Shalom,
Mungkin di antara kita masih ada yang asing dengan istilah ‘prahara’. Dalam bahasa Indonesia, prahara berarti angin badai, angin topan, angin ribut sementara bahasa Sansekerta yang mirip dengan bahasa Jawa yaitu prahoro: huru-hara. Kalau disimpulkan prahara berarti angin badai, angin topan yang menimbulkan kekacauan, huru-hara dan bencana.
Para sastrawan biasanya menggunakan istilah prahara sebagai kiasan untuk menggambarkan suatu peristiwa atau keadaan yang melibatkan kehancuran dan kekacauan yang terjadi dalam kehidupan alami, kehidupan sosial, maupun menyangkut situasi politik. Misal: prahara rumah tangga adalah huru-hara dan malapetaka besar yang terjadi dalam rumah tangga; tragedi 98 dapat pula disebut prahara 98.
Dalam konteks lain prahara menunjuk pada masa yang sulit dan sukar atau keadaan penuh kesesakan dan tekanan hebat yang membuat seseorang tidak dapat bergerak. Prahara juga dipakai sebagai momen kritis yang membutuhkan reaksi cepat untuk mengatasinya karena berisiko besar kalau ditangani berlambat-lambat.
Bagaimana dengan prahara dosa? Reaksi cepat apa yang dibutuhkan untuk memulihkan keadaan itu? Mazmur 79 menulis kondisi kerajaan Yehuda yang hancur di zaman Raja Zedekia (21 tahun) karena dia melakukan apa yang jahat di mata Allah. Dia ditegur oleh Nabi Yeremia tetapi tidak mengindahkannya. Pemimpin para iman dan rakyat Yehuda berkali-kali berubah setia dengan mengikuti kekejian bangsa-bangsa lain berakibat kota Yerusalem menjadi puing-puing karena serangan tentara Babel (2 Raja 25:8-10; 2 Taw. 36:17-19; Yer. 52:2-14).
Melihat keadaan mengerikan ini Asaf menaikkan doa ratapan mengapa Allah mengizinkan prahara ini terjadi. Sangat menyedihkan, mulai dari raja hingga pemimpin imam-imam menajiskan Bait Allah membuat Allah gemas dan murka.
Pembelajaran: kalau pemimpin-pemimpin rohani apa pun jabatannya tidak menghargai kekudusan Allah, tidak setia mengerjakan pekerjaan-Nya dan menajiskan tempat ibadah, jangan heran orang luar tidak menghargai Bait Allah karena tidak melihat kesaksian hidup dari pemimpin-pemimpin rohani tersebut. Pengajaran benar yang menyatakan kekudusan Allah akan menunjukkan kesalahan, mengoreksi, mendidik, mengajar sekaligus memberikan jalan keluar bagaimana kita harus bersikap.
Walau bangsa Israel melakukan banyak kejahatan dan kenajisan, Allah masih mengirim pesan melalui utusan- utusan-Nya karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya (Mzm. 79:15). Namun apa reaksi mereka? Menghina Firman-Nya dan mengejek nabi-nabi-Nya; ini yang membuat Allah murka (ay. 16).
Waspada bila kita meremehkan bahkan mengabaikan Firman Tuhan yang menasihati, menegur, memperingatkan kita akan dosa dan kesalahan yang dilakukan berulang-ulang karena ini berisiko mendatangkan murka Allah dan malapetaka. Jangan hanya menyukai khotbah tentang berkat kekayaan, mukjizat kesembuhan atau khotbah yang sesuai dengan pikiran dan selera kita!
Pemimpin-pemimpin rohani juga harus sadar bahwa mereka diutus Allah dan diberi wewenang/otoritas untuk memimpin, menggembalakan dan mengarahkan jemaat. Jika pemimpinnya keliru, jemaatnya juga pasti keliru. Pemimpin tidak boleh merendahkan jemaat kecil yang dianggap tidak memberikan kontribusi banyak terhadap gereja sebab mereka tetap milik Tuhan yang telah ditebus oleh darah-Nya yang tak ternilai.
Kalau begitu mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan menimpa rakyat Yehuda (juga kita)?
- Untuk menyadarkan mereka atas ketidaksetiaan dan ketidaktaatan yang menajiskan Bait Allah.
Hati-hati kalau dosa diulang-ulang dan tidak pernah disesali walau sudah dinasehati, diingatkan dan ditegur oleh Firman Allah. Juga kesabaran dan kemurahan Allah diremehkan maka akibatnya datanglah malapetaka dan hukuman.
Asaf (= kolektor, pengumpul) menjadi simbol komunitas atau pertemanan. Dia adalah orang Lewi keturunan bani Gersom yang diangkat oleh Daud menjadi pemimpin paduan suara. Dia berdoa syafaat mewakili bangsanya (“Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami..” ay. 8-13) dan apa yang disampaikannya bertujuan mengumpulkan/menyatukan dengan memohon belas kasihan dari-Nya.
Aplikasi: seorang pemimpin harus dapat mengayomi dan membawa orang yang dipimpinnya dalam satu kesatuan serta tidak membiarkan satu pun terhilang apalagi tercerai berai.
- Menyesal dan mengaku dosa serta bertobat setelah beroleh pengampunan (ay. 8-9).
Ironisnya, ada orang Kristen yang sadar berbuat dosa dan kesalahan tetapi tidak menyesal. Contoh: melakukan dengan sadar tindakan korupsi, selingkuh, menipu dll. tetapi tidak menyesali diri karena naluri manusiawinya terikat oleh dosa. Ketika jatuh ke dalam dosa, Adam dan Hawa bersembunyi ketakutan karena sadar mereka telanjang. Saat Allah bertanya apakah mereka makan buah terlarang, mereka tidak mengaku terus terang tetapi malah menyalahkan orang lain.
Kenyataannya, ada orang yang menyadari kesalahannya kemudian menyesal tetapi tidak mau minta maaf atau mohon ampun karena gengsi. Kalau mau mengalami pemulihan, langkah-langkah yang dilalui ialah: sadar kalau salah – menyesal mohon belas kasihan Tuhan – mohon ampun – bertobat.
Jangan bertindak seperti Yudas Iskariot yang sadar, menyesal tetapi tidak bertobat akhirnya malah bunuh diri. Juga bangsa Israel yang jatuh bangun dalam “pertobatan” membuat Allah murka dan menghukum mereka. Raja Daud yang hebat pernah gagal sebagai seorang suami karena jatuh dalam perzinaan dengan Batsyeba, istri Uria. Dia menyesal dan minta ampun kepada Tuhan ketika ditegur oleh Nabi Natan namun tetap harus menanggung konsekuensi dosa dengan kematian anaknya dari hasil perzinaan. Sebagai ayah, Daud juga gagal mendidik anak-anaknya sehingga terjadi pemerkosaan antarsaudara (Amnon-Tamar) bahkan anaknya, Absalom, memberontak dan mau membunuhnya. Sebagai raja, Daud juga pernah gagal karena ambisi dan kesombongannya dengan menyuruh menghitung jumlah orang Israel; akibatnya dia harus menanggung konsekuensi dari murka Allah.
Pembelajaran: memang Tuhan mengampuni dosa kesalahan kita kalau kita menyesal dan bertobat tetapi kita tetap harus bayar harga mahal menanggung konsekuensi sebagai efek jera untuk tidak melecehkan kemurahan Allah.
- Mengucap syukur atas pertolongan Tuhan yang memulihkan (ay. 13).
Asaf menggambarkan hubungan Allah dan umat-Nya bagaikan kawanan domba dan gembala. Seorang gembala sangat peduli dan perhatian kepada domba-dombanya dan membawanya ke padang rumput hijau untuk makan. Kalau ada satu domba nakal keluar dari gerombolannya, si gembala mencarinya untuk dikembalikan dan memukul dengan tongkatnya jika domba ini susah diatur. Kalau domba ini pergi menjauh lagi, si gembala akan membiarkan tetapi mengikutinya dari kejauhan. Menjelang malam matahari sudah tenggelam apalagi kalau disertai hujan rintik-rintik, domba nakal itu pasti ketakutan dan mulai stres lalu mengembik ketakutan. Dia tidak ada selera makan rumput hijau atau minum air jernih tetapi membutuhkan kehadiran gembala. Kalau gembala ada, dia bukan hanya selamat tetapi hidupnya akan terjamin.
Introspeksi: apa yang mau kita banggakan? Apakah harta banyak, kedudukan tinggi, kepandaian dengan gelar panjang? Semuanya akan sia-sia kalau kita jauh dari Tuhan. Bahkan kesehatan prima yang kita banggakan saat ini akan ada masanya berakhir dengan munculnya aneka ragam penyakit. Oleh sebab itu jangan jual mahal tidak mau melayani Tuhan saat kita masih dalam kondisi sehat dan fit! Ingat, kita membutuhkan kehadiran Tuhan dalam kondisi apa pun dan bersyukurlah senantiasa kepada-Nya.
Kini kita tahu bahwa Tuhan mengizinkan prahara dosa terjadi untuk menyadarkan ketidaksetiaan dan dosa kesalahan kita yang telah menajiskan Bait Allah sehingga kita tidak menjadi kesaksian hidup bagi mereka yang belum/tidak mengenal Tuhan. Kalau sudah terlanjur terperosok dalam prahara, hendaknya kita sadar dan menyesal lalu mengaku dosa, memohon belas kasihan kepada Tuhan dan bertobat sungguh-sungguh. Selain itu mengucaplah syukur senantiasa kepada-Nya karena kita sangat membutuhkan kehadiran-Nya kapan pun, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Dan jangan lupa memerhatikan serta merangkul kawanan domba lain yang saat ini sedang lemah jasmani maupun rohani supaya mereka juga digembalakan bersama-sama untuk menikmati kebenaran Firman Tuhan. Amin.