• KETIKA HIDUP DI DALAM KESULITAN (JOHOR)
  • Mazmur 57
  • Johor
  • 2023-08-13
  • Pdm. Agus Muljono
  • https://gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1415-ketika-hidup-di-dalam-kesulitan-2

Shalom, 

Saat ini kita mempelajari Kitab Mazmur yang mengungkapkan kehidupan yang benar-benar tenggelam dalam Tuhan dan melenyapkan segala kehidupan kekristenan bersifat ritualistik. Jika kita ingin mengalami hidup bersama Tuhan, kita dapat belajar dari kitab Mazmur ini. 

Mazmur ini mengajarkan bagaimana berbicara kepada Tuhan, mendengarkan Dia, berseru kepada-Nya, memuji dan menyembah Dia, percaya kepada-Nya, menemukan kepuasan jiwa untuk mengenal dan mengalami Tuhan setiap saat dan setiap situasi. 

Jika kita ingin mengalami kehadiran Tuhan dan penyertaan-Nya bukan hanya dari sudut kekekalan tetapi juga dalam keseharian hidup, kita harus berjalan di dalam kebenaran-Nya. Siapa mengizinkan kasih karunia Tuhan membimbing kehidupannya maka anugerah Tuhan akan mengarahkan hidupnya menurut kehendak-Nya untuk mendapat jaminan perlindungan dan keselamatan dari-Nya. 

Bagaimana Daud menghadapi masa sulit di dalam kehidupannya? Dia selalu berdoa kepada Tuhan. Kali ini dia menunjukkan prinsip-prinsip hikmat Tuhan yang perlu dipraktikkan untuk mengalami hadirat Tuhan dan kelepasan dari-Nya sehingga pemenuhan rencana Tuhan boleh terjadi. 

Prinsip-prinsip hikmat Tuhan apa yang diungkapkan oleh Daud dalam Mazmur 57?

“Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Jangan memusnahkan. Miktam Dari Daud, ketika ia lari dari pada Saul, ke dalam gua.” (ay. 1) 

“Jangan memusnahkan” merupakan bentuk permohonan sementara “miktam” berarti suatu pengajaran atau mazmur emas yang bernilai tinggi. Bila digabungkan, ini merupakan permohonan untuk tidak menghancurkan dan mazmur ini berisikan hikmat yang sangat berharga bagi kehidupan kita. 

Melalui Mazmur 57 ini, Daud mau membawa kita memenuhi kehendak Tuhan karena Mazmur ini berisikan kebenaran Alkitabiah yang sangat berharga untuk mencapai tujuan yang terbaik di dalam kehidupan. 

Mazmur 57 mengisahkan tentang pelarian Daud dari kejaran Raja Saul. Saat itu Daud bersembunyi di gua di kubu gunung di En-Gedi. Pada saat bersamaan Raja Saul juga berada di gua itu untuk buang hajat. Daud yang berada di belakang gua dapat dengan mudah membunuh Raja Saul tetapi dia tidak melakukannya karena menghargai orang yang diurapi Tuhan. Dia hanya memotong punca Saul (1 Sam. 24:1-8). Daud menghormati otoritas Raja Saul dan ini menunjukkan kerendahan hati Daud. 

Introspeksi: apa reaksi kita saat kita ada kesempatan untuk membalas musuh yang lagi lengah? Akankah kita melampiaskan rasa dendam kita atau kita menyerahkan pembalasan kepada Tuhan?

Daud tipe orang yang rendah hati dan menunjukkan rasa hormat pada otoritas. Apa katanya, “Kasihanilah (be merciful = bermurah hatilah) aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu.” (ay 2) 

Maksud perkataan Daud di atas ialah, “Tuhan, Engkau tahu keinginan terbesarku ialah melayani dan berserah kepada-Mu. Maka ulurkanlah rahmat-Mu untuk membawa aku ke dalam pemenuhan kehendak-Mu karena di dalam Engkau jiwaku berlindung.” Daud sepenuhnya berserah kepada Tuhan dan tidak mau bertindak sendiri. Dia melihat perlindungan dan keamanan sejati hanya ada di dalam Tuhan bukan pada kemampuan sendiri atau hal-hal lain di dunia ini.

Dalam melawan musuh-musuh, Daud tidak mengambil tindakan sendiri tetapi berlindung dalam naungan (in the shadow = dalam bayang-bayang) sayap-Nya. Dia yakin dengan melakukan perintah Allah kesulitan akan berlalu.

Aplikasi: bila kita menjalankan Firman Allah dalam keseharian hidup, kita akan beroleh jaminan keamanan, pertolongan dan keselamatan dari Tuhan menghadapi bahaya dan kesulitan bersifat sementara yang segera berakhir. 

Daud kemudian memproklamasikan Allah yang mahatinggi akan menyelesaikan baginya (ay. 3). Dia yakin Allah akan mengenapi janji-Nya. Kita juga percaya Tuhan pasti menyelesaikan segala masalah kita oleh karena penggenapan janji-Nya bila kita mematuhi kehendak-Nya. 

Daud percaya Allah akan mengirimkan pertolongan dari Surga untuk menyelamatkannya juga mencela orang- orang menginjak-injaknya (ay. 4). Bagi kita sekarang, Allah Bapa mengirim Yesus, Putra Tunggal-Nya, dari Surga turun ke dunia dan mati di kayu salib untuk menebus dosa dan menyelamatkan kita. 

Waspada, Iblis berusaha mengganggu kita dengan tujuan kita berbuat dosa sehingga kita menjadi tercela, malu dan jauh dari Allah. Sebaliknya, ketika kita mengikuti kehendak Allah, Ia akan mengirimkan kasih setia, karunia dan kebenaran-Nya. 

Perhatikan, kasih setia dan kebenaran Tuhan merupakan dua hal yang selalu berjalan bersama-sama. Hanya ketika kita berjalan dalam kebenaran Tuhan, kasih karunia dan kasih setia-Nya akan terwujud. Kita telah diselamatkan oleh kasih karunia-Nya dan kasih karunia-Nya berlanjut membawa kita kepada pemenuhan kehendak-Nya mencapai kemenangan dengan mengalahkan tipu daya Iblis. 

Daud berada dalam keadaan genting karena dikelilingi oleh musuh-musuh yang siap menerkamnya (ay. 5). Namun apa pun kondisinya, Tuhan tetap menjaga dan melindunginya. 

Dalam kondisi sangat terdesak dan penuh tekanan, Daud memuji dan memuliakan Tuhan – satu-satunya Allah mahatinggi yang mengatasi semua (ay. 6) karena tahu bahwa semua yang baik datangnya dari Tuhan dan Ia tidak pernah lupa akan janji dan kasih setia-Nya. 

Daud berbicara tentang perilaku musuh-musuh yang memasang jaring untuk menjerat langkahnya dan menundukkan jiwanya (ay. 7) namun perlindungan Tuhan membuatnya terbebas dari jebakan tersebut.

Lebih lanjut Daud mengatakan, “Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap: aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar! ” (ay. 8-9)

Hati Daud siap mengalami koreksi dalam kebenaran Firman Tuhan untuk bangkit dipakai menjadi alat kemuliaan- Nya. Semua tindakan dan perbuatannya bertujuan untuk memuliakan Tuhan bahkan pujian dan penyembahan kepada Tuhan dilakukannya pada fajar di pagi hari. 

Aplikasi: hendaknya kita siap menerima teguran dan koreksi Firman Tuhan sehingga kita dapat bermazmur dengan memuji dan menyembah Tuhan. Perlu diketahui kalau hati kita belum/tidak siap menerima teguran Firman-Nya, kita tidak dapat menyembah Dia sebab kita hanya fokus pada diri sendiri. Penyembahan dan pujian kepada Tuhan dapat kita lakukan dengan segenap hati dan jiwa di pagi hari begitu bangun dari tidur karena kehadiran, penyertaan Tuhan adalah yang terutama di dalam hidup kita. 

Tak henti-hentinya Daud bersyukur dan bermazmur bagi Tuhan sebab kasih setia-Nya sampai ke langit dan kebenaran-nya sampai ke awan-awan (ay 10-11). 

Terbukti Tuhan yang mahatinggi (transenden) melampaui segala sesuatu, agung tanpa batasan, kekal dan tidak ada yang dapat mengubah-Nya juga Raja dan Tuan yang mempunyai otoritas dan kuasa atas seluruh ciptaan-Nya.

Di akhir tulisannya, Daud mengatakan, “Biarlah Engkau ditinggikan mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan- Mu mengatasi seluruh bumi!” (ay. 12)

Kalimat ini merupakan pengulangan dari ayat 6 yang menekankan bahwa Tuhan adalah agung, mulia, mahakuasa, setia dan mengasihi orang yang memegang perjanjian Firman-Nya. 

Daud bukanlah kehidupan tanpa persoalan, dia banyak mengalami penganiayaan dan kesulitan tetapi dalam kondisi menyesakkan itu dia tetap memiliki damai sejahtera dan hati gembira. Sama seperti Daud, kita akan mengalami kasih setia Tuhan, perlindungan dan keselamatan dari-Nya ketika kita memercayakan hidup kita dipimpin oleh kasih karunia dan kebenaran-Nya.

Semua yang kita alami dan lakukan haruslah sesuai dengan tujuan dan kehendak Tuhan. Kita berkomitmen untuk memenuhi tujuan dan kehendak-Nya, berjalan atas kebenaran-Nya dan dipimpin oleh kasih karunia-Nya walau berada dalam kesulitan, bahaya maupun penderitaan kita tetap mengalami damai sejahtera yang tidak terpengaruh oleh kondisi sekeliling. 

Jelas sekarang, saat mengalami kesulitan hidup, kita harus periksa diri apakah kita sudah berjalan di dalam kebenaran Firman Tuhan. Kita merendahkan diri dan datang kepada Tuhan mengakui semua kelemahan kita untuk beroleh pertolongan-Nya. Dan jangan lupa bersyukur serta menyembah Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa serta yakin Ia pasti melindungi kita hingga masa penghancuran berlalu. Amin.