• KEMENANGAN BERSAMA ALLAH
  • Mazmur 68
  • Lemah Putro
  • 2023-11-19
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1470-kemenangan-bersama-allah
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom,

Sadarkah kita telah menerima anugerah Allah yang datang dari takhta-Nya? Dan sudahkah kita berterima kasih dengan memuji serta memuliakan Nama-Nya? Juga yakinkah kita bahwa Ia bersama dengan kita di setiap musim?

Masalahnya, bagaimana mungkin Bapa menyertai kita kalau kita berada berjauhan dari-Nya? Kita boleh duduk di dalam gereja tetapi apakah hati dan pikiran kita fokus mendengarkan Firman Tuhan atau malah melayang ke mana-mana?

Maukah kita mengalami kemenangan bersama Allah seperti sudah dialami oleh Daud? Apa yang ditulis Daud dalam Mazmur 68?

  • Allah berkuasa mengalahkan musuh-musuh.

Allah bangkit maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.” (ay. 2-4,6)

Daud tidak dalam peperangan ketika menulis mazmur ini tetapi dia menyitir ayat-ayat yang terdapat di Bilangan 10:34-35, “…Bangkitlah TUHAN supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.”

Daud tidak mengarang tetapi mengutip ayat yang mengisahkan sejarah bangsa Israel di bawah pimpinan Musa ketika berangkat dari Gunung Sinai dan Daud mengimani peristiwa ini.

Daud menulis “tempat (kediaman-Nya) yang kudus hingga empat kali di dalam Mazmur 68 ini (ay. 6,18,25,36). Sungguhkah Daud mengetahui Allah di tempat kediaman-Nya – di bait kudus-Nya? Mengapa dia menulis berulang-ulang tentang tempat kudus-Nya? Apakah Daud merasa dirinya seorang yatim piatu yang mendapat pembelaan dari Bapa?

Daud juga menulis orang-orang benar beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. Siapa mereka? Mereka adalah bangsa Israel yang telah menyelesaikan pembuatan Tabernakel supaya Allah tinggal di dalam- Nya. Daud mengetahui hal ini karena dia membaca lima kitab Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan). Sebagai raja, Daud harus ada salinan kitab Taurat di sampingnya untuk dibaca seumur hidup agar dia rendah hati dan takut akan TUHAN (Ul. 17:18-20). 

Melalui pembacaan kitab Musa, Daud mengetahui masa lalu untuk menjadi peringatan, pujian, penghormatan misal: Kitab Kejadian membuatnya bersorak-sorai, Kitab Keluaran membayangkan bagaimana kejamnya Firaun yang memperbudak bangsa Israel, dst. Daud menjadi raja dan diperkenan Allah walau dia melakukan banyak kesalahan. Dia tidak malu meminta ampun ketika ditegur sehingga Allah tidak pernah meninggalkan dirinya. Dia bahkan memohon agar Allah tidak mengambil Roh-Nya yang kudus dari padanya (Mzm. 51:13). Jelas, orang yang dipenuhi Roh Kudus bukanlah orang yang sudah sempurna; itu sebabnya dia masih dapat mendukacitakan Roh Kudus. 

  • Ibadah yang berkenan ialah membela yatim piatu dan melindungi janda-janda.

Apa yang Daud katakan selanjutnya? “Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! Nama-Nya ialah TUHAN; beria-rialah di hadapan-Nya!” (ay. 5) 

Kita layak bernyanyi memazmurkan Nama TUHAN, Allah pencipta alam semesta, sebab di dalam Dia ada kemenangan. Perlu diketahui TUHAN adalah Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda di kediaman- Nya yang kudus (ay. 6)

Benarkah kita menghormati-Nya sebagai Bapa seperti yang kita ucapkan dalam doa Bapa kami di Surga (Mat. 6:9)? Atau kita sebagai anak tidak menghormati-Nya (Mal. 1:6)? Perhatikan, kita, bangsa kafir, dijadikan anak Allah dan oleh Roh kita berseru, “Ya Abba, Ya Bapa!” (Rm. 8:15) 

Kepada perempuan Samaria, Yesus mengatakan untuk menyembah Bapa di dalam Roh dan kebenaran bukan di Gunung Gerizim atau di Yerusalem (Yoh. 4:21-24). 

Ternyata Bapa Surgawi meminta kita peduli akan janda-janda serta membela yatim piatu (Yes. 1:17) bahkan tindakan ini digolongkan sebagai ibadah yang murni tidak bercacat di hadapan-Nya (Yak. 1:27). Selain itu kita juga harus menjaga diri supaya tidak dicemarkan oleh dunia. Jadi ibadah yang diperkenan Tuhan bukanlah ibadah menuruti tata cara dan liturgi gereja seperti: bersepatu, berpakaian sopan, membawa Alkitab dll. 

Bagaimana menjaga diri agar tidak dicemari oleh dunia? Membiarkan hidup kita dikontrol oleh Roh Kudus sebab dunia berisikan: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan (1 Yoh. 2:16). Jujur, bukankah kita tersanjung ketika dipuji karena banyak berkurban tetapi tersinggung kalau tidak diperhatikan? 

  • Yerusalem baru adalah tempat kediaman Allah dan Anak

“Orang melihat perarakan-Mu, ya Allah, perarakan Allahku, Rajaku, ke dalam tempat kudus.” (ay. 25)

Daud menulis Tuhan berada di kediaman-Nya yang kudus, di mana? Sekarang bukan lagi menunjuk pada Bait Suci fisik (gereja) yang dapat diusik pemakaiannya (dilempari batu, dilarang beribadah dll.). Kita adalah Bait Allah tempat Roh Kudus berdiam di dalam kita (1 Kor. 3:16). 

Memang kita tidak dapat melihat Tuhan (fisik) kasatmata tetapi Firman telah berinkarnasi menjadi manusia dan diam di antara kita (Yoh. 1:14). Di era Musa, Allah menyuruh membuat Tabernakel karena Ia ingin berdiam di tengah-tengah umat-Nya (Kel. 25:8) tetapi sekarang biarlah Dia berdiam dalam hidup kita yang adalah Bait- Nya.

Bagaimana dengan ayat 30 yang ditulis oleh Daud? “Demi bait-Mu di Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu.” 

Ternyata bukan Yerusalem (fisik) yang ada di Timur tengah dan menjadi wilayah yang diperebutkan untuk dikuasai tetapi menubuatkan Yerusalem baru yang turun dari Surga di mana Allah dan Anak domba menjadi Bait Sucinya. Di sana tidak lagi diperlukan matahari dan bulan sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak domba adalah lampunya (Why. 21:1-2, 9-10, 21-23). Bangsa-bangsa dan raja-raja di bumi akan membawa kekayaan mereka kepadanya (ay. 24-26). Namun orang-orang yang melakukan kenajisan, kekejian, dusta tidak akan dapat masuk ke sana (ay. 27). 

Apakah nama kita tertulis di buku kehidupan Anak Domba untuk diperbolehkan masuk ke dalam Yerusalem baru? 

Allah memang dahsyat dari dalam tempat kudus-Nya; Dia mengaruniakan kekuasaan dan kekuatan kepada umat-Nya (Mzm. 68:36). Ia memperdengarkan suara-Nya yang dahsyat (ay. 34). Hal ini dibuktikan ketika Ia menampakkan diri di Gunung Sinai mau berbicara kepada bangsa Israel tetapi mereka gemetar ketakutan menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung (Kel. 20:18-19). 

Introspeksi: perkataan apa yang keluar dari mulut kita? Jauhi perkataan dusta dan kata-kata yang memicu pertengkaran juga kata-kata yang sia-sia! Sebaliknya, perdengarkan perkataan Firman Tuhan yang dahsyat dan menguatkan iman. 

Rindukah kita beroleh kemenangan menghadapi peperangan melawan musuh (Iblis, dunia, ego sendiri)? Yakinlah bersama Allah kita pasti menang; oleh sebab itu beribadahlah dengan tepat dan benar agar diperkenan oleh-Nya untuk masuk Yerusalem baru dan tinggal bersama Mempelai Pria Surga kita, Yesus Kristus, selamanya. Amin.