• MULIAKAN TUHAN DENGAN KURBAN SYUKUR (JOHOR)
  • Mazmur 50
  • Johor
  • 2023-06-25
  • Pdt. Paulus Budiono
  • https://www.gkga-sby.org/mobile/index.php/ibadah-umum/1385-muliakan-tuhan-dengan-kurban-syukur

Shalom, 

Kita percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, Ia sanggup mengadakan mukjizat apa pun. Apakah kita masih menunggu mukjizat pertolongan-Nya karena keinginan kita yang masih banyak belum terpenuhi semuanya? Dan ingatkah kita untuk bersyukur kepada-Nya atas pertolongan yang telah kita terima? 

Bagaimana pemazmur Asaf mengungkapkan rasa syukur dalam tulisannya di Mazmur 50?

“Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: "Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!" Langit memberitakan keadilan-Nya sebab Allah sendirilah Hakim. S e l a” (ay. 1-6) 

Tulisan Asaf ditujukan kepada orang Israel, umat yang dikasihi-Nya, yang terikat perjanjian berdasarkan kurban sembelihan. Sejak era Abraham hingga bangsa Israel dibawa keluar dari Mesir terlebih lagi dengan berdirinya Tabernakel, mereka terbiasa mempersembahkan pelbagai macam kurban dan sembelihan. Bagi yang kaya mereka mempersembahkan lembu sapi, kelas menengah memberikan kurban kambing domba sementara mereka yang miskin mempersembahkan burung merpati atau tekukur. Mereka mempersembahkan kurban karena mengikuti peraturan.

Namun apa kata Tuhan melalui Asaf? “Bukan karena korban sembelihanmu Aku menghukum engkau; bukankah korban bakaranmu tetap ada di hadapan-KU? Tidak usah Aku mengambil lembu dari rumahmu atau kambing jantan dari kandangmu sebab punya-Kulah segala binatang hutan dan beribu-ribu hewan di gunung.” (ay. 8-10) 

Melalui penyataan Tuhan di atas, Ia mau menegaskan supaya mereka yang mempersembahkan kurban tidak bangga dengan jumlah dan jenis binatang yang dikurbankan. Mengapa? Ia tidak membutuhkannya sebab Ia Pemilik semua jenis binatang yang hidup di dunia ini dan mengenal mereka satu persatu (ay. 10-11). Bahkan Ia menegaskan kalaupun “lapar” Ia tidak perlu memberitahu terlebih dahulu sebab dunia dan segala isinya adalah kepunyaan-Nya (ay. 12). Benarkah Allah makan daging lembu jantan atau minum darah kambing jantan (ay. 13)? Bukankah imam-imam yang memakan daging kurban dan darahnya disiram pada keliling mazbah? 

Sesungguhnya Tuhan mau merombak pengertian bangsa Yahudi dalam memberikan persembahan kurban sebab tampaknya mereka berpikiran asal sudah minta ampun dengan mempersembahkan hewan kurban maka urusan menjadi beres. Apa yang seharusnya mereka lakukan? “Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi! Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Aku. Sela” (ay. 14-15) 

Memang sekarang kita tidak lagi membawa kurban hewan sembelihan (fisik) saat beribadah untuk meminta ampun kepada Tuhan tetapi bukankah kita sering memberlakukan “hukum timbal balik”. Kita berharap akan menerima berkat sebanyak/sebesar persembahan (uang, tenaga, pikiran dll.) yang kita berikan – makin banyak kita berkurban, makin besar berkat yang kita terima sebagai imbalannya atau makin rajin ke gereja (dengan tangan kosong), makin banyak berkat pemberian (uang transport, makanan dll.) yang diterima ketika pulang. Apakah ini bentuk ibadah yang berkenan kepada Tuhan? 

Memang Tuhan tidak makan daging lembu dan tidak minum darah tetapi ini adalah nubuat besar berkaitan dengan keselamatan (Ibr 10:1) – tubuh Kristus yang kita makan dan darah-Nya yang kita minum untuk pengampunan dosa setiap kali kita merayakan Perjamuan Tuhan (Mat. 26:26-26).

Terbukti kurban sembelihan yang dipersembahkan setiap tahun terus-menerus menurut hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan; justru oleh kurban-kurban yang dipersembahkan tiap tahun malah mengingatkan orang akan adanya dosa sebab darah lembu jantan dan darah domba jantan tidak dapat menghapuskan dosa (Ibr. 10:2-4,11). 

Itu sebabnya Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk melakukan kehendak Bapa-Nya dan menyediakan tubuh-Nya sebagai kurban penghapus dosa, pengganti persembahan kurban sembelihan yang tidak berkenan di hadapan- Nya (ay. 5-9). Mukjizat keselamatan ini menjadi yang terutama dan terbesar dari segala mukjizat yang diperbuat- Nya. Namun sayang oleh karena penghapusan dosa yang tidak mendalam sampai ke hati, orang Israel tidak tahu berterima kasih; sebaiknya, mereka masih suka mengomel saat menghadapi masalah hingga ingin kembali ke Mesir. 

Aplikasi: darah Yesus menyucikan sampai ke lubuk hati nurani sehingga kita dapat beribadah dan melayani-Nya sepenuh hati sebagai ucapan syukur kita. 

Tahukah persembahan tubuh Yesus Kristus menguduskan kita satu kali untuk selama-lamanya (ay. 10)? Dunia boleh menggoda agar kita berbuat dosa lagi tetapi kita tidak akan mudah terjatuh bila hati nurani kita telah disucikan sebab kita bukan miliknya dunia tetapi milik Tuhan dan Ia berdiam/bertabernakel dalam kita. 

Perhatikan, kematian Yesus menebus dosa manusia, kebangkitan-Nya mengalahkan maut kemudian Ia duduk selama-lamanya di sebelah kanan Allah menantikan saat di mana musuh-musuh-Nya dijadikan tumpuan kaki-Nya (ay. 13). Janji Allah tidak pernah gagal dan oleh kurban Kristus, Ia menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan-Nya (ay. 14).

Selanjutnya apa kata Asaf tentang orang fasik? “Tetapi kepada orang fasik Allah berfirman: "Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu padahal engkaulah yang membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku? Jika engkau melihat pencuri maka engkau berkawan dengan dia dan bergaul dengan orang berzinah. Mulutmu kaubiarkan mengucapkan yang jahat dan pada lidahmu melekat tipu daya. Engkau duduk dan mengata-ngatai saudaramu, memfitnah anak ibumu. Itulah yang engkau lakukan tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu. Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah supaya jangan Aku menerkam dan tidak ada yang melepaskan.” (Mzm. 50:16-22) 

Ternyata otak pikiran orang fasik menyelidiki Taurat, mulutnya berbicara tentang Firman Allah tetapi dengan mulut yang sama keluar kata-kata jahat, tipu daya dan fitnah bahkan menolak Firman-Nya. 

Introspeksi: apakah kata-kata apa yang keluar dari mulut kita saat di dalam gereja sama dengan di luar gereja (di rumah, sekolah, kantor, di masyarakat)? Sungguh Tuhan mau membawa perubahan pengertian akan kurban sembelihan, hanya kurban Kristus yang diperkenan Allah sebagai mukjizat keselamatan. Jangan fokus pada mukjizat-mukjizat jasmani seperti mukjizat pemulihan kesehatan, keuangan dll. karena semua ini hanya bersifat sementara selama kita di dunia ini! 

Perlu diketahui orang kafir tidak mengenal Tuhan seperti Firaun bertanya kepada Musa siapa itu TUHAN/YHWH. (Kel. 5:2). Disebutkan pula bahwa mereka melupakan Allah. Bagaimana seseorang melupakan Allah? Memang kita tidak dapat melihat Allah secara kasatmata tetapi Alkitab memaparkan siapa Dia juga semua perbuatan-Nya. Kita tidak akan pernah mengenal Pribadi ini kalau kita tidak mau dan tidak suka membaca Alkitab. Alkitab juga menyebutkan di akhir zaman banyak orang “mengaku” bernubuat demi Nama-Nya, mengusir setan demi Nama- Nya, melakukan banyak mukjizat demi Nama-Nya tetapi Tuhan menegskan bahwa Ia tidak mengenal mereka, pembuat kejahatan (Mat. 7:21-23).

Apa konsekuensi bagi mereka yang melupakan Allah dan menyangkal Firman-Nya? “Perhatikanlah ini, hai kamu yang melupakan Allah; supaya jangan Aku menerkam dan tidak ada yang melepaskan.” 

Tuhan bagaikan binatang yang siap menerkam sebab Ia adalah singa dari suku Yehuda (Why. 5:5). Selain menjadi Anak Domba (Paskah) sembelihan untuk kurban penghapus dosa, Ia nanti akan datang sebagai singa Yehuda yang berkemenangan melawan mereka yang melawan Firman Allah. Tuhan Yesus akan membunuh pendurhaka, antikristus, dengan napas mulut-Nya dan akan memusnahkannya ketika Ia datang kembali (2 Tes. 2:8-12).

Apa kata Asaf mengakhiri tulisannya? “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.” (ay. 23) 

Asaf mengatakan ‘persembahkan syukur” dua kali, yaitu:

  • “Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah….” (ay. 14) → Mazbah Kurban.
  • “Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;…” (ay. 23) → Mazbah Pembakaran Ukupan.

Perlu diketahui di dalam Tabernakel ada dua alat pengurbanan:

  • Mazbah Kurban Bakaran terbuat dari kayu penaga dilapisi tembaga (Kel. 27:1,6) untuk penghapus dosa → kurban keselamatan.
  • Mazbah Pembakaran Ukupan dari kayu penaga dilapisi emas (Kel. 30:1,3) untuk doa orang-orang kudus → kurban syukur bagi penyucian hidup.

Dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Kanaan, bangsa Israel yang tegar tengkuk harus mengalami masalah demi masalah untuk penyucian hidup. Mereka mengalami pehukuman (tembaga) supaya dosa dihancurkan untuk diampuni kemudian menaikkan ucapan syukur. 

Mazbah emas (Mazbah pembakaran ukupan) diperuntukkan bagi doa orang-orang kudus sementara Mazbah Kurban Bakaran untuk pengampunan dosa. Setelah diampuni berlanjut pada puncaknya untuk pencapaian doa sempurna seperti terulis dalam Wahyu 8:4-5, “Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang- orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah. Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu (dari mazbah emas – Red.), mengisinya dengan api dari mezbah (Mazbah Kurban Bakaran yang apinya tidak pernah padam – Red.) dan melemparkannya ke bumi.” 

Mazbah Perukupan Dupa yang berada di Tempat Kudus berkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus yang memuliakan Tuhan. Jadi barangsiapa mempersembahkan syukur, dia memuliakan Allah. 

Marilah kita memuliakan Tuhan dengan kurban syukur persembahan dari kehidupan yang telah disucikan oleh Firman-Nya setelah mengalami pengampunan dosa oleh kurban darah Anak Domba Allah hingga kita hidup berkemenangan oleh sebab perlindungan dari-Nya, singa dari Yehuda. Amin.