• HANYA TUHAN SANG PEMULIH (JOHOR)
  • Mazmur 80
  • Johor
  • 2024-03-03
  • Pdm. Edi Sugianto
  • https://gkga-sby.org/mobile/ibadah-umum/1528-hanya-tuhan-sang-pemulih
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Pujian demi pujian yang kita naikkan semua mengagungkan Tuhan dan menyatakan bagaimana Tuhan adalah pemulih hidup kita dan hanya Dia yang dapat kita andalkan.

Berbicara mengenai Tuhan, Sang Pemulih, Asaf menulis hingga tiga kali mengulangi permohonan pemulihan kepada Tuhan bagaikan reffrein dari lagu yang makin lama makin meningkat, isi permohonan pemulihannya sama, namun sebutan Allah semakin meningkat yakni:

“Ya, Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.” (ay. 4)

“Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.” (ay. 8)

“Ya, TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.” (ay. 20)

Asaf mengetahui kepada siapa dia harus berseru meminta pertolongan, pemulihan dan penyelamatan itulah TUHAN, Allah semesta alam yang berkuasa di Surga dan di bumi, yang mau dekat dengan umat-Nya dan mampu memulihkan mereka.

Bait dan reffrein pertama Mazmur 80 (ay. 2-4), Asaf memohon pemulihan kepada Allah yang adalah Gembala Israel, yang mana sebutan Allah sebagai Gembala juga muncul pada Mazmur 97-99. Allah telah menggiring Yusuf sebagai kawanan domba kesayangan-Nya. Yusuf adalah salah satu anak Israel yang dikasihi Yakub juga yang mendapatkan hak kesulungan (1 Taw. 5:1-2). Selain itu, Asaf memohon kepada Allah sebagai pribadi yang bertakhta di Surga (transenden) tetapi juga berhadirat di kerub (imanen) di atas Tutup Pendamaian agar memancarkan wajahnya kepada Efraim, Benyamin, dan Manasye yang menunjuk kepada umat Israel. Asaf memohon agar Allah bangkit dan datang menyelamatkan umat Israel. Ia meminta agar Allah kembali hadir dan berkenan kepada umat-Nya, memberikan kasih karunia (Bil. 6:24-26) sehingga mereka diberkati dan dipulihkan.

Pada bait dan reffrein kedua Mazmur 80 (ay. 5-8) Asaf mengulangi kembali permohonan pemulihan kepada Allah. Asaf mulai menjelaskan pergumulan yang sedang dihadapi oleh umat Israel, yaitu mereka mengalami murka dari Allah dan doa mereka tidak dijawab (ay. 5). Allah membiarkan mereka mengalami dukacita karena penderitaan dan juga celaan dari para musuhnya (ay. 6-7). Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan karena dosa pelanggaran mereka. Asaf menyadari bahwa dosa nenek moyang mereka telah berdampak pada dirinya dan umat Israel sezamannya. Oleh sebab itu, Asaf memohon pemulihan dan penyelamatan dari Allah semesta alam.

Selanjutnya, bait dan refrrein ketiga Mazmur 80 (ay. 9-20) Asaf semakin meningkat memohon pemulihan kepada Allah. Asaf “mengingatkan Tuhan” bagaimana telah menyelamatkan Israel dengan mengeluarkan mereka dari Mesir, menghancurkan bangsa-bangsa yang ada di tanah Kanaan, menempatkan mereka di sana untuk berakar dan bertumbuh memenuhi negeri itu. Bangsa Israel bagaikan tanaman anggur yang berkembang luar biasa sampai ke Sungai Efrat – negeri orang Filistin – tapal batas Mesir (2 Taw. 9:26). Pada zaman Salomo, bangsa Israel berjaya luar biasa dan kerajaannya berkembang pesat sebagai penggenapan janji Tuhan kepada Abraham. Namun Tuhan yang dahulu begitu mengasihi bangsa Israel kemudian menjatuhkan mereka; mereka yang seharusnya menjadi tanaman anggur kesukaan-Nya malah dibiarkan dirusak dan diinjak-injak bahkan temboknya dirubuhkan oleh bangsa-bangsa lain (ay. 13-14).

Semua itu terjadi karena mereka menyepelekan kasih Tuhan padahal mereka sudah diingatkan oleh para nabi yang diutus-Nya. Mereka melakukan perbuatan jahat di mata Tuhan, menajiskan Bait Allah, terus menerus menolak Firman- Nya, mengolok-olok para utusan Allah dan menghina Firman-Nya – membuat Allah murka dan akhirnya tidak ada pemulihan bagi mereka. Orang-orang Israel (Kerajaan Utara) dibuang lebih dahulu ke Asyur (2 Raj. 17) kemudian Yehuda (Kerajaan Selatan) menyusul dibuang ke Babel (2 Taw. 36:12-21). Di sini Asaf memohon agar TUHAN Allah semesta alam kembali memerhatikan dan menolong serta memulihkan umat-Nya. Kemungkinan besar kisah ini ditulis pada saat mereka sedang dalam pembuangan.

Lebih dari itu, Asaf berdoa untuk melindungi pribadi yang ada di sebelah kanan Allah, yaitu anak manusia yang diteguhkan bagi Allah oleh Tuhan sendiri (ay. 18). Asaf begitu yakin dan berpengharapan orang yang duduk di sebelah kanan Allah, Anak Manusia, akan menyelamatkan mereka. Daud pernah menyinggung siapa yang duduk di sebelah kanan Allah yang membuat musuh-musuh menjadi tumpuan kakinya (Mzm. 110:1) Dan Yesus sendiri mengatakan pribadi yang duduk di sebelah kanan Allah merujuk pada Mesias (Mat. 22:41-46). Sebelum mati dirajam, Stefanus juga melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Allah (Kis. 7:55). Surat Ibrani 10:12 menuliskan setelah mempersembahkan diri-Nya karena dosa manusia, Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Jadi, ini adalah Mazmur Mesianis yang menunjuk kepada Yesus, Sang Mesias yang akan menyelamatkan dan memulihkan umat-Nya.

Hal tersebut menunjukkan bagaimana Asaf mengetahui dan mengingat janji Mesias yang telah Tuhan berikan kepada raja Daud. Faktnya Allah masih menyisakan Kerajaan Yehuda setelah masa pembuangan selama 70 tahun dan mengembalikan mereka ke Tanah Kanaan (2Taw. 36:21-23), sebab Ia sudah berjanji bahwa keturunan Daud akan memerintah sampai selama-lamanya (2Sam. 7:1-17). Memang Tuhan memulihkan Yehuda dan mengembalikan mereka ke Kanaan bahkan dibangun kembali Bait Allah, namun mereka belum sepenuhnya dipulihkan sebab ternyata mereka masih dijajah oleh bangsa lain – Kerajaan Media Persia, kerajaan Yunani, kerajaan Romawi. Ketika Yesus datang ke dunia, mereka ingin menjadikan-Nya raja secara politik. Bahkan ketika Yesus naik ke Surga mereka masih bertanya apakah Ia mau memulihkan kerajaan bagi Israel (Kis. 1:6). Akan ada waktunya Tuhan memulihkan bangsa Israel (Rm. 11) tetapi kedatangan-Nya sebagai Mesias bukan sekadar memulihkan bangsa Isarel namun semua umat-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa hanya Allah saja yang dapat memulihkan mereka. Oleh sebab itu, Asaf berdoa agar Tuhan segera memulihkan, sehingga mereka tidak akan menyimpang dari-Nya dan terus menyerukan nama Allah (ay. 18-19).

Kehidupan bangsa Israel pada waktu itu tidak jauh berbeda dengan kehidupan kita manusia. Allah telah menciptakan manusia sebagai ciptaan yang istimewa, serupa dan segambar dengan-Nya. Namun, karena kejatuhan Adam-Hawa, mereka harus dibuang dan terpisah dari (hadirat) Allah. Namun Allah mengasihi manusia dan berinisiasi menyelamatkan manusia berdosa hingga datanglah Yesus sebagai Mesias untuk menolong semua umat manusia bukan hanya untuk orang Israel. Hanya TUHAN Yesus, Sang Pemulih, sebab manusia tidak dapat memulihkan dirinya sendiri. Ternyata doa Asaf bukan sekadar untuk bangsa Israel tetapi memiliki penggenapan lebih jauh dari itu. Asaf kembali berdoa supaya Mesias menolong umat-Nya agar mereka tidak menyimpang dari-Nya. Kalau kita memang merasakan kebaikan Tuhan, marilah kita hidup mengikuti jalan Tuhan dan menyerukan Nama-Nya di mana pun dan kapan pun supaya orang-orang lain juga datang kepada-Nya.

Di akhir tulisannya, Asaf menyebut Nama TUHAN dengan lengkap (TUHAN, Allah semesta alam) yang menunjukkan sifat dan karakter-Nya. Terbukti Allah sangat peduli terhadap ciptaan-Nya dan mau berelasi dengan umat-Nya. Hanya Tuhan sajalah yang mampu memulihkan keadaan bangsa Israel saat itu dan Yesus Kristus mampu memulihkan kehidupan kita saat ini sebab tidak ada seorang pun dapat memulihkan dirinya sendiri karena dosa telah menggerogoti manusia dan maut sudah menanti di hadapannya.

Jadi, pelajaran apa yang dapat kita petik dari Mazmur 80 ini?

  • Walau kita meyakini hanya TUHAN-lah Sang Pemulih kita, jangan kita menganggap rendah kasih kemurahan- Nya kemudian seenaknya berbuat dosa dan melanggar perintah-Nya (bdg. Aliran hypergrace yang mengagungkan kasih karunia Tuhan lalu menganggap walau berbuat dosa tidak apa-apa karena sudah diselamatkan). Memang kita mendapatkan keselamatan secara cuma-cuma tetapi anugerah-Nya bukanlah Biarlah peristiwa yang terjadi dalam kehidupan bangsa Israel menjadi peringatan bagi kita untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama tetapi melakukan apa yang berkenan di hadapan Tuhan.
  • Ketika dalam pergumulan dan tekanan hidup, kita yakin bahwa hanya TUHAN sajalah Pemulih hidup Sekalipun kita terpeleset dan jatuh, Tuhan berkuasa memulihkan kita. Ada kalanya Ia harus menghajar dan mendisiplinkan kita bukan untuk mematikan kita tetapi membawa kita kembali kepada-Nya (2 Ptr. 3:9). Ia menguji kita agar kita makin mengenal-Nya. Ia yang setia dan adil akan mengampuni dosa kita asal kita mau menyadari, mengakui, menyesal dan bertobat (1 Yoh. 1:9). Perhatikan, Ia setia dan adil. Kesetiaan-Nya dinyatakan dengan mengampuni dosa kita dan keadilan-Nya ditunjukkan dengan menyucikan kita dari segala kejahatan. Disiplin dan hajaran yang kita terima bertujuan penyucian dan pembaruan hidup dari-Nya. Kalau kita menolak hajaran-Nya, kita akan makin jauh dari-Nya.
  • Bila TUHAN Sang Pemulih sudah memulihkan hidup kita, biarlah kita tidak lagi menyimpang dari jalan-Nya dan menghargai kesempatan yang Ia sediakan bagi kita. Pemulihan sejati terjadi berkaitan dengan relasi kita dengan Kita makin dekat dengan Tuhan dan memiliki persekutuan indah dengan-Nya berdampak pemulihan relasi kita dengan sesama, serta kemuliaan Allah semakin dinyatakan.

Amin.

  • Video Youtube Ibadah: