Shalom,
Hari ini kita merayakan hari kebangkitan Yesus setelah dua hari lalu (Jumat) kita merayakan hari raya Paskah (Passover = melewati) yang dirayakan oleh bangsa Israel untuk memperingati kelepasan mereka dari perbudakan bangsa Mesir. Sementara itu gereja Tuhan merayakan Paskah untuk memperingati Yesus yang menderita dan mati di atas kayu salib untuk menghapus/mengangkut dosa isi dunia (Yoh. 1:29 TB/TL) yang umumnya disebut Hari Raya Jumat Agung. Ia mati hanya sekali tetapi bangkit kembali dan menampakkan diri berulang-ulang kepada murid-murid-Nya selama 40 hari sebelum naik ke Surga. Ia bangkit dan hidup untuk selama-lamanya. Seandainya Yesus tidak bangkit, sia-sialah ibadah dan pengikutan kita kepada-Nya.
Kita telah mempelajari Mazmur 40:1-9 yang menuliskan bahwa Allah tidak berkenan pada kurban sembelihan dan kurban sajian. Apa kelanjutan tulisan Daud pada ayat 10-18? “Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya TUHAN. Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaan-Mu dan kebenaran-Mu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar. Engkau TUHAN, janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku, kasih-Mu dan kebenaran-Mu kiranya menjaga aku selalu!…..”
Di ayat-ayat sebelumnya Daud berbicara tentang “aku datang untuk melakukan kehendak Allah sebab kurban sembelihan tidak diperkenan oleh-Nya”. Kalimat nubuat ini digenapi di dalam pribadi Yesus yang mati untuk melakukan kehendak Bapa-Nya (Ibr. 10:5-9).
Kemudian Daud beralih hendak mengabarkan keadilan, kesetiaan, kebenaran, rahmat dan kasih Tuhan kepada jemaah besar. Bukankah ini menunjukkan suasana kebangkitan? Firman Tuhan sungguh luar biasa, menuliskan tentang kematian dan kebangkitan penuh sukacita.
Apa makna Paskah sesungguhnya?
Tentang Yesus yang bangkit bukan yang mati. Tentu kita mencari dan mengikut Yesus yang hidup dan bangkit bukan?
Kapan Daud berbicara kepada jemaah yang besar? Apakah dia waktu itu sudah menjadi raja? Atau belum menjadi raja dan sedang dikejar-kejar oleh mertuanya, Raja Saul? Sekalipun sudah menjadi raja, Daud juga dikejar-kejar oleh anaknya, Absalom. Dan sekeras apa kemampuan suaranya berbicara di hadapan jemaah besar? Namun ada satu Pribadi yang mampu melakukannya itulah Yesus yang dimahkotai kemuliaan dan hormat setelah bangkit dari penderitaan maut (Ibr. 2:9).
Sebenarnya Yesus – Firman menjadi manusia – tidak perlu mati. Allah juga tidak perlu repot-repot berbuat ini itu untuk menghukum manusia berdosa. Contoh: ketika Adam-Hawa jatuh ke dalam dosa akibat melanggar perintah Allah karena lebih memercayai bujukan si ular, Ia dapat saja membinasakan mereka kemudian menciptakan manusia baru atau langsung menyelamatkan mereka tetapi hal ini tidak dilakukan-Nya. Di zaman Nuh, Allah memusnahkan manusia dengan air bah setelah memberi kesempatan 120 tahun untuk bertobat. Hanya Nuh sekeluarga berjumlah delapan orang yang selamat. Bagaimana dengan kehadiran Yesus ke dunia? Yesus turun ke dunia melalui rahim Maria yang hampir diceraikan oleh Yusuf, tunangannya, tetapi Tuhan mencegahnya. Di usia 12 tahun, Yesus mengikuti Bar Mitsvah – ritual Yahudi yang ditujukan kepada anak-anak yang menginjak usia remaja. Di usia 30 tahun, Yesus mulai masuk dalam pelayanan selama ± 3½ tahun kemudian Ia mati disalib. Mengapa Yesus harus melewati semua ini? Mengapa Allah tidak langsung mengampuni manusia berdosa?
Perhatikan, rancangan Allah bukanlah rancangan manusia dan jalan-Nya bukanlah jalan kita (Yes. 55:8). Yesus ditetapkan mati untuk memimpin manusia kepada keselamatan. Memang Yesus mati tetapi bangkit membawa banyak orang kepada kemuliaan. Ia juga menguduskan mereka bahkan mengakui mereka sebagai saudara-Nya (Ibr. 2:9-11). Apa lagi yang dilakukan Yesus? “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," (ay. 12) Sangat jelas apa yang dikatakan oleh Daud (Mzm. 40:11c) digenapi dalam diri Yesus.
Aplikasi: hendaknya kita tidak menutup mulut saat berjemaah tetapi memuji dan memberitakan keadilan, kesetiaan, kasih dan kebenaran-Nya. Oleh sebab itu jangan merasa asing atau menyendiri saat beribadah tetapi saksikan bagaimana kita yang dahulu berdosa diangkat menjadi anak-anak Allah.
Apa dampak dari kebangkitan Yesus?
- Yesus bangkit bukan sekadar untuk menyatakan kuasa-Nya tetapi memberi jaminan kita yang lahir dari darah dan daging (manusia) menjadi anak-anak Allah (Ibr. 2:13). Bahkan untuk menyelamatkan manusia, Yesus menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka (lapar, marah, sedih dll.) supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut (ay. 14).
Aplikasi: kebangkitan Yesus menjadikan kita hidup baru menjadi anak-anak Allah. Kita tidak perlu takut mati sebab maut telah dilenyapkan oleh-Nya. Tahukah 27 Kitab Perjanjian Baru memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus? Oleh sebab itu kita tidak boleh memilah-milah dan lebih menyukai Kitab tertentu dibandingkan Kitab-kitab lainnya.
- Yesus membuat banyak tanda lain yang tidak tercatat dalam Kitab (Yohanes) supaya kita beroleh hidup dalam Nama-Nya (Yoh. 20:30-31).
Hendaknya kita beriman Yesus – Firman menjadi manusia – bangkit dari kematian agar kita beroleh hidup dalam Nama-Nya. Untuk itu marilah kita suka membaca Alkitab untuk menemukan Yesus yang bangkit. Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran Firman-Nya (Yoh. 16:13). Daud mengingatkan berbahagia orang yang suka merenungkan Firman Tuhan siang dan malam (Mzm. 1:1-2). Firman-Nya dekat yakni dalam mulut dan hati kita (Rm. 10:8).
Bila kita beriman pada Yesus yang bangkit, kita boleh menghadapi banyak masalah hidup tetapi kita tidak akan frustasi maupun depresi sebab Ia memberikan damai sejahtera melampaui akal kita (Flp. 4:7).
- Bila kita percaya Yesus bangkit dari antara orang mati, kita diselamatkan (Rm. 10:9).
Perhatikan, dengan hati orang percaya dibenarkan, dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (ay. 10). Sebagai orang percaya, kita berkewajiban menyuarakan/memberitakan kasih dan keadilan Allah di mana pun dan kapan pun agar banyak orang tertolong.
- Yesus yang bangkit akan datang kembali; Ia hidup selama-lamanya dan memegang kunci maut serta kerajaan maut (Why. 1:7-8; 17-18).
Kita tidak tahu kapan Tuhan memanggil kita tetapi percayalah di dalam Dia ada jaminan hidup kekal. Tahukah di dalam tangan Yesus ada kunci maut dan kerajaan maut/Hades? Orang fasik dan mereka yang tidak mengenal Tuhan merasa takut mati sebab mereka tidak tahu akan ke mana atau bernasib sama seperti orang kaya yang menderita sengsara di alam maut/Hades (Luk. 16:23). Beda dengan penjahat yang disalib di sebelah Yesus, di titik terakhir dia bertobat dan Yesus menjamin dia masuk Firdaus hari itu juga (Luk. 23:43).
Untuk apa Yesus memegang kunci maut dan kerajaan maut (Hades)? Satu kali kelak orang-orang mati akan dihakimi menurut perbuatan mereka. Maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya untuk diadili. Kemudian maut dan kerajaan maut bersama mereka yang tidak tercantum namanya di buku kehidupan akan dilemparkan ke dalam lautan api (Why. 20:11-15).
Aplikasi: kita harus memastikan nama kita tertulis dalam buku kehidupan milik Anak Domba yang duduk di takhta putih. Buku itu mencatat lengkap semua riwayat hidup kita sejak masih janin dalam kandungan hingga sekarang. Dan jujur tidak ada seorang pun yang baik (Rm. 3:12). Walau hati berkeinginan untuk berbuat baik, yang diperbuat malah yang tidak dihendaki yaitu yang jahat oleh sebab dosa yang diam di dalam kita (Rm. 7:18-20). Oleh sebab itu kita harus percaya hidup kita diubahkan oleh kebangkitan-Nya.
Mazmur Daud pasal 40 menubuatkan kematian Yesus yang membawa keselamatan dan kebangkitan Yesus yang membuat kita hidup berpengharapan akan masa depan. Karena Yesus bangkit dan hidup, kita mempunyai kekuatan, kesegaran dan kemenangan untuk memberitakan keadilan, kesetiaan, kebenaran dan kasih Allah hingga satu kali kelak kita tinggal bersama-Nya di Yerusalem baru sebab nama kita tercantum dalam buku kehidupan. Amin.