Shalom,
Kita telah mempelajari Kitab Mazmur dan saat ini membahas Mazmur 53 dengan tema “Keselamatan dari Sion” sementara LAI memberikan judul “Kebobrokan Manusia”. Perbedaan tema ini bukan masalah besar karena hanya beda penekanan dan fokus dari renungan yang akan dibahas lebih lanjut. Di era Daud, keselamatan yang dimaksud oleh Daud ialah selamat dari serangan musuh (bangsa-bangsa lain) sementara bagi kita sekarang, keselamatan dari Sion menubuatkan keselamatan dari dosa yang digenapi oleh Yesus Kristus untuk beroleh hidup kekal.
Pesan apa yang dapat kita pelajari berkaitan dengan keselamatan yang ditulis oleh Daud pada Mazmur 53 ini?
- Semua manusia telah berdosa (ay. 1-4)
“…..Orang bebal berkata dalam hatinya: “Tidak ada Allah!” Busuk dan jijik kecurangan mereka, tidak ada yang berbuat baik. Allah memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka semua telah menyimpang, sekaliannya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.’
Manusia berdosa dikategorikan sebagai orang bebal, tidak mengakui adanya Allah, busuk, curang, tidak berbuat baik, tidak berakal budi, tidak mencari Allah, menyimpang dan bejat.
Pengulangan dan penegasan kata-kata yang menunjukkan karakter dari orang bebal menunjukkan kebenaran Alkitab bahwa seluruh manusia di muka bumi ini (± 8 miliar) bahkan manusia sepanjang zaman telah berdosa, tidak ada satu pun yang baik dan benar (Rm. 3:10-12).
Orang bebal berkata dalam hati yang pasti tidak didengar dan diketahui oleh orang lain. Bukankah hati bagaikan ruangan tertutup dan tersembunyi yang tidak dapat diketahui oleh orang lain sehingga kita merasa aman ngomong apa saja atau menggosip tanpa ada orang yang tahu? Namun ingat Tuhan melihat dan mendengar apa yang dikandung dan katakan walau di dalam hati. Itu sebabnya kita harus hati-hati dalam berkata-kata baik di mulut maupun dalam hati sebab apa yang keluar dari mulut berasal dari hati. Tentu sebelum mencetuskan sesuatu kita terlebih dahulu mengatakan dalam hati sehingga apa yang terdengar oleh telinga dan terlihat oleh mata berasal dari dalam hati. Perhatikan, semua hal yang timbul dari dalam hati menajiskan orang (Mrk. 7:20-23). Tahukah dosa perzinaan dimulai dari keinginan hati (Mat. 5:28) dan dosa pembunuhan berasal dari kebencian (1 Yoh. 3:15)? Di Perjanjian Lama, Allah memberikan 10 hukum dan hukum ke-10 mengingatkan supaya kita tidak mengingini (Kel. 20:17) sebab keinginan timbul dari dalam hati.
Sejak awal penciptaan Allah memerhatikan hati seseorang itulah Kain dan mengingatkan dia ketika melihat hatinya dipenuhi kebencian dan iri hati ingin membunuh adiknya, Habel (Kej. 4:5-7). Sayang, Kain mengabaikan suara Tuhan dan terjadilah pembunuhan.
Amsal 4:23 mengingatkan agar kita menjaga hati dengan segala kewaspadaan. Memang tidak seorang pun mengetahui isi hati kita dan mereka lebih sering menilai perbuatan kita yang kelihatan padahal isi hati menunjukkan kualitas kerohanian kita yang sesungguhnya. Bagaimana hati kita terbuka di hadapan Tuhan tanpa perlu orang mengetahui kondisi rohani kita sebab ini merupakan relasi pribadi kita dengan Tuhan.
Aplikasi: hendaknya kita menjaga hati terhadap segala keinginan daging supaya apa yang keluar dalam perkataan dan perbuatan kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Jujur, kita sering tidak mampu mengendalikan hati, Roh Kudus menolong kita mematikan semua keinginan daging yang bersumber dari hati (Rm.8:6-7,13). Kristus sudah menyediakan darah-Nya untuk menyucikan hati nurani kita (Ibr. 9:14).
Mengapa orang bebal tidak percaya adanya Allah (ateis)? Ketidakpercayaan yang merupakan penyangkalan akan Allah tidak mungkin terjadi tiba-tiba tetapi melalui proses dengan terlebih dahulu meragukan Allah. Penyebabnya adalah berbagai keadaan yang dialaminya, antara lain:
♦ Penderitaan yang berkepanjangan karena kemiskinan atau kesakitan yang tidak kunjung selesai. Dalam kondisi yang stresfull itu, ada kemungkinan timbul pertanyaan “mengapa Allah tidak mendengar seruan doaku dan segera menolongku?” Hal ini dapat menimbulkan Saat menderita di dalam penjara, Yohanes Pembaptis mempertanyakan apakah Yesus itu Mesias yang dijanjikan atau menantikan orang lain (Luk. 7:20).
♦ Kenyamanan hidup karena berkat yang berlimpah-limpah. Itu sebabnya Amsal 30:8-9 mengingatkan, “Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau kalau aku miskin, aku mencuri dan mencemarkan nama Allahku.”
♦ Setelah mengalami kelepasan dari perbudakan di Mesir, dalam perjalanan di padang gurun selama 40 tahun bangsa Israel suka bersungut-sungut ketika menderita tidak ada air bahkan memberontak kepada Tuhan dengan membuat patung anak lembu emas. Parahnya, setelah akhirnya diizinkan Tuhan menduduki tanah Kanaan, mereka malah tidak setia dan melupakan Tuhan dengan beribadah kepada ilah-ilah lain.
♦ Tersandung dengan sesama apalagi dengan pendeta membuat seseorang tidak lagi mau beribadah bahkan mundur dari pengikutan kepada Tuhan.
♦ Benturan dengan logika manusia. Kita bersyukur bila diberi kecerdasan dan hikmat oleh Tuhan namun pakailah hikmat ini untuk memuliakan Dia dan tunduk pada Firman-Nya bukan malah suka mengkritik Alkitab berdasarkan standar logika/akal manusiawi.
Sebagai contoh, ada tokoh atheis terkenal dari keluarga pendeta di abad 19. Sebenarnya waktu kecil dia sangat mencintai Firman Tuhan dan suka menasihati orang sehingga dijuluki pendeta kecil. Beranjak dewasa, dia kuliah teologi dan belajar pelbagai macam ilmu hingga bergelar profesor di usia 24 tahun. Namun sayang dalam proses pembelajaran dia malah tidak lagi percaya Tuhan dan menulis banyak buku yang memengaruhi dunia sampai saat ini. Dia mengatakan manusia tidak perlu Tuhan dengan alasan karena takut akan Tuhan menyebabkan manusia tidak dapat mengembangkan diri semaksimal mungkin sebab dilarang ini itu.
Bila Mazmur mengatakan kebebalan manusia dimulai dari penolakannya kepada Allah, kitab Amsal menyebutkan takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (Ams.9:10), sebaliknya menolak Tuhan adalah awal kebodohan.
- Umat Allah yang diselamatkan (ay. 5-7).
“Tidak sadarkah orang-orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti dan yang tidak berseru kepada Allah?.................................... mereka akan dipermalukan sebab Allah telah menolak
mereka. Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila Allah memulihkan keadaan umat-Nya maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita.”
Heran, ayat-ayat sebelumnya (ay. 1-4) menekankan semua manusia berdosa tetapi di ayat berikutnya muncul kata “umat-Ku“. Jadi ada dua golongan manusia: orang jahat dan umat Allah. Ternyata umat Tuhan dahulunya termasuk golongan orang berdosa. Masih ingatkah peristiwa kejahatan manusia yang makin memuncak sehingga Allah menghapuskan segala makhluk di muka bumi kecuali Nuh yang beroleh kasih karunia di mata TUHAN (Kej. 6:5-8).
Jadi, orang berdosa dapat menjadi umat Tuhan hanya oleh kasih karunia Tuhan melalui pengurbanan-Nya di atas kayu salib. Karena itu jangan menjadi orang Kristen yang sombong, eksklusif tidak mau bergaul dengan orang lain sebab merasa hidupnya lebih rohani dari orang lain.
Apa maksud dari “orang-orang yang melakukan kejahatan, yang memakan habis umat-Ku seperti memakan roti”? Saat itu jelas maksudnya ialah bangsa-bangsa lain yang sering menyerang bangsa Israel. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Bukankah Allah seharusnya melindungi umat-Nya? Karena mereka berzina dengan mengikuti allah asing di negeri itu dan meninggalkan Dia juga mengingkari perjanjian-Nya berakibat mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan (Ul. 31:16-17).
Perjanjian apa yang diingkari oleh bangsa Israel? Allah menyelamatkan mereka oleh kasih karunia-Nya (Kel. 19:3-4) dan “jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan (shama: hear intelligently, obey = menaati)) firman- Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa sebab Akulah yang empunya seluruh bumi….” (ay. 5-6)
Frasa “jika-maka” bukanlah syarat keselamatan karena bangsa Israel sudah diselamatkan tetapi merupakan tanggung jawab dari orang-orang yang sudah diselamatkan. Apa yang harus mereka lakukan? Sungguh- sungguh mendengarkan dan menaati Firman-Nya.
Mengapa kita perlu sungguh-sungguh mendengar dan membaca Alkitab setiap hari? Kita perlu mendalami Firman Tuhan untuk menangkal banyaknya ajaran tidak sehat yang beredar melalui Youtube dan media sosial. Jangan mudah terkecoh dengan penampilan dan titel pembicara yang tampak “menguasai” Alkitab dan fasih bicara bahkan mengaku “back to the Bible”! Mungkin saja pemberitaannya masuk akal dan dapat diterima oleh logika manusia tetapi tidak tunduk sepenuhnya pada Firman Allah.
Apa tanggung jawab kita sebagai umat Tuhan? Memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia yang telah memanggil kita keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Ptr. 2:9-10). Ini tujuan Allah memanggil kita yaitu menjadi kesaksian hidup melalui perkataan, tingkah laku dan perbuatan kita.
Rasul Paulus mengingatkan agar kita waspada pada hari-hari terakhir ini karena manusia mencintai diri sendiri, menjadi hamba uang, menyombongkan diri, pemfitnah, tidak tahu berterima kasih, tidak memedulikan agama, suka menjelekkan orang, tidak suka yang baik, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu, secara lahiriah menjalankan ibadah tetapi pada hakikatnya memungkiri kekuatannya (2 Tim. 3:1-5).
Ironis, secara lahiriah rajin ibadah – mengikuti setiap kegiatan gereja dan pelayanan – tetapi tidak ada keubahan hidup sama seperti orang yang tidak percaya Tuhan. Orang semacam ini digolongkan sebagai ateis praktis yang menyangkal Tuhan bukan dari ucapan tetapi dari perbuatan. Kalau umat Tuhan tidak mengalami keubahan hidup, sia-sialah Tuhan memanggil dan berkurban baginya.
Tentu kita tidak mampu melakukan tanggung jawab dengan kekuatan sendiri tetapi perlu pertolongan dari Tuhan sesuai dengan janji-Nya yang tidak perlu diragukan lagi.
Kesimpulan dari Mazmur 53 ialah:
• Keselamatan dari Sion adalah kasih karunia yang menyelamatkan orang berdosa untuk menjadi umat kesayangan Tuhan.
• Keselamatan dari Sion mengandung tanggung jawab untuk mengalami pembaruan hidup sebagai umat-Nya dimulai dengan menjaga hati terhadap keinginan-keinginan daging dan ketidakpercayaan, taat dan setia pada Firman-Nya serta menjadi kesaksian hidup dengan menceritakan perbuatan-perbuatan besar Allah.
• Keselamatan dari Sion mengandung janji perlindungan dan pembelaan dari Tuhan terhadap umat-Nya yang mau selalu mengalami keubahan hidup sepadan dengan keselamatan yang diterimanya. Amin.