.

Sebenarnya TUHAN memerhatikan sengsara dan penderitaan umat-Nya yang diperbudak di tanah Mesir dan mendengar seruan mereka (Kel. 3:7-8). Namun ketika bangsa Israel yang menderita di tempat pembuangan berseru kepada-Nya, mereka malah dimurkai oleh-Nya. Mengapa? Ia sudah memperingatkan mereka sebelum masuk Kanaan agar mereka tidak membuat patung apa pun buatan manusia dan beribadah kepadanya karena ini menimbulkan sakit hati-Nya (membangkitkan murka-Nya – TB2) sebab Ia adalah api yang menghanguskan dan Allah yang cemburu. Konsekuensinya, mereka akan habis binasa dan disingkirkan (Ul. 4:23-29).

Jelas TUHAN murka karena bangsa Israel sudah menyembah berhala buatan tangan manusia. Manusia membuat allah menurut pikiran dan kemauannya sendiri untuk melayani kebutuhannya. Masih ingat ketika orang Israel membuat patung anak lembu emas karena mereka tidak sabar menunggu Musa lama tidak turun dari gunung? Anak lembu emas ini dipercaya orang Mesir sebagai dewa sakti yang dapat membawa orang yang tersesat di padang gurun kembali ke jalan yang benar.

Jadi apa sebetulnya penyembahan berhala itu? Penyembahan berhala ialah memberhalakan pikiran dan kemauan diri sendiri lebih daripada Tuhan. Apakah kita pernah membayangkan Tuhan menurut kemauan kita? Atau mengatur Tuhan menurut kehendak kita? Bangsa-bangsa pada zaman itu membuat ilah-ilah yang berada di bawah kendali mereka. Perhatikan, kita justru harus tunduk menuruti kehendak dan rencana TUHAN jangan malah memberhalakan pengalaman puluhan tahun, kecerdasan tinggi, finansial yang mencukupi, koneksi dengan pejabat penting sekalipun. Pertimbangkan dan putuskan segala sesuatu dengan melibatkan Tuhan! Posisikan Tuhan sebagai Allah yang hidup dan berdaulat atas hidup kita, umat-Nya.

  • Pemilik pohon anggur (ay. 9-17).

Asaf menyadari bahwa bangsa Israel bagaikan pohon anggur yang dipindahkan oleh Pemilik pohon dari Mesir ke Kanaan. Sebenarnya pohon anggur lebih bersifat statis tidak seperti domba nakal yang lari kesana kemari. Walau termasuk makhluk hidup, pohon yang tertanam dengan baik dan mendapatkan sari-sari makanan serta sinar matahari cukup tidak akan pergi kemana-mana. Dia akan diam di tempat dengan aman. Namun aneh, mengapa Allah mau merobohkan tembok pelindungnya dan membiarkan babi hutan menggerogoti juga binatang-binatang di padang memakannya (ay. 13-14)? Apa masalahnya? Allah sebagai Pemilik kebun anggur menanam pohon anggur pilihan dan sudah melakukan semua yang terbaik kemudian menantikan hasil buah anggur yang baik tetapi yang dihasilkan malah buah anggur yang asam (Yes. 5:1-2). Ini adalah masalah dari pohon anggur, yaitu buah yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan pemiliknya.

Apa yang hendak pemilik pohon anggur lakukan kemudian? Dia akan menebang pagar durinya sehingga kebun itu dimakan habis, melanda temboknya sehingga kebun itu diinjak-injak. Kebun anggur itu ialah kaum Israel dan orang Yehuda ialah tanaman kegemaran-Nya. Tuhan menantikan keadilan tetapi yang didapat hanyalah kelaliman atau kekerasan, Ia menantikan kebenaran tetapi yang dtemui hanyalah keonaran (ay. 3-7). Jelas kelaliman dan keonaran adalah buah anggur yang asam.

Yesus sendiri mengatakan bawa Ia adalah pokok anggur dan kita ranting-ranting-Nya; kita akan berbuah banyak jika kita tinggal di dalamnya (Yoh. 15:5). Kita akan menghasilkan buah tetap jika kita menuruti perintah-Nya, dan buahnya adalah mengasihi seorang akan yang lain (ay. 16-17). Buah semacam ini yang menyukakan hati Tuhan.

Introspeksi: buah apa yang kita hasilkan? Apakah kecut hati bahkan pahit hati? Kebencian, iri hati, amarah, dengki? Semua ini membuat Tuhan murka. Agar kita dapat menghasilkan buah baik nan manis bahkan buah yang tetap maka kita harus melekat kepada Yesus dan bersekutu dengan-Nya di dalam Firman dan doa penyembahan. Perhatikan, di luar Yesus, kita tidak dapat saling mengasihi seperti Dia telah mengasihi kita dengan rela memberikan nyawa-Nya.(ay. 12-13) Itulah kasih Agape, kasih yang rela berkurban, kasih yang hanya dimiliki Allah.

Apa kata Asaf di akhir tulisannya? “Kiranya tangan-Mu melindungi orang yang di sebelah kanan-Mu, anak manusia yang telah Kauteguhkan bagi diri-Mu itu maka kami tidak akan menyimpang dari pada-Mu. Biarkanlah kami hidup maka kami akan menyerukan nama-Mu. Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.” (ay. 18-20)

“Anak manusia” menunjuk pada Pribadi Yesus dan Ia membuat kita tidak menyimpang dari-Nya.

Jadi, hanya di dalam Yesus kita dipulihkan karena Ia adalah Gembala baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, Ia adalah TUHAN Juruselamat (YHWH Yasha), dan Pokok anggur yang kepada-Nya kita harus melekat. Milikilah relasi yang makin dekat dengan Yesus; jadilah domba yang taat kepada Firman-Nya, umat yang selalu setia memosisikan-Nya sebagai Allah yang berkuasa dan berdaulat atas hidup kita, dan carang anggur yang selalu melekat kepada-Nya untuk menghasilkan buah-buah kasih. Hubungan dan kebergantungan kita pada Yesus harus lebih dahulu dipulihkan, maka Ia tidak berkeberatan memulihkan kita dari segala pergumulan yang kita hadapi. Hanya TUHAN, Sang Pemulih atas hidup kita. Hanya Yesus Sang Pemulih. Amin.