• FROM ZERO TO HERO
  • Mazmur 60
  • Lemah Putro
  • 2023-09-17
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1433-from-zero-to-hero
  • Video Ibadah: KLIK DISINI

Shalom, 

Kita percaya Tuhan mengenal setiap hati kita sebab Ia Pencipta alam semesta termasuk manusia. Jujur kita sering tidak dapat menjaga hati karena dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di sekitar kita. Oleh sebab itu kita tidak perlu ragu-ragu menyerahkan hati kita kepada Allah juga Roh Kudus yang mampu menjaga dan mengontrol apa yang ada dalam hati.

Tema kali ini adalah “From Zero to Hero (Dari Nol Menjadi Pahlawan)”, apa maksudnya? Tentu masing-masing dari kita mempunyai pandangan sendiri tentang maksud dari istilah ini, misal: kita manusia tidak ada apa-apanya (nol) tetapi menjadi hero karena Tuhan. 

Apa pandangan Daud yang dituangkan dalam Mazmur 60 ini?

Daud mengalami peristiwa yang sangat kompleks hingga terjadi peperangan, pengejaran, pembunuhan, pemberontakan dst. Apa jeritan hati Daud kali ini? “Ya Allah, Engkau telah membuang kami, menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami!” (ay. 3) 

Daud menyadari posisi dirinya dan siapa Allah. Memang manusia diciptakan Allah dari debu tanah tetapi kondisi Daud dan rakyat Israel sedang “dibuang” oleh Allah bukan dibuang oleh seseorang. Daud pernah mengatakan, “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku namun TUHAN menyambut aku.” (Mzm. 27:10)

Namun jelas di sini Allah kehilangan kesabaran dan menjadi murka. Apa yang menyebabkan Allah menjadi murka? 

Introspeksi: bagaimana saat kita dimurkai oleh atasan kita? Beranikah kita merengek-rengek minta tolong kepadanya? Kondisi kita akan tetap zero tenggelam dalam masalah dan tidak ada perubahan menuju hero. 

Memang saat itu mereka dalam kondisi tidak baik seperti dikatakan oleh Paulus bahwa tidak ada seorang pun yang baik (Rm. 3:12). Bahkan Paulus mengatakan bahwa dalam dirinya tidak ada perkara yang baik dan mengaku sebagai manusia celaka, siapa dapat melepaskannya dari tubuh maut itu kecuali Yesus Kristus (Rm. 7:18-25). 

Daud dalam kondisi babak belur menghadapi peperangan menyadari tanpa Tuhan dia akan mengalami kekalahan walau dia mempunyai pasukan besar. Itu sebabnya dia memohon pemulihan dari Tuhan. 

Jujur, bukankah dalam diri kita tidak ada sesuatu pun yang baik? Siapa kita dibandingkan dengan Rasul Paulus yang mengaku dirinya sebagai manusia celaka padahal dia tidak bercacat melakukan hukum Taurat (Flp. 35-6)? Terkadang kita mengaku tidak dapat berbuat apa-apa tetapi ada sedikit kesombongan di balik tutur kata kita. 

Daud bukan sekadar pandai menulis syair atau kata-kata indah tetapi dia benar-benar memohon pertolongan Allah; kalau tidak ditolong, dia beserta rakyat Israel akan hancur.

Apa jeritan Daud (juga isi hati kita) supaya mengerucut menjadi satu seruan yang sama? “Supaya terluput orang- orang yang Kau cintai, berikanlah keselamatan dengan tangan kanan-Mu dan jawablah kami!” (ay. 7) 

Walau ditandai keluhan demi keluhan, Daud memegang janji Allah sebab dia mengenal siapa Allah itu. Daud tidak bersikap egois tetapi ingat akan nasib rakyat Israel. Daud tahu mengapa Allah murka sebab Ia tidak dapat dipermainkan. 

Introspeksi: sungguhkah kita mengenal Tuhan? Kalau kita sudah melanggar perintah-Nya, lebih baik kita mengaku jangan malah bersikap seperti Adam-Hawa yang tidak mau disalahkan walau mereka bersalah tetapi malah menyalahkan orang lain. Bersikaplah seperti Daud yang berani mengakui kesalahannya. Itu sebabnya Allah berkenan kepadanya (Kis. 13:22). Allah begitu mengasihi Daud hingga dinubuatkan keturunan Daud akan menjadi raja untuk selama-lamanya (Luk. 1:32-33). Kita juga perlu belajar mengetahui hati Allah melalui pembacaan dan perenungan Firman-Nya.

Daud memohon agar Tuhan meluputkan orang-orang yang dikasihi-Nya dan menyelamatkan mereka dengan tangan kanan-Nya. “Tangan kanan” di sini bukan menunjuk tangan kanan (fisik) tetapi menggambarkan kekuasaan Allah yang tertinggi. 

Siapa orang-orang yang dicintai Allah? Walau murka, Allah tetap mengasihi bangsa Israel, umat kesayangan-Nya, diawali dari dipilihnya Abraham, Ishak, Yakub, bangsa Israel dst. 

Bagaimana dengan kita? Kita juga keturunan Adam dan Hawa yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Ketika Allah melihat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Ia dapat dengan mudah menggunakan kuasa-Nya untuk menghukum mati saat itu juga tetapi Ia tidak melakukannya. Ia murka dan mengusir mereka keluar dari Taman Eden dan mengatakan mereka akan kembali lagi menjadi tanah. Bagaimanapun juga Ia tetap mengasihi mereka dan membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan mereka (Kej. 3: 19, 21). Allah yang sempurna tetap konsisten dengan rancangan-Nya, Ia tidak menciptakan manusia baru hanya karena Adam-hawa berdosa. Ia kemudian merencanakan memberi keselamatan dengan tangan kanan-Nya.

Ini terbukti setelah lewat ribuan tahun Petrus berbicara mengenai kebenaran ini. Apa katanya? “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. Sebab bukan Daud yang naik ke sorga malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (Kis. 2:32-36) 

Lebih lanjut kata Petrus di hadapan Mahkamah Agama, “maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati – bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri – namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis. 4:10-12) 

Permohonan Daud agar Allah memberikan keselamatan dengan tangan kanan-Nya digenapi dalam Pribadi Yesus, Putra Tunggal-Nya melalui proses kematian (disalib) – kebangkitan. Kalau Allah mengangkat Yesus dengan tangan kanan-Nya, adakah yang lebih tinggi dari Yesus? Saat itu Daud belum mendapatkan jawaban tetapi Allah telah memberikan kemenangan kepadanya (2 Sam. 8; 1 Taw. 18).

Apa kata Daud selanjutnya? “Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami, dan yang tidak maju, ya Allah, bersama-sama bala tentara kami? Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan sebab sia- sia penyelamatan dari manusia. Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.” (ay. 12-14) 

Daud tetap ingat telah ditolong Tuhan walau pernah dibuang oleh-Nya. Rasul Paulus dan Rasul Yohanes tidak pernah lupa mengingat kurban Kristus sampai akhir hidup mereka. Pengurbanan-Nya membuat musuh-musuh kalah. Marilah kita meninggikan dan mengunggulkan Yesus Kristus saja supaya terjadi pengampunan. 

Daud saat itu masih menghadapi musuh-musuh (fisik) seperti bangsa Filistin, Amon, Moab, Aram dll. dan gagal ketika meminta pertolongan manusia. Sekarang kita tidak lagi menghadapi musuh secara fisik walau negara-negara berpacu menambah kekuatan pesawat tempur, peluru kendali dst. Perhatikan, darah Kristus mengalahkan musuh namun kita harus tetap waspada terhadap musuh yang tidak kelihatan itulah: Iblis, dunia dan diri sendiri.

Ingat, jangan kita merasa sok mampu mengalahkan musuh-musuh! Kita beroleh kemenangan oleh sebab Yesus yang menginjak-injak lawan-lawan kita. Buktinya?

  • Kematian-Nya di atas kayu salib memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut (Ibr. 2:14). Akan tiba saatnya Iblis diikat selama 1.000 tahun (Why. 20:2) kemudian dilepaskan untuk menyesatkan bangsa-bangsa dari empat penjuru bumi (ay. 8) sebelum akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang (ay. 10).
  • Bagaimana kita melawan dunia dengan segala daya pikatnya? Dengan iman kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah maka kita akan berkemenangan melawan dunia yang dikuasai oleh kegelapan ( 1 5:4-5). 
  • Diri sendiri (batin) yang mengganggu kehidupan kita. Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak boleh menuruti semua keinginan daging yang mau menjerumuskan kita tetapi biarlah kita memberi diri dipimpin oleh Roh untuk menjadi milik Kristus (Ef. 5:16-24). 

Kini kita mengerti Daud mengalami kemenangan bukan karena kekuatan dan keperkasaannya sendiri tetapi karena dia mengandalkan diri kepada Allah yang menjadi benteng perlindungannya. Kita juga akan berkemenangan dan mengalami perkara besar oleh sebab pertolongan Yesus yang mengalahkan Iblis, dunia dan keinginan daging manusia. Hanya Yesus satu-satunya yang patut kita percaya dan andalkan karena keselamatan untuk beroleh hidup kekal hanya ada di dalam Dia sehingga terwujudlah “from Zero to Hero”. Amin.