Shalom,
Kita sedang menghadapi tahun politik 2024, di media sosial bertebaran berita-berita baik yang menyukakan maupun meresahkan yang membuat kita stres dan deg-degan. Sebagai kaum minoritas, Firman Tuhan sudah menyatakan dengan jelas bahwa kita bagaikan domba-domba sembelihan. Bagaimana kita dapat mempertahankan iman agar tetap teguh tidak mudah goyah menghadapi semua ini?
Perenungan kita tentang Mazmur 62 akan menolong kita untuk mengetahui apa yang Tuhan nyatakan dan bagaimana Allah itu bagi kita.
“Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud.” (ay. 1)
Tulisan ini berdasarkan pengalaman Daud tetapi dinyanyikan dengan iringan dari Yedutun. Siapakah Yedutun ini? Dia adalah salah seorang pemimpin biduan (1 Taw. 16:41-42) yang memiliki alat musik khas yaitu nafiri dan ceracap. Jadi Mazmur 62 dinyanyikan atau kalau dibacakan diiringi dengan musik nafiri dan ceracap.
Nafiri ini terbuat dari perak, ditiup untuk nada-nada semboyan (Bil. 10:2) maka biarlah Mazmur 62 menjadi semboyan/slogan/tuntunan perjalanan hidup kita untuk serius menghadapi apa pun di hari-hari depan. Semua peristiwa yang terjadi sudah direncanakan Tuhan dengan tujuan agar Firman Tuhan menjadi slogan/motto hidup yang menguasai hati dan pikiran ketika kita menghadapi tekanan hidup yang dapat membuat kita stres.
Nafiri juga ditiup dalam proses persembahan kurban di Mazbah Kurban Bakaran di Tabernakel pada masa Daud (Bil. 10:10). Mazmur 62 yang diiringi ceracap atau simbal digunakan pula untuk upacara atau ibadah dengan penuh sukacita. Apa pun yang dihadapi, dengungkan Mazmur 62 ini maka hati menjadi bersuka cita dan kita tidak mudah stres oleh keadaan yang mau menjatuhkan dan melemahkan iman. Dengungkan dalam pikiran dan hati bahwa hanya Allah yang menjadi keselamatan kita!
Yedutun bermazmur dengan roh nubuat (1 Taw. 25:1) maka lirik-lirik Mazmur 62 mempunyai roh nubuat. Contoh: Tuhan menyelamatkan bukan hanya di masa lalu, masa kini tetapi juga masa yang akan datang hingga Tuhan Yesus datang kembali. Oleh sebab itu penuhi pikiran hati dengan roh nubuat Mazmur 62 sehingga kita dapat melangkah ke depan dengan kepastian.
Apa saja tentang Allah di Mazmur 62 ini yang menjadi semboyan dan dengungan iman sepanjang hidup kita?
- Allah adalah satu-satunya Juru Selamat kekal kita (ay. 2-5).
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh? Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. S e l a”
Ketenangan dan keselamatan hanya dialami jika kita dekat Allah karena Ia sumber keselamatan. Itu sebabnya Daud tidak goyah walau seorang diri menghadapi serbuan banyak orang.
Saat lemah dan hidup bagaikan tembok miring mau roboh tidak ada yang menolong, hendaknya kita menghadapinya dengan semboyan dan dengungan iman dalam pikiran dan hati bahwa ketenangan dan keselamatan sejati datangnya dari Allah saja. Jadikan ini semboyan dalam hidup dan nyanyikan saat pikiran kalut dan takut maka kepastian pertolongan Tuhan akan menguasai hati dan pikiran kita walau tampak pertolongan tidak segera datang karena waktunya ada di tangan Tuhan.
Bagi Daud saat itu semboyan “Allah itu keselamatanku” masih berupa bayangan – sejarah bangsa Israel diselamatkan dari Mesir, dia diselamatkan dari kejaran Saul dan serbuan dari Absalom, anaknya sendiri. Namun bagi kita yang hidup di zaman Perjanjian Baru, “Allah adalah satu-satunya Juru Selamat’ sangat jelas dengan diberikannya Putra tunggal-Nya, Yesus Kristus, mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan manusia dari dosa yang menjadi akar dari segala persoalan.
Ketika kita percaya Yesus satu-satunya Juruselamat → Pintu Gerbang dan mengalami keselamatan oleh kurban- Nya → Mezbah Kurban bakaran, wawasan pikiran dan pendirian serta cara pandang kita makin diubah → Bejana Pembasuhan sehingga lirik-lirik iman menjadi ketetapan hidup yang terus diulang-ulang seumur hidup sebagai kata-kata nubuat. Kepastian keselamatan dari Allah di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus bagaikan benteng bagi hati dan gunung batu bagi pikiran kita dalam menghadapi fitnahan, kelicikan dan akal bulus yang mau menghancurkan karier, rencana, nama baik bahkan masa depan kita sehingga hati dan pikiran kita tetap kokoh untuk tidak membenci, tidak marah, tidak ingin membalas mereka yang fasik terhadap kita. Roh Kudus memimpin kita kepada alam pikiran yang tidak lagi duniawi penuh emosi tetapi ke alam pikiran Surgawi apalagi sebagai orang yang sudah diselamatkan kita adalah Tabernakel Roh dan imam Kristus.
- Allah adalah tempat utama curahan isi hati kita (ay. 6-9).
“Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. S e l a”
Daud kembali menegaskan bahwa “hanya pada Allah saja aku tenang.” Ini bicara tentang langkah-langkah ke depan yang menunjukkan kepastian dan pengharapan tetapi di dalam roh nubuat. Lagu Yedutun menjadi suatu kepastian.
“Sebab dari pada-Nyalah harapanku” → Kandil Emas
Harapan bagaikan cahaya terang di tengah kesulitan hidup dan perlakuan orang-orang terhadap kita. Kita yang hidup berpengharapan memiliki kesaksian hidup untuk memuliakan Dia. Mungkin saja pengharapan kita tidak segera terwujud dalam waktu dekat tetapi kita sabar menanti pertolongan Tuhan karena semua akan indah pada waktunya. Tugas kita berharap dan tugas Tuhan menetapkan waktu untuk menolong kita. Ini merupakan alam pikir rohani seorang imam Kristus yang berpengharapan dan tidak suka membalas, tidak gampang emosional tetapi berkepala dingin sehingga hidup kita menjadi kesaksian bagaikan tujuh pelita ada Kandil Emas di Tempat Kudus.
“Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat,” (ay. 9)
Kapan kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan satu-satunya Juru Selamat? Kuasa Roh Kudus menolong kita untuk percaya saat kita mendengar Firman Tuhan → Meja Roti Sajian.
Kita harus mendengarkan Firman Tuhan dengan baik dan serius siapa pun yang menyampaikannya untuk mengantisipasi segala keadaan (baik atau tidak). Jangan menunggu tekanan hidup menyerang baru kita membaca Alkitab tetapi Mazmur 62:9 menjadi semboyan yang terus mendengung di hati dan pikiran kita menjadi suatu kepastian.
Selain kita percaya kepada Tuhan setiap waktu, Allah menjadi tempat utama kita mencurahkan hati dan Roh Kudus menguatkan kita akan Firman Tuhan yang kita dengar dan baca. Ingat, hanya kepada Allah kita beroleh ketenangan, keselamatan dan keteguhan hati.
Bersyukur di dalam Perjanjian Baru kita dapat mencurahkan hati melalui doa di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus → Mezbah Pembakaran Ukupan
Doa di dalam Nama Yesus memiliki kuasa bagaikan Mezbah Pembakaran Ukupan yang tiap tahun tanduk- tanduknya dibubuhi darah kurban Kristus dari Mezbah Kurban Bakaran.
Kekuatan doa orang percaya itu besar kuasanya (Yak. 5:16); kita dapat berdoa setiap saat dan di mana saja tanpa dibatasi hanya di gereja atau saat-saat beribadah saja.
- Allah adalah Pembalas perlakuan terhadap kita (ay. 10-13).
“Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya. Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Siapa dan apa yang dapat kita andalkan saat menghadapi persoalan hidup? Apakah orang berpengaruh dan terpandang atau kedudukan tinggi atau harta? Perkataan dan janji manusia bagaikan angin lewat tanpa wujud yang tidak dapat dipegang atau neraca ringan yang tidak dapat diharapkan. Atau mengandalkan mereka yang suka pada pemerasan dan perampasan? Juga mengandalkan mereka yang munafik – di luar tampak baik hanya untuk pencitraan diri tetapi hatinya busuk? Atau mereka yang melekat dengan hartanya? Waspada, di mana hartamu, di situ hatimu berada. Hanya Allah yang dapat diandalkan sebab Ia tidak berubah sementara semua dapat berubah di dunia yang sedang menuju pada kehancuran ini.
“Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar.”
Kita harus melatih diri tidak hanya mendengar Firman Tuhan tetapi juga mendengarkannya ketika dibaca dengan bersuara ditambah dengan pertolongan Roh Kudus yang membuat kita makin diyakinkan kebenarannya.
“Dan dari padaMu juga kasih setia, ya Tuhan,…” (ay. 13a)
Tidak perlu diragukan lagi akan kemurahan Allah yang besar dalam keadilan, kesetiaan serta kasih dan Ia komitmen dengan setiap janji-Nya walau seolah-olah perlakuan terhadap orang-orang kecil nan lemah dibiar- biarkan. Semua tunggu waktunya Allah.
Apa janji-Nya kepada kita? “Sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.” (ay. 13b) Mungkin perlakuan orang terhadap kita tidak dibalas saat kita masih hidup di dunia ini tetapi Yesus Kristus, Hakim yang adil dan Raja di atas segala raja, akan membalasnya saat Ia datang kembali. Urusan kita bukan untuk balas membalas tetapi menantikan Dia datang kembali. Ketika panjang sabar-Nya berakhir, tibalah keadilan dan penghukuman menurut perbuatannya. Tabut Perjanjian-Nya yang adalah juga Tabut Hukum-Nya, bagi kita yang percaya kepada-Nya akan mendapat pembalasan upah berlipat kali ganda karena iman, pengharapan dan kasih kita. Namun bagi orang-orang yang berbuat jahat, Tabut Hukum-Nya akan tampil dalam wujud pembalasan kekal untuk selama-lamanya.
Hendaknya kita senantiasa mendengungkan semboyan “Hanya Allah saja keselamatanku” di dalam hati dan pikiran untuk menguatkan iman kita sambil menunggu kedatangan-Nya kembali hingga satu kali kelak kita hidup bersama- Nya di Yerusalem baru mengalami kebahagiaan kekal selama-lamanya. Amin.