Shalom,
Tahukah kegiatan menyanyi itu memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan maupun untuk mental? Menurut kesehatan, saat menyanyi kita mengatur pernapasan membuat jantung dan paru-paru lebih sehat dibandingkan dengan orang yang banyak diam. Secara mental, menyanyi dapat menghilangkan stres, melepaskan beban, memperbaiki mood juga mengurangi dimensia karena berusaha menghafal lagunya.
Kali ini kita mempelajari Mazmur 45 yang ditulis oleh bani Korah, seorang pemazmur, pemimpin biduan, pemain musik, penjaga pintu, penyanyi di Bait Allah pada zaman Raja Yosafat. Banyak tulisannya di Kitab Mazmur berupa pujian dan puisi. Mazmur 45 ini disebut pula sebagai Mazmur Mesianik (bicara tentang Mesias yang akan datang) dan sering dinyanyikan dalam pernikahan raja di Israel.
Mazmur 45 ini ditulis sebagai nyanyian mempelai, pesan apa yang terdapat di dalamnya?
- Nyanyian mempelai berisi kata-kata yang indah (ay. 1-6).
“Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari bani Korah. Nyanyian pengajaran; nyanyian kasih. Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.”
Seorang juru tulis yang mahir pasti menghasilkan tulisan yang indah dari penanya. Kata-kata indah ini keluar dari lidah bibir kita dan orang lain dapat menikmatinya. Juga bibir yang senantiasa penuh kemurahan membuat hidup kita menjadi elok (ay. 3).
Dari mana kita dapat mengeluarkan kata-kata indah? Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati (Mat. 15:18- 19). Jadi kalau kita memilik hati yang indah/elok, kata-kata yang keluar dari mulut kita juga indah dan elok.
Introspeksi: kata-kata apa yang keluar dari mulut dalam keseharian hidup kita? Apakah kata-kata indah yang memberkati atau malah kata-kata yang melemahkan dan menyinggung perasaan orang di sekitar kita? Kita tidak mungkin hidup sendirian dan tidak berinteraksi satu sama lain; biarlah Tuhan memimpin kita untuk mampu mengeluarkan kata-kata yang saling memberkati.
Perhatikan, kata-kata indah penuh kemurahan juga mengandung kemenangan – menembus jantung musuh (ay.5-6).
Suatu nyanyian tentu berkaitan dengan lidah yang mengeluarkan kata-kata. Tahukah lidah yang kecil ini dapat mengendalikan kapal juga dapat membakar hutan yang besar (Yak. 3:4-5)? Dari lidah dapat keluar berkat dan kutukan (ay. 9); kalau kita tidak bersalah dalam ucapan, kita adalah orang sempurna yang dapat mengendalikan kehidupan kita sendiri.
- Nyanyian mempelai berisikan kebenaran dan keadilan (ay. 7-10).
“Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan melebihi teman-teman sekutumu.”
Ayat-ayat di atas ini dikutip oleh penulis Surat Ibrani dalam Ibrani 1:8-9. Tampak jelas sifat Mesianik dalam karakter raja tergambar dalam mazmur ini. Ini menggambarkan Pribadi Yesus – Raja di atas segala raja juga relasi antara Dia dan gereja-Nya. Tuhan juga bertakhta di atas pujian (Mzm. 22:4).
Karakter apa saja yang dimiliki oleh sang raja – Mesias?
- Ia memiliki takhta bersifat kekal,
- Perbuatan-perbuatan-Nya dahsyat – mengalahkan musuh dengan mudah tetapi tetap berperikemanusiaan, mencintai keadilan dan sangat membenci kefasikan.
- Dicintai dan dihormati oleh seluruh umat (ay. 18).
Nyanyian mempelai dalam Mazmur 45 merupakan ekspresi dari kehidupan kita – perjuangan untuk mencapai kebenaran dan keadilan. Dan Tuhan Yesus adalah teladan sempurna di dalam kebenaran dan keadilan sebab tidak seorang pun mampu melakukan kebenaran tanpa Kristus (1 Kor. 1:30). Hanya oleh Kristus, kita menjadi kehidupan yang dibenarkan dan dikuduskan.
Karakter benar dan adil tidak hanya dimiliki oleh seorang raja tetapi juga seorang pemimpin. Bukankah dalam kehidupan sehari-hari, kita adalah seorang pemimpin? Suami menjadi pemimpin dalam rumah tangga, istri memimpin anak-anak, mahasiswa STTIA juga calon pemimpin bahkan paling sedikit kita menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Pemimpin yang benar akan mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya.
Pemimpin di sini bukan berbicara soal posisi, jabatan, tugas kewajiban dll. tetapi tentang bagaimana dia melayani Tuhan di bidangnya masing-masing. Misal: bagaimana pemimpin di suatu perusahaan mempraktikkan kepemimpinannya bagaikan pelayanan kepada Tuhan. Kita dapat melayani Tuhan dengan baik bila kehidupan kita dekat dengan-Nya. Dan karakter kepemimpinan itu bersumber dari Tuhan yang memberikan kepercayaan kepada kita untuk memimpin dengan adil dan benar. Semua kepemimpinan di dunia berasal dari Allah. Itu sebabnya dalam doa syafaat kita mendoakan para pemimpin negara ini agar mereka mempunyai hati takut akan Tuhan.
- Nyanyian mempelai adalah nyanyian yang menyukakan (ay.11-16).
Keelokan karena memiliki kata-kata indah dan hidup penuh kebenaran serta keadilan menggairahkan hati raja (ay. 12). Kalau hati raja tergairah, kita diperkenan masuk ke dalam istananya (ay. 16).
Jadi untuk menjadi mempelai perempuan sang raja, dia harus melalui proses kehidupan yang dibenarkan diawali dengan memiliki kata-kata indah agar raja tergairah untuk membawa masuk ke dalam istananya dan ikut dalam perjamuan.
Aplikasi: hendaknya kita memiliki kata-kata indah dengan mengendalikan lidah bibir kita dan hidup dibenarkan oleh Firman Tuhan. Kehidupan semacam ini menyenangkan/menggairahkan hati Tuhan sehingga kita diperkenan masuk dalam Kerajaan-Nya yang kekal untuk ikut dalam pesta nikah Anak Domba.
Karakter apa yang diinginkan raja bagi mempelai wanitanya? (1). Sujudlah kepada raja (2). lupakan bangsa dan seisi rumah ayahnya.
Firman Tuhan menjelaskan bagaimana istri harus bersikap terhadap suaminya, yakni: istri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan (Ef. 5:22) dan meninggalkan ayah-ibunya untuk menjadi satu daging dengan suami. Ini menunjuk pada hubungan Kristus dan jemaat (ay. 31-32).
Jelas nyanyian mempelai pada Mazmur 45 menubuatkan pernikahan antara Kristus dan jemaat/gereja-Nya.
Apa yang ditulis oleh Bani Korah selanjutnya? “Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka menjadi pembesar di seluruh bumi. Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya.” (ay. 17-18) Kehidupan anak-cucu dan keturunan menjadi kesukaan atau disukai oleh raja.
Aplikasi: sebagai orang tua, kita berkewajiban untuk mengucapkan kata-kata indah dan terus melakukan kebenaran serta keadilan kepada anak cucu kita. Kita memberi teladan yang baik kepada mereka supaya mereka pun dicintai Tuhan, diberkati dan menjadi masyhur.
Sekarang kita mengerti bahwa nyanyian mempelai di Mazmur 45 menubuatkan hubungan kasih antara kita, calon mempelai perempuan, dengan Yesus, Mempelai Pria Surga. Untuk menjadi mempelai perempuan Tuhan, kita harus mengalami proses penyucian lidah agar berkata-kata indah, hidup dalam kebenaran dan keadilan yang dipraktikkan dari lingkungan terkecil lebih dahulu di keluarga dan meluas antarsesama. Kita saling memberkati dan menguatkan satu sama lain. Karakter semacam ini menyenangkan hati Tuhan, Mempelai Pria Surga, yang akan membawa kita masuk ke dalam Kerajaan-Nya yang kekal untuk merayakan pesta nikah bersama-Nya. Amin.