Shalom,
Mazmur 61 merupakan doa Daud saat dalam kesesakan. Daud berada di situasi serius sedang dalam pergumulan, apa yang dilakukannya?
- Daud tahu kepada siapa harus mengadu (ay. 2-3).
“Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku! Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku.”
Walau dalam kesesakan, Daud tidak mempunyai keinginan untuk mengakhiri hidupnya atau meninggalkan Allah atau menutup/menjauhkan diri dari orang-orang bahkan mengunci hatinya terhadap siapa pun oleh sebab kekecewaan. Sebaliknya, Daud berseru kepada Allah hingga tujuh kali. Ilustrasi: ketika seseorang lagi sedang di dalam kekecewaan, terluka karena sakit hati, nama yang paling sering disebut menunjukkan orang tersebut yang mengganggu atau merusak hidup dan ketenangannya. Dengan memunculkan nama Allah sampai 7 kali, Daud sadar betul kepada siapa dia harus menyelesaikan atau memohon bantuan termasuk mencari perlindungan.
Sayang, banyak orang di luar (Tuhan) berada di dalam kegoncangan, situasi pelik, persoalan rumit dan kemustahilan-kemustahilan tetapi tidak datang ke gereja untuk berseru kepada Tuhan. Buktinya, kursi-kursi di gereja yang kosong hanya diisi oleh mereka yang percaya dan berharap kepada Tuhan.
Isi doa Daud membuktikan bahwa dia berada dalam pergumulan, kondisi lemah dan nyawanya terancam. Kenyataannya, manusia tidak lepas dari masalah (dari yang ringan sampai yang terberat), tidak semuanya tabah dan kuat menghadapinya apalagi kalau belum ada pertolongan dan tanda-tanda doanya dijawab. Daud juga mengalami hal yang sama, dia dikejar-kejar oleh Raja Saul yang berniat membunuhnya namun Daud mengandalkan Allah sebagai tempat perlindungannya. Ke mana orang-orang di luar Tuhan lari mencari pertolongan? Dunia boleh jahat dan mencederai kita tetapi kita memiliki Tuhan tempat kita bersandar, Ia tidak menutup telinga-Nya untuk mendengarkan jeritan doa kita.
Doa Daud mengandung desakan agar Allah mendengarkan doanya, kalau tidak, dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi masalahnya. Bahkan dari ujung bumi (tempat terpencil) di mana jauh dari keramaian dan orang-orang tidak memerhatikannya, dia berseru meminta pertolongan dari-Nya.
Perhatikan, Tuhan mendengar setiap doa yang kita panjatkan walau doa kita tampak tidak begitu serius dan urgen. Oleh sebab itu jadikan Allah sebagai tempat perlindungan karena kita tahu kepada siapa kita harus mengadu yaitu kepada-Nya. Memang ada tempat pengaduan di instansi-instansi pemerintahan dan swasta tetapi mereka ada jam kerjanya bahkan tidak memberikan pelayanan di hari-hari libur namun Tuhan selalu ada setiap waktu dan siap melayani keluhan-keluhan kita. Oleh sebab itu jangan ragu untuk datang menghampiri Tuhan dan mengadukan masalah kita kepada-Nya.
- Tahu bahwa Allah adalah tempat perlindungan yang terbaik (ay. 4).
“Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh.”
Bagi Daud, Allah adalah tempat perlindungan sejati yang dapat menampung keluhan siapa pun tanpa dibatasi jumlah orang atau segenting apa pun masalahnya dan Ia mampu menyelesaikannya tanpa pernah kelimpungan.
Hanya Allah sebagai tempat perlindungan yang dapat membuat hati kita teduh. Bahkan Daud menambahkan “Allah adalah menara yang kuat”.
Daud memperkenalkan Allah sebagai menara yang kuat dan kukuh di mana orang-orang dapat berlindung menghadapi musuh. Menara ini dapat diandalkan tidak tertembus oleh serangan panah maupun pedang juga tidak roboh karena rapuh di makan waktu. Ini menunjukkan Daud sangat mengetahui kualitas Allah yang dia sembah.
Sungguh Tuhan adalah tempat perteduhan kita yang terbaik. Uang dan keamanan duniawi tidak dapat menjamin memberikan kita perlindungan yang aman tetapi Tuhan tidak pernah mengecewakan. Ia selalu melihat doa yang kita naikkan dan persoalan yang kita hadapi. Manakala hati kita gelap dan pikiran kita kalut, Tuhan menjadi tempat untuk kita berlindung, mengadu dan bersandar. Ia akan memulihkan, memberkati dan menyertai kita.
- Percaya bahwa Allah sanggup melakukan perkara yang besar (ay. 6-9).
“Sungguh, Engkau, ya Allah, telah mendengarkan nazarku, telah memenuhi permintaan orang-orang yang takut akan nama-Mu. Tambahilah umur raja, tahun-tahun hidupnya kiranya sampai turun-temurun; kiranya ia bersemayam di hadapan Allah selama-lamanya, titahkanlah kasih setia dan kebenaran menjaga dia. Maka aku hendak memazmurkan nama-Mu untuk selamanya, sedang aku membayar nazarku hari demi hari.”
Ketika kita berada dalam persoalan dan pergumulan berat, sangat sulit untuk melihat ujung persoalan kita, membuat kita dibayang-bayangi akan berakhir dengan kehancuran. Jangan berputus asa tetapi bawalah masalah pelik kita kepada Tuhan karena Ia sanggup melakukan sesuatu yang besar!
Jujur, menghadapi pergumulan hidup yang sulit, kita sering jatuh yaitu menyerah, tidak berpikiran positif, bukan tetap berharap kepada Tuhan.
Daud tidak lupa memuji Tuhan walau sedang menghadapi kesesakan. Tahukah tidak ada orang besar lahir/muncul tanpa menjalani proses besar pula? Contoh: Yusuf butuh 13 tahun untuk menjadi perdana menteri dimulai dari dia dijual oleh saudara-saudaranya yang membencinya, menjadi budak, difitnah oleh istri Potifar hingga dia dipenjara namun berakhir menjadi orang penting nomor dua setelah Firaun. Juga Daud menjadi raja setelah menghadapi proses yang sangat panjang. Mereka mengalami kemenangan oleh karena penyertaan dan perlindungan Tuhan.
Kalau Allah menjadi tempat perlindungan kita maka kita berada di dalam pengawasan-Nya. Kita mengandalkan Dia yang mampu melakukan perkara yang besar. Contoh: 12 pengintai diutus untuk mengintai tanah Kanaan. Namun 10 pengintai melaporkan berita yang negatif karena mereka hanya fokus pada persoalan tidak fokus kepada Tuhan. Berbeda dengan dua pengintai lainnya, Yosua dan Kaleb, yang menegaskan mereka akan maju bersama Tuhan dan yakin dapat mengalahkan musuh (Bil. 13:30).
Aplikasi: seberat dan sebesar apa pun persoalan kita, kita mempunyai Tuhan yang mampu melakukan segala sesuatu yang bagi manusia tidak mungkin tetapi bagi Allah tidak ada kemustahilan.
Betapapun pelik dan beratnya masalah hidup yang kita hadapi, jangan mudah menyerah tetapi datanglah kepada Tuhan yang dapat diandalkan, bukan kepada manusia sehebat apa pun dia. Percayalah Tuhan adalah tempat perlindungan paling aman dan Ia sanggup melakukan perkara besar yang tidak kita pikirkan! Ia sanggup memulihkan dan memberkati kita karena Ia senantiasa menyertai kita. Amin.