Shalom,
Berbicara tentang kemenangan, kita sangat senang kalau menang dan sedih kalau kalah seperti yang sedang berlangsung pada piala dunia U-17 saat ini. Saat tim Indonesia kalah, seluruh rakyat bersedih namun kita masih berharap Indonesia dapat lolos ke babak 16 besar.
Sesuai dengan tema “Kemenangan Bersama Allah”, apakah kita sudah hidup bersama Allah dan apakah dalam perjalanan bersama-Nya kita selalu menang atau malah banyak kalahnya? Sesungguhnya Tuhan menjamin memberikan kita kemenangan seperti telah dialami oleh Daud.
Apa alasan Daud mengakui bahwa Allah memberikan kemenangan kepadanya (juga kita) menurut Mazmur 68?
1. SEBAB ALLAH ADALAH PELINDUNG KITA (ay. 2-17).
1.1 Allah melindungi kita dari musuh-musuh.
“Allah bangkit maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan- Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.” (ay. 2-3)
Walau musuh merasa kuat dan hebat, satu kali kelak Allah, Pelindung kita, akan melenyapkan mereka seperti asap yang hilang lenyap bagaikan lilin yang meleleh. Bila Tuhan di pihak kita, kita pasti menerima kemenangan itu.
Daud menulis ayat ini mengingat bagaimana Allah berkarya bagi orang Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir berjalan ke Gunung Sinai sampai masuk Tanah Kanaan. Mereka menyaksikan bagaimana Allah melindungi dan melenyapkan musuh-musuh.
1.2 Allah pelindung bagi orang-orang yang ditindas dan menderita (ay. 6-7). Siapa mereka yang mengalami penindasan dan penderitaan?
• Bapa bagi anak yatim.
Secara lahiriah anak yatim memerlukan figur orang tua yang membimbing dan membesarkan mereka hingga mereka dapat hidup mandiri. Mungkin kita masih mempunyai orang tua jasmani tetapi rohani kita membutuhkan Bapa surgawi yang sangat peduli kepada kita.
Allah memosisikan diri sebagai Bapa bagi umat Israel, anak sulung-Nya, yang tertindas di Mesir dan membebaskan mereka. Bagi kita yang hidup dalam era Perjanjian Baru, kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan Roh Kudus memampukan kita berseru, “ya Abba, ya Bapa!” (Rm. 8:15)
• Pelindung bagi para janda.
Allah membela para janda yang mengalami kesulitan ditinggalkan suaminya.
• Penampung bagi orang-orang sebatang kara/kesepian.
Allah juga memberikan tempat tinggal bagi orang-orang yang sebatang kara dan kesepian. Ironis, ada orang hidup kesepian di antara keramaian dan merasa tidak ada yang memerhatikan serta menolongnya.
• Pembebas bagi orang-orang tahanan /terbelenggu.
Allah membebaskan bangsa Israel yang terbelenggu dan diperbudak selama 400 tahun. Aneh, mereka berteriak minta dibebaskan dari penderitaan di Mesir tetapi setelah keluar dari negeri itu mereka masih terikat dengan Mesir (Bil. 16:13).
Apakah kita masih dibelenggu/diperbudak oleh dosa dan sulit melepaskan diri? Terbelenggu oleh kecanduan merokok, pornografi dll.! Memang kita harus berjuang mengalahkan keinginan daging yang terkadang muncul lagi. Ingat, kita tidak akan pernah menikmati kebahagiaan bila kita masih terbelenggu oleh ikatan dosa. Oleh sebab itu jangan terus hidup dalam kenikmatan dosa tetapi kembalilah kepada Tuhan yang mampu memberikan kemenangan asal kita mau berjalan bersama-Nya.
2. SEBAB ALLAH ADALAH PENYELAMAT KITA (ay. 18-24).
2.1 Allah adalah Penyelamat kita satu-satunya dari maut, Ia memberikan kita jalan keluar (ay. 19-20).
Dikatakan “Engkau telah naik ke tempat tinggi sambil membawa tawanan-tawanan” (ay. 19) Dalam Perjanjian Baru, ayat ini digenapi oleh Yesus (Ef. 4:8-10).
Rasul Paulus menjelaskan bahwa Yesus telah naik (ke Surga), Ia juga telah turun ke bagian bumi paling bawah itulah kematian-Nya. Untuk apa Yesus melakukan ini semua? Untuk menyelamatkan kita, Yesus datang ke dunia, mati, bangkit dan naik ke Surga. Kebangkitan-Nya membuktikan kemenangan atas maut (1 Kor. 15:54-57).
Pertanyaan: mengapa kita masih hidup di dalam dosa sehingga kita tidak mengalami kemenangan padahal kuasa dosa sudah dikalahkan? Karena tidak memercayai Yesus yang bangkit dari kematian memberikan keselamatan kepada kita dengan mengalahkan maut. Untuk itu kita harus bersyukur kepada Allah yang tidak hanya menyelamatkan kita tetapi juga memberikan kehidupan baru yang berkualitas jauh lebih baik. Ia bahkan ingin kita menang hari demi hari (Mzm. 68:20). Oleh sebab itu kita harus percaya sungguh-sungguh kepada-Nya dan mengikut Dia sepenuh hati.
2.2 Allah meremukkan kepala musuh-Nya (ay. 22).
Ingatkah kutuk Allah terhadap ular setelah memperdaya Adam-Hawa sehingga mereka jatuh ke dalam dosa? “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kej. 3:15) Ini menubuatkan Iblis sebagai musuh yang tidak yang harus dijauhi dan tidak boleh berdamai apalagi bersekutu dengannya. Waspada, jangan pernah minta bantuan Iblis dengan menggunakan kekuatan-kekuatannya! Iblis adalah bapa segala dusta dan pembunuh manusia (Yoh. 8:44). Iblis datang hanya untuk membunuh dan membinasakan namun kita bersyukur kematian Yesus disalib membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis (1 Yoh. 3:8). Dan pada akhirnya Iblis akan dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang selama-lamanya (Why. 20:10).
Aplikasi: Tuhan sudah memberikan kita kemenangan mengalahkan kuasa iblis dan pekerjaan-pekerjaannya. Sekarang kita melakukan pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang telah menyelamatkan dan memberi kita kemenangan.
3. SEBAB ALLAH ADALAH RAJA KITA (ay. 25-36).
3.1 Raja yang menuntun kita ke tempat kudus-Nya (ay. 25-26).
Allah sebagai Raja berarakan/berjalan bersama-sama dengan beriring-iringan ke tempat kudus-Nya. Di manakah itu?
Di era Musa, Allah hadir di Tempat Mahakudus di dalam Tabernakel (Kel. 25:8). Sekarang Ia menuntun kita ke Yerusalem baru bukan Yerusalem di Timur Tengah yang sedang berperang saat ini.
3.2 Raja yang menaklukkan semua raja (ay. 31-34).
“Hardiklah binatang-binatang di teberau, kawanan orang-orang kuat, penguasa-penguasa bangsa-bangsa! Injaklah mereka yang mengejar perak; serakkanlah bangsa-bangsa yang suka berperang! Dari Mesir orang membawa barang-barang tembaga, Etiopia bersegera mengulurkan tangannya kepada Allah. Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah, bermazmurlah bagi Tuhan; Sela bagi Dia yang berkendaraan melintasi langit purbakala. Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya, suara-Nya yang dahsyat!”
Ayat-ayat di atas menunjukkan nubuatan di mana raja-raja akan mempersembahkan persembahan kepada Allah dan mengakui serta memuji Dia (Why. 21:22-26). Ini terjadi di Yerusalem baru yang turun dari Surga. Di sana tidak lagi ada Bait Suci sebab Allah adalah Bait Sucinya demikian juga Anak Domba itu. Kota ini tidak memerlukan matahari dan bulan sebab kemuliaan Allah menyinarinya dan Anak domba itu adalah lampunya.
Tuhan menjanjikan kemenangan kepada kita untuk masuk ke dalam Yerusalem baru. Jangan bertindak seperti bangsa Israel yang dibawa keluar dari perbudakan Mesir menuju Tanah Kanaan tetapi hanya dua orang (Yosua dan Kaleb) dari generasi yang keluar dari Mesir dapat masuk karena yang lainnya tidak percaya kepada Tuhan!
3.3 Raja yang mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada kita (ay. 35-36).
Hendaknya kita mengakui kekuasaan Allah dan kemegahan-Nya. Ia dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya. Ia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya.
Nanti orang-orang percaya yang mati syahid karena kesaksian tentang Yesus dan Firman akan diberi kuasa untuk menghakimi dan memerintah sebagai raja bersama Kristus untuk masa seribu tahun (Why. 20:4).
Tidak dapat dipungkiri kita juga akan menghadapi kesulitan-kesulitan sebagai orang percaya tetapi hendaknya kita mempertahankan iman dan Tuhan akan memberikan kuasa untuk menang terhadap segala kepalsuan dan kuasa memerintah bersama-Nya tidak hanya 1.000 tahun tetapi kekal selamanya di Yerusalem baru (Why. 22:1-5).
Hanya pemenang yang memperoleh semuanya ini dan dia menjadi anak Allah (Why. 21:7) tetapi yang kalah (penakut/pengecut, tidak percaya, keji, pembunuh, sundal dll.) akan mendapat bagian di dalam lautan menyala- nyala oleh api dan belerang (ay. 8).
Jangan menjadi penakut/pengecut yang gampang mundur meninggalkan Tuhan ketika menghadapi tantangan! Tindakan semacam ini tidak bertanggung jawab dalam iman kepada Tuhan! Yang rugi diri sendiri sebab tidak akan pernah masuk Yerusalem baru. Jangan pula bertindak seperti Yudas Iskariot yang tidak percaya akan Yesus walau mengikut Dia dan aktif dalam pelayanan selama ± 3½ tahun. Waspada, percuma terlibat aktif dalam banyak pelayanan jika hati tidak percaya kepada Tuhan! Juga jangan menantikan kedatangan Tuhan dalam kondisi ketakutan dan rasa malu seperti dialami Adam yang menyembunyikan diri ketika Allah memanggilnya. Sebaliknya, kita memandang Dia dalam kemuliaan-Nya dan kita adalah orang-orang yang berbahagia sebab kita mendapatkan kemenangan dari-Nya.
Percayalah bersama Allah kita akan menang sebab Ia adalah Pelindung kita dari musuh-musuh, Penyelamat kita dan Raja kita. Kita akan berkemenangan untuk kelak memerintah bersama-Nya di dalam kerajaan seribu tahun berlanjut tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru selamanya. Amin.