• DOA YANG BERKUALITAS (Johor)
  • Mazmur 70
  • Johor
  • 2023-12-03
  • Pdm. Edi Sugianto
  • https://gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1479-doa-yang-berkualitas-johor
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Waktu berlalu begitu cepat dan tanpa disadari kita telah memasuki bulan Desember 2023. Apa pun yang terjadi kita percaya Tuhan itu baik dan Ia satu-satunya yang dapat kita andalkan. Sepanjang 2023 ini kita sudah diberkati oleh Firman Tuhan dari kitab Mazmur dan minggu ini kita membahas Mazmur 70 dengan tema “Doa Yang Berkualitas”. 

Mazmur 70 merupakan nyanyian doa yang ditulis oleh Daud berdasarkan pengalamannya dan dinaikkan dengan mempersembahkan kurban peringatan (ay. 1). Frasa ‘kurban peringatan’ muncul di Bilangan 5:11-31, Mazmur 38 dan Mazmur 70. Dalam Bilangan 5:11-31, kurban peringatan disebut juga kurban sajian cemburuan yang dibawa oleh seorang suami/laki-laki kepada imam karena dia cemburu terhadap istrinya dan merasa istrinya tidak setia, berbuat serong dan mencemarkan dirinya. Jika istrinya memang tidak setia, hukuman sudah menanti. Namun jika istrinya tidak bersalah dan setia maka dia akan bebas dari hukuman. Perhatikan, Tuhan mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh umat Israel walau terkadang sulit ditemukan buktinya. Hal ini menjadi suatu peringatan dan ingat-ingatan bagi umat Allah. 

Sementara itu, “kurban peringatan” dalam Mazmur 38 dan 70 memiliki konteks sama dan ditulis oleh Daud yang mengisahkan Daud sedang dalam pergumulan dan membutuhkan pertolongan Tuhan dengan segera. Semua ini disebabkan karena ada orang-orang yang ingin mencelakainya, merencanakan kejahatan terhadap dirinya dan mensyukuri kemalangannya. Daud menyadari bahwa berbagai pergumulan yang sedang dihadapi bersumber dari pelanggarannya sendiri. Pascapelanggaran itu, masalah demi masalah datang menimpa Daud mulai dari masalah rumah tangga hingga pemerintahannya sebagai raja. 

Mengingat peristiwa tersebut, Daud mempersembahkan kurban peringatan. Apa kaitan doa dengan kurban peringatan yang dilakukannya?

  • Daud ingat akan pelanggarannya dan dengan rendah hati meminta pengampunan karena hanya Tuhan yang dapat menyelamatkannya.
  • Daud bagaikan suami yang cemburu dan ‘mengadu’ kepada Tuhan atas tindakan orang-orang dekat dan musuh yang melampui batas. Dia mau membuktikan kepada mereka yang berusaha menjatuhkannya bahwa urusan dia dengan Tuhan sudah Dia berdoa bagi mereka yang membenci dan memusuhinya kalau benar mereka akan bebas, kalau salah biarlah mereka malu, mundur dan berbalik menerima konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Mereka yang dinyatakan benar akan bersukacita dan mengagungkan Tuhan (ay. 5) karena mereka mengasihi serta mendambakan keselamatan dengan mencari Tuhan. Daud menyerahkan permasalahannya kepada Tuhan sebagai Hakim adil yang mengetahui segala sesuatu dan melihat kedalaman hati. Manusia boleh mengelak namun Tuhan mengetahui isi hati manusia. Daud mengalaminya ketika Tuhan memilihnya menjadi raja menggantikan Saul. Samuel melihat rupa dan penampilan tetapi Tuhan menolak dan memilih remaja Daud yang saat itu masih menggembalakan kambing domba (1 Sam. 16). 

Mazmur 70 sama dengan Mazmur 40:14-18 yang membicarakan Daud sedang memohon rahmat belas kasihan dari Tuhan berkaitan dengan permasalahan pribadi maupun dengan orang-orang sekitarnya. Tampak kondisi Daud benar- benar mendesak/urgent terlihat dari doanya agar Tuhan segera melepaskan dan meluputkannya (ay. 2,6) dari orang- orang yang memburunya, merencanakan kejahatan, mengejek dan orang-orang yang ingin menggulingkan takhtanya (2 Sam. 15 – 19).

Aplikasi: apa pun masalah yang kita hadapi, datanglah kepada Tuhan dan percayalah bahwa hanya Dia satu-satunya yang dapat diandalkan. Ia mampu melepaskan/meluputkan serta menolong segala permasalahan kita sebab Ia tetap sama di zaman Daud, sekarang dan selama-lamanya. 

Apa ciri-ciri doa yang berkualitas?

  • Doa yang ditujukan kepada Tuhan (ay. 2).

Bila doa ditujukan kepada Tuhan ini berarti kita mengenal siapa Dia; bukan doa sekadar rutinitas atau formalitas karena kita orang Kristen. Ketika seseorang mempersembahkan kurban peringatan, orang tersebut pasti mengetahui kepada siapa dia melakukannya itulah Tuhan yang mahakuasa, mahatahu dan mampu memberikan keadilan seperti telah dilakukan oleh Daud yang yakin Tuhan sanggup menolongnya. 

Aplikasi: kita berdoa kepada Tuhan karena kita mengenal siapa Dia yang tidak hanya mengerti segala permasalahan kita tetapi juga mengetahui isi hati kita serta kebenaran dan ketidakbenaran yang terjadi.

  • Menyerahkan keadilan kepada Tuhan (ay. 3-5).

Daud berdoa memohon keadilan dan menyerahkan masalahnya kepada Tuhan, Hakim yang mahaadil. Seusai berdoa untuk diri sendiri memohon pengampunan dan pemulihan, Daud berdoa untuk orang lain dan memohon keadilan dari Tuhan. 

Siapa yang didoakan oleh Daud?

- Orang-orang yang membenci dan memusuhinya (ay. 3-4) sekalipun doanya untuk mencari keadilan.

Di dalam doanya Daud menyebut kata “Biarlah” sebanyak tiga kali yang ditunjukkan untuk musuh-musuhnya. Ketiga kalimat ini (ay. 3-4) senada yakni: biarlah mendapat malu dan tersipu-sipu, biarlah mundur dan kena noda, dan biarlah berbalik karena malu. Kalimat ini diulang-ulang untuk penekanan tetapi intinya sama. 

Ketika para musuhnya melihat Daud benar, mereka malu dan mundur. Mereka yang sebelumnya mengolok- olok dan mensyukurinya datang minta ampun kepada Daud karena melihat apa yang dituduhkan kepada Daud tidaklah benar. 

Aplikasi: Yesus mengajar kita untuk berdoa bagi musuh kita (Mat. 5:44) – mereka yang mengolok-olok, membenci dan merencanakan yang jahat – bukan malah menjauhi dan membencinya. Kita tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan sebab pembalasan adalah haknya Allah (Rm. 12:17). Sebaliknya kita berdoa agar mereka berbalik dan bertobat kepada Tuhan. Contoh: ketika Raja Saul memusuhi dan berusaha membunuhnya, Daud tidak membalas walau dia ada kesempatan dua kali untuk membunuh Saul tetapi menyerahkan pembalasan kepada Tuhan yang menghakimi dengan adil. Demikian pula ketika menghadapi pengejaran dari anaknya, Absalom, Daud melarikan diri tidak mau terjadi pertumpahan darah dan tidak menginginkan kematian Absalom. Juga terhadap Simei yang mengutuki dan mensyukur-syukuri Daud, Daud tidak membalas bahkan membiarkan Simei tetap hidup. Terlebih lagi Yesus mengasihi kita justru saat kita dalam kondisi berdosa dan memusuhi-Nya. 

Demikian pula saat dalam masalah perselisihan, kita diajar untuk berdamai dan mau mengampuni “musuh” kita (Rm. 12:18). Jujur, tidaklah mudah untuk mendahului minta maaf apalagi jika kita tidak bersalah. Namun jika kita memang bersalah, jangan malu dan ragu untuk segera minta ampun agar masalah selesai dan kita dipenuhi damai sejahtera. 

Ingat, jangan kita menuntut pembalasan tetapi berikan tempat kepada murka Allah yang berhak menjatuhkan pembalasan (ay. 19). Dengan berbuat kebaikan terhadap musuh, kita bagaikan menumpukkan bara api di atas kepalanya (ay. 20), membuatnya malu dan tidak menutup kemungkinan dia berbalik, berubah pikiran lalu bertobat. 

- Orang-orang benar yang mencari Allah dan mengharapkan keselamatan dari-Nya (ay. 5).

Kalau Daud dapat mendoakan musuh-musuhnya apalagi terhadap orang-orang yang baik kepadanya.

Aplikasi: sekalipun kita sendiri memiliki masalah, jangan lupa mendoakan orang lain baik yang memusuhi kita maupun yang peduli kepada kita. Kenyataannya, jangankan berdoa untuk orang lain, terkadang untuk diri sendiri pun kita lupa atau tidak sempat berdoa. Artinya, mari kita berdoa untuk para musuh agar mereka berbalik dari tindakannya yang jahat dan memuliakan Allah. Demikian pula kita juga berdosa untuk orang benar agar nama Tuhan semakin dibesarkan.

  • Doa yang dinaikkan dalam kerendahan hati (ay. 6).

Daud memosisikan diri sebagai pribadi yang sengsara dan miskin padahal secara status dia adalah raja. Dia menyadari dirinya orang lemah, tidak mampu dan perlu ditolong oleh Tuhan. Dia datang kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan inilah yang diharapkan Tuhan seperti tertulis, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Tuhan.” (Mat. 5:3) Artinya, sikap hati yang menundukkan diri di hadapan Tuhan karena Tuhan mengasihi orang- orang yang rendah hati dan menentang orang-orang yang congkak (1 Ptr. 5:5 ). 

Aplikasi: apa pun kondisi kita – dalam pergumulan maupun dalam kondisi nyaman – kita tetap memerlukan Tuhan. Waspada, justru di saat semua aman dan lancar, kita menjadi lengah dan mudah jatuh dalam bujuk rayu iblis. Oleh sebab itu jadikan Tuhan tempat sandaran kita dan dengan rendah hati kita mengakui siapa Dia. Percayalah Dia akan menolong kita tepat menurut waktu-Nya – tidak pernah terlambat juga tidak terlalu cepat. 

Mazmur 70 mengajarkan ketika kita mempunyai masalah, Tuhanlah satu-satunya andalan kita. Ia Sumber pengharapan dan Penolong kita; jangan pergi ke tempat lain atau mencari orang lain. Naikkan doa berkualitas yang mana kita mengerti siapa Tuhan, memohon keadilan dari-Nya juga berdoa bagi orang-orang yang memusuhi kita serta keadilan dari orang-orang yang benar, sehingga nama Allah saja yang dimuliakan. Berdoalah dengan kerendahan hati bahwa kita memerlukan Tuhan maka Ia menolong kita tepat menurut waktu-Nya. Amin.

  • Video Youtube Ibadah: